14.Dia yang berubah.

131 17 3
                                        

Esoknya Bargal serta Zahra memutuskan untuk kumpul di rumah Bian, kenapa harus rumah Bian? kata Calvin rumah Bian penuh dengan Bidadari, lagi kalo bukan ketiga adik perempuan Bian,  Sebenarnya seorang Biantara Ken-zo memiliki tiga adik perempuan, anak ke dua namanya Binartara Kerlin dia masih duduk di bangku kelas Sepuluh di SMA NH, Binar ini termasuk kedalam siswa yang tidak mau tersorot, Kalo kata Bian, ga ada darah-darah tenar di dirinya, bahkan dia menyuruh Bian untuk tidak mengaku nya sebagai Adik jika di sekolah, katanya sih itu cuman membuatnya repot jika harus di lempari pertanyaan yang tidak jelas dari teman sekelasnya yang masuk kedalam Woles.

Untuk yang ketiga dan keempat, Bian mempunyai dua adik kembar yaitu, Binkatara Kessya dan Bintatira Kessyi dua-duanyaa masih duduk di bangku sekolah menengah pertama tepatnya kelas delapan, jadi jangan aneh kalo misalkan Bian menjadi anak kesayangan sang Bunda.

Memang si Calvin isi kepalanya Ceweeeeeek terooosssss.

"Gue udah siap mau otw Bandung, malah ga jadi emang ga ada ahlak lo semua!" Maki Calvin sambil menatap semuanya jengkel.

"Ini hari minggu Calvin, kamu pikir dong Vin bakalan macet parah," Ketus Zahra sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Yaudah iya maaf beb,"

"MANA HP GUE?! GUE TELPON IVI SEKARANG, PANAS GUE JADI NYAMUK TERUS DARI TADI," Exsel berteriak Prustasi, lalu meraba-raba ponselnya di area kasur Bian.

"OGEB! HP LO DI KANTONGIN," Kata Devan, Exsel hanya tersenyum pepsodent.

"BAAAANG DI PANGGIL MAMAH, BUDEG!" Suara Seorang perempuan nampak menggelegar terdengar di kamar sebelah kamar Bian.

"BUUUUSEEET! LO GA ADA SOPAN-SOPAN NYA YA JADI ADEK, KENA AJAB LO KAYAK DI FILM-FILM!" Balas Bian sambil berdiri dari duduknya.

"Siapa Bi?," Tanya Zahra bingung

"Siapa lagi kalo bukan si markonah, lo semua bayangin gue ga ada sehari pun luput dari keributan sama tuh bocah," Gerutu  Bian sambil beranjak dari dari duduknya.

"Gue ga mau bayangin, masih ada yang lebih penting dibanding ngebayangin lo Bi," Aska berucap sangat santai dengan pandangn yang masih menatap ponselnya.

"Gimana lo aja deh Ka, pusing gue kalo lo udah ngomong bikin orang meleg!"

"CEPETAN ABANG MAMAH UDAH MANGGIL MULU," Bian menutup telinganya prustasi.

"IYAAAAA BINAAAAAAAAR CANTIK, IMUT KAYAK LUMUT KLOSET YANG DI BERSIHIN DEVAN KEMARIN!" Bian berteriak tak kalah lantang, Sambil berjalan menuruni anak tangga menuju dapur tempat mamahnya berada saat ini.

"Gue diem tetep aja kena," umpat Devan.

"Binar memang Cantik tapi Galak," Calvin berucap sangat enteng, padahal Zahra sudah memasang mimik wajah kesal.

"Jadi? kita harus gimana?" Tanya Exsel, tumben ni anak waras.

"Menurut Gue mending kita kepoin dulu sosial Medianya, kapan terakhir dia post kegiatannya, siapa si yang ga kenal seorang Jeffan? ketua Geng bahkan terkenalnya hampir sebanding sama lo Ka," Saran Calvin.

"Biar gue yang Cari," Devan mulai membuka laptop Bian dan mencari beberapa Akun instagram milik Jeffan, namun Devan mulai kewalahan, bahkan akun instagram Jeffan tidak ada dalam pencarian, akun fansbase pun tidak ada sama sekali, data-data maupun biodatanya tidak muncul dimana-mana . Ada apa dengan Jeffan?.

"Ini aneh, ga ada satu orang pun yang tau keadaan Jeffan sekrang bahkan medsos ga ada sama sekali yang tercantum nama Jeffan, gue kepoin ig  Altero cuman ada postingan kata-kata gugur nya Altero." Devan masih belum bisa menyimpulkan keadaan sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang