Aku lupa. Baru juga semalam berkata rindu, dan kini, sudah rindu lagi. Hahaha, memang kurang ajar, ia selalu datang tanpa tau waktu.
Inginku bertanya, ”Besok bisa ketemu? Tabungan rinduku sudah terlalu banyak, takut membludak, tidak muat. Jujur, terkadang ingin rasanya kubagi pada hati yang lain, tapi takut ketahuan, nanti kamu marah.”
Eh, jangan manyun, aku hanya memberi tau. Bukan serius. Seriusku, milikmu. Karena kalau aku diam dan kamu tau, pasti akan lebih marah. Katamu, ”Dasar pembohong!”
Lalu, sambungan telepon terputus.
Arii Trias, 16 Augustus 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedetik Rindu
Poetry#Menulissetiaphari . Selamat menikmati karya kecil tanpa besar ambisi, mari saling sapa mulai saat ini hingga nanti-nanti. . . Tujuan dari judul ini kutulis sesuai niatku sendiri demi bisa menulis setiap hari. Isi dari konten ini akan random, sepert...