₍₆₎

259 39 0
                                    

waktunya pulang sekolah. reira sekarang udah di boncengan keita. otw pulang.

"bang cepetan dikit dong kebelet guee."

samar samar keita berdecak, "ck kenapa harus kebelet sih? di indomaret aja ya? rumah masih jauh bego."

"ogah, kotor. maunya di rumah. makanya cepetan bang keii," rengek reira disertai suara kentut yang tersamarkan beat mber di sebelahnya.

kasian dengan adiknya yang keliatan antara hidup dan mati, keita ngegasin motornya.

tapi tau-tau bannya bocor. ada paku payung yang ketancep.

demi tuhan reira mau nyumpahin orang yang naruh paku itu di jalan. kalo reira cepirit kan bahayaaa.

"aduh bocor. mana tambal ban masih jauh. lo masih kebelet dek?" tanya keita sambil ngedorong sepeda motornya.

"masih lah! gimana nih? apa gue pesen gojek aje ye bang?"

belom sempet keita jawab, ada sosok yang berhenti tepat di samping mereka.

"eh, rei? bang keita?"

liat sosok yang nyapa, keita kaget, "lah haruto? ngapain lo disini?"

haruto nunjuk asal, "pulang sekolah. kan jalan pulang ini. rei kok bisa sama bang keita?"

"adek gue ini, gue jemput."

haruto nutup mulutnya dramatis efek kaget, baru nyadar juga dia kalo namanya reira sama keita mirip.

mukanya juga sih. sama sama tengil.

haruto jadi amaze.

dia masih kaget kaget seneng gimanaaa gitu, ternyata kakaknya rei itu temennya haruto sendiri.

iya, keita kan temen kelas rap haruto sejak SMP. ampe sekarang masih sering kumpul kumpul sih.

hm, sepertinya ada jalan.

kembali ke realita, haruto merhatiin kondisi motor keita, "bocor ya bang?"

keita ngangguk, terus ngelebarin matanya karena dapet ide. "ah iya, rei lo nebeng haruto aja gimana?"

wah

haruto rasanya mau sungkem sama keita. gila, dikasih jalan sama calon ipar. padahal haruto belom ada niatan modus loh hari ini.

#keitabestboy

sementara reira ngasih tatapan tajam dilayangkan ke keita, "mit amit ga mau lah gila aja lo bang. gue kan mau pesen gojek,"

"ntar cepirit tau rasa lo. aman kok sama haruto. udah bareng aja, kan gratis tuh dek. duit ojolnya lumayan buat tambal ban,"

walau berasa murahan dibilang gratis, haruto rapopo, malah cerah ceria gemilanh dia, "iya ayo rei bareng aku aja. yuk?"

"ngga—"

prettt

anjir udah diujung.

"IYA IYA GUE BARENG. BURUAN CEPET!" seru rei buru buru naik ke boncengan haruto. sebelum terjadi sesuatu yang ngga ngga kan.

mau gimana lagi.

kita harus memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin - rei

harutonya udah senyam senyum sendiri kaya badut ancol, pamit ke keita dan langsung gas. kecepatannya cuma 20km/jam.

bagus sih, menerapkan prinsip biar pelan asal selamat. tapi ga sepelan ini juga anjrit.

reira auto misuh misuh, "cepetan begooo. aduh ga tahan gue,"

denger itu, haruto ngomong agak kenceng, "kalo gitu aku ngebut, pegangan ya."

"najis pegang—WOY PARAH ANJIR NYARI MATI LO HAH?!"

ya tuhan.

haruto benar benar mendefinisikan ngebut dengan ekstrim. rambutnya rei ampe terbang. hari ini dia ga pake helm soalnya.

mau ga pegangan tapi takut mati,

ALAH MENDING MATI DARIPADA PEGANGAN HARUTO.

reira merem, sebisa mungkin nahan takut sama nahan berak.

ga berselang lama kemudian,

dari depan, haruto ngeraih tangan rei, ditarik lembut dan ditaruh di pundaknya pelan pelan.

"kalau ga mau di pinggang, di pundak aja gapapa. yang penting kamu ga jatoh."

eh?

---

turun dari motor sport haruto, rei ngedehem, "makasih, maaf ngerepotin," katanya sebelum berbalik otw masuk rumah.

anyway dia udah gajadi kebelet. semenjak pegangan di pundak haruto tadi sih. udah menghilang di telan angin.

"hey sini bentar," panggil haruto nahan reira.

reira muter badannya ke hadapan haruto, "kenapa? oh bayaran ya?" dia ngerogoh saku, ngeluarin duit dua puluh ribuan.

haruto ngegeleng, malah beralih ngambil tangan rei yang ga megang duit, "kalo ngapa ngapain itu hati-hati,"

di situ ada goresan yang cukup lebar, tadi abis pelajaran olahraga, reira jatoh pas lari dan kebetulan kesayat batu lancip.

haruto nyadarin itu pas liat tangan rei di pundaknya tadi.

"di rumah ada p3k? kalo ada langsung diobat, itu pasti belom kamu bersihin. ada tanah. takutnya infeksi,"

ngerasa aneh dengan perlakuan haruto yang ga biasa, rei narik tangannya canggung. "oke. lo balik sana kak. makasih ya,"

senyuman haruto terpasang, "sip. aku pulang dulu. assalamualaikum,"

"waalaikumsalam,"

ga berselang lama, motor haruto udah pergi dari pekarangan rumah rei.

reira pun masuk ke rumah.

sambil ngeliatin tangannya.














cometome(6)

hayoloh

Queen - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang