Bagian 8- Alright

564 94 109
                                    

Sehun telah sembuh dari sakitnya menimbulkan senyum lega pada wanita terkasih didepannya.

Sekolah masih menjadi tempat favorit untuk keduanya bertemu, saling melempar senyum dan kebahagiaan.

Luhan sampai lupa, apa alasan dia bersedih akhir-akhir ini dan Sehun sengaja lupa akan perilakunya yang sering menyakiti wanitanya.

Pada akhirnya mereka hanya ingin saling bahagia, di waktu ini. Saat ini.

Tanpa tahu sesuatunya tidak akan pernah berjalan mulus begitu saja. Karena cinta bukan hanya sekedar tentang bahagia, tapi bagaimana kau akan mengenal kata sedih, sakit dan terjatuh.

Kantin saat ini begitu ramai tapi itu bukan hal yang harus dihiraukan keduanya.

Seakan dunia milik berdua. Duduk berdampingan, merapat dan penuh canda tawa, tanpa ada kata canggung keduanya memperlihatkan perilaku aslinya.

Luhan yang menyantap makanannya dengan serampangan dan Sehun sebagai penonton tanpa rasa jijik pun malu memaklumi.

Menimbulkan decak iri semua perempuan disana. Bagaimana desis tak suka menguar begitu kental ingin menggantikan posisi seorang Xi Luhan.

Wanita Xi itu tahu seorang diujung sana memandangnya penuh benci dan mata menghunus tajam tapi dia hanya bersikap tidak peduli dan menyeringai, karena memang Sehun miliknya lalu apa yang harus ditakutkan dari seorang selingkuhan?

Selesai menyelesaikan santapannya mereka berdua bangkit untuk menuju kelas masing-masing dengan jalan beriringan.

Lalu Luhan dikagetkan dengan tangannya yang digenggam erat oleh Sehun secara tiba-tiba, kemudian melihat kearah lelakinya dan tersenyum cantik walau lelaki disana tak menampilkan raut berlebih.

Siapapun yang melihatnya akan tahu bahwa Xi Luhan itu sedang kasmaran, memerah malu di pipi dan bahagia.

Sehun melewati kelasnya bermaksud mengantar Luhan pada peraduannya di ruangan paling ujung, rusuh dan berantakan.

Teman sekelas kekasihnya melihat interaksi mereka dari jendela penasaran, perasaan kentara kiranya apa yang telah terjadi sedang diwaktu lalu Sehun begitu dingin.

Ya, orang-orang yang menyetujui dua pasangan itu hanya teman sekelas Luhan.

Mereka begitu solid dan menyenangkan. Bahkan memberikan godaan rusuh sehingga menarik perhatian yang lain dan membuat Luhan semakin memerah malu.

Kemudian Baekhyun datang dan bersandar di pintu memberi seringainya "Akhem.. tuan dan Nyonya Oh, mohon mengerti ini masih di lingkungan sekolah, jadi jangan menjadi contoh tidak baik." katanya tanpa berdosa, dan menarik tangan Luhan begitu saja.

Xi Luhan meringis antara tidak rela genggamannya terputus atau kesal karena temannya tidak tahu situasi.

Sedangkan Sehun hanya mengangkat bahu acuh kemudian mengusap kepala Luhan sebentar dan pergi begitu saja.

Tentu orang-orang disana masih ternganga heran sekaligus kentara cemburu.

Cemburu yang bisa dibilang menginspirasi, karena mereka ingin kisah cinta serupa yang manis dan menyenangkan.

Berbeda dengan Luhan yang sedang tersipu malu digoda habis-habisan dan di selamati oleh teman sekelasnya, Sehun kembali ke kelasnya dan kemudian duduk di bangku yang ada disana, berkumpul dengan teman-teman lelakinya.

Hanya mendengarkan bagaimana temannya berceloteh ribut sedang dia memperhatikan satu wanita yang selalu terlihat malu tapi tertarik padanya.

Bagaimana mata disana selalu mencuri pandang, juga senyum bentuk hatinya yang tersungging apik,  Sehun tahu betul wanita itu tertarik.

Shall We? (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang