Bagian 11- Kebenaran

620 91 68
                                    

Shall We?

Sehun tidak benar menyusul wanitanya karena dia memilih menjadi seorang penguntit.

Mengikuti Luhan yang menggunakan bis dengan mobil mahalnya.

Tentu saja dia legal, bahkan dia sudah mendapatkan ijin mengemudinya disemester pertama kelas dua menengan atas.

Luhan menuruni bus, kemudian  berjalan dengan perlahan menuju rumah sewanya. 

Ratusan tangga bahkan bukan perkara besar bagi wanita itu, sedang dia sudah terbiasa.

Sehun mengikutinya dibelakang, sedikit memberi jarak, setelah memarkir mobilnya di area perumahan dekat halte.

Dia hanya tak mau terlalu dekat dan membuat Luhan ketakutan apalagi menyadari dirinya ada. Mau di taruh dimana mukanya ketahuan menguntit?

Luhan menghentikan langkahnya ketika dikejutkan oleh seorang wanita yang sedang berdiri ditangga halaman gedung sewanya, dengan raut yang bisa dibilang khawatir.

Bahkan wanita itu berjalan mondar mandir dengan kedua tangan saling meremat didepan dada.

Luhan mendekatinya "Baekhyun! Sedang apa ka-" Tidak sempat menyelesaikannya karena satu tubrukan beserta pelukan dia dapatkan.

"Oh astaga. Mengapa kau tak mengangkat panggilanku? Aku khawatir setelah mendengar dari yang lain apa yang terjadi padamu sore tadi." Baekhyun melepaskan pelukannya dan meraba bagian lengan Luhan, memiringkannya kanan kiri memeriksa apakah temannya baik saja ataukah ada luka.

"Yaampun syukurlah kau baik. Maaf aku tidak bersamamu sore tadi. Kau tidak ingin pulang bersamaku sih jadi saja terkena karma." Baekhyun mencoba untuk tidak terlalu serius, tidak mau membuat temannya semakin sedih. Karena dia yang paling tahu siapa lelaki itu dan seberapa fatalnya untuk Luhan.

Luhan terkekeh sebelum kemudian mendung diwajahnya muncul

"Oh baby.. aku disini. Semuanya akan baik saja." Baekhyun mengusap pipi Luhan dengan lembut, setelahnya kembali memeluk dan memberi usapan dipunggung wanita Xi itu.

Menenangkan.

"Baek... Baek.. dia.. dia kembali. Aku takut. Juga tidak bisa begitu saja mengatasinya sendiri, sehingga aku kembali panik. Kata maafku pun tidak pernah mau keluar seberapa besar aku mencoba dan dia meminta. Sakitnya masih aku rasakan Baek.." isak Luhan kentara sakit.

Dia menahannya sejak tadi, untuk tidak mengucapkan keresahannya. Tapi Baekhyun adalah pengecualian. Bagi Luhan, Baekhyun berarti dunia.

Dia tidak akan sungkan menangis ataupun merengek pada wanita cantik itu.

"Kau akan baik... percaya padaku. Kau akan baik setelah ini. Ada aku, Chanyeol juga Sehun yang akan melindungimu Lu." Tenang Baekhyun yang kemudian diangguki Luhan.

Pelukan keduanya mulai merenggang, Baekhyun sesekali merapikan rambut serta jejak air mata milik sahabatnya. 

Sebelum pergi menuju kamar nyaman milik Luhan, Baekhyun melihat lurus kearah Sehun yang setia berdiri sedikit jauh dibelakang Luhan, mematung mendengar apa yang keduanya bicarakan.

Baekhyun memberikan tatapan seakan mengatakan "Tunggu, aku akan memberi jawaban untukmu" dan seakan mempunyai kekuatan telepati Sehun meng-amininya dengan memberi anggukan.

Kedua perempuan itu menuju kamar milik Luhan yang mana berada di lantai atas sehingga harus menaiki tangga. Tak ada lift saat ini hanyalah perumahan biasa.

Setelah satu jam berlalu, Baekhyun kembali ke halaman dan menghampiri Sehun yang sedang bersandar di tembok pun kedinginan, kemudian keduanya berjalan menuju taman disekitar, duduk di ayunan yang tersedia.

Shall We? (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang