Bagian 1- Hak Milik

1.5K 114 117
                                    

Shall We?

Seorang wanita berjalan dilorong sekolah dengan dagu terangkat angkuh, mencoba tidak peduli dengan bisik di sekitar yang menusuk.

"Eh serius? dia sekarang adalah kekasih Oh Sehun?"

"Wanita sepertinya? Bahkan dimana letak bagusnya?"

"Ku dengar dia yang memaksa agar diterima dan mengancam bunuh diri."

"Uah.. murahan sekali dia, tidak tahu diri!"

Suara banyak orang bersautan beserta pandang yang menuding

Mustahil perkataan yang terlontar tidak didengarnya, sedang volume yang disajikan sengaja mereka keraskan.

Mengapa orang begitu suka menerka dan membuat kesimpulan sendiri tanpa tahu bagaimana keadaan yang sebenarnya?

Xi Luhan.

Ya wanita yang sedang berjalan angkuh dengan mulut terkatup rapat dan menjadi cibiran semua orang adalah dirinya.

Dia hanya jatuh cinta dan tersambut, tapi terasa begitu salah.

Apakah banyak orang yang tidak tahu, bahwa perasaan begitu sulit dikendalikan?

Datang begitu saja tanpa diundang  walau sekeras hati mencoba menyangkal.

Dia berada di tingkat 2 sekolah menengah.

Berada di jajaran kelas anak-anak yang tidak berguna dan beberapa orang lebih suka menyebutnya kumpulan para sampah.

Paling rusuh, sumber masalah dan suram masa depan.

Ya, karena dia bahkan tidak pintar, tidak cantik, hanya seorang yang seadanya dan biasa saja. Maka dari itu semua orang sangsi terhadapnya.

Sedang Oh Sehun adalah lelaki pintar dengan segudang prestasi walau ragam ekspresinya adalah nol. Karena dia hanya tahu bagaimana bersikap dingin.

Tapi entahlah, dengan sikapnya yang seperti itu malah memikat banyak wanita, dan bagi para lelaki di sekolah dia adalah panutan.

Pujian tak pernah surut seperti

"Wah.. Oh Sehun memang selalu sebersinar itu, lihat tubuhnya yang tinggi, atletis juga jangan lupakan wajahnya yang menawan."

"Siapa yang tidak tahu seorang bak adonis yang merupakan andalan, juga ketua Band di sekolah."

"Sepertinya Tuhan tersenyum ketika menciptakannya, bahkan tak ada cacat."

Dan banyak lagi kekaguman yang di lontarkan.

Luhan menarik nafasnya dengan keras saat mengingat semua itu.

Tapi kemudian langkahnya terhenti.

Lamunannya buyar.

Netranya tak bisa teralih begitu saja saat melihat dari celah jendela bagaimana Sehun yang berada di kelasnya, sedang duduk diatas meja dan berhadapan dengan seorang wanita. Cantik tentu.

Semuanya akan baik saja jika tak ada satu hal yang janggal.

Entah apa yang sedang mereka bicarakan sejak awal, tapi...

Samar terdengar...

"Yeri-ah, coba saja tubuhmu sedikit tinggi dari ini." ekspresi di wajahnya masih begitu datar, tapi tahu saja pandangan dan perkataannya membuat wanita didepannya tersipu.

Shall We? (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang