Bagian 13- Beautiful

584 88 113
                                    

Bukan seperti waktu lalu yang masa bodo tentang Luhan, Sekarang Sehun bak pemuja cinta nomor satu untuk wanita itu.

Setiap waktu istirahat tiba dia akan dengan sumringah menghampiri kelas Luhan dan mericuh disana.

Seperti saat ini, Luhan yang masih menyelesaikan hasil rangkuman pelajarannya harus terganggu dengan kedatangan Sehun.

Lelaki itu duduk menghadapnya di kursi depan, tapi Luhan tak ambil peduli, sudah cukup faham dengan kelakuan randomnya.

"Ayo makan Luhan.. Aku lapar." Kata Sehun sambil memainkan apapun yang ada dimeja Luhan, mencoba mengambil atensi.

"Duluan saja Hun-ah, aku masih lama, juga tak lapar." sahut Luhan acuh sambil terus menulis.

Lelaki itu kesal kemudian mengambil paksa buku yang sedang Luhan tulis hingga goresan tintanya merusak pemandangan.

Luhan mendeliknya dengan tajam tapi Sehun malah memberi cengiran dengan gigi rapinya.

Wanita itu melemparkan pulpen keatas meja keras kemudian bersandar pada kursi, dia menjadi malas.

"Oh ayolah sayang.. Jangan merajauk. Aku telaktir semaumu." Rayu Sehun berusaha mengambil jari lentik wanitanya.

Luhan masih mengamati dengan mata menuding tajam "Kau pikir aku semurah itu?" Jawabnya ketus.

"T-tentu tidak. Kau sangat berharga sayang." Sehun sebenarnya sedikit gugup, bebal saja dia memang idiot dengan kelakuannya.

Dengan tanpa izin kemudian dia menarik tangan Luhan dan membawanya sedikit berlari.

"Jangan berlarian di koridor!" Guru kesiswaan yang kebetulan berpapasan dengan mereka memperingati.

Keduanya otomatis memelankan jalan, dengan memberi sedikit bungkukan kepada guru itu.

Dengan Luhan yang memukul bahu Sehun menggunakan tangan kanannya, pukulan main-main, karena merasa malu di perhatikan.

Sedang tanpa sadar jarak mereka begitu dekat dengan satu tangan bergandengan juga spasi yang tak berjarak lagi. Berakhir keduanya cekikikan dan kembali sedikit berlari setelah melewati guru Kang, merasa dunia milik mereka berdua.

Membuat guru Kang hanya bisa menggeleng maklum "Dasar anak muda." Gerutunya.

Sesampainya di kantin mereka menghela nafas, bagaimana bisa kantin selalu menjadi ramai dan membuat mereka hilang nafsu makan di siang hari.

Keduanya berniat pergi ketika Baekhyun melambaikan tangan dan mengisyaratkan bangku yang tersedia, sedang Chanyeol dihadapan wanita itu hanya melanjutkan makan siangnya tidak mau peduli.

Kedua insan dimabuk cinta itu berakhir menghampiri duo kembar beda ibu disana.

Luhan menghampiri Chanyeol dan memukul belakang kepala lelaki itu, yang dipukul hampir memasukkan wajahnya di sup panas.

"Yak!" Chanyeol menyalak hampir bangkit dengan tatapan tajam pada Luhan.

"Apa!?" Kata Luhan tak kalah galak.

"O-oh Luhanie.. Hehehe ku kira siapa." Dia meringis. Tahu Luhan se-galak apa, dia tak mau mencari masalah.

Sedang Sehun dan Baekhyun hanya menjadi penonton, pun mendengus malas. Mereka. Sudah. Terlalu. Biasa.

"Yeollie... Kau mengabaikanku..." Kata Luhan sambil mencebik dan duduk disamping lelaki Park itu.

Dengan nada manja itu Luhan merengek dan meminta seluruh atensi Chanyeol.

Baekhyun pun Chanyeol terkekeh dibuatnya, sedang Sehun ternganga lebar.

"Apa ini? Menggemaskan sekali diaaa.. Tapi kenapa tidak pernah begitu kepadaku?" Ratapnya dalam hati.

Shall We? (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang