Shall We?
Apa yang disemogakan Sehun tidak terjadi.
Semua orang sudah kembali keperaduannya sehingga tak ada satupun yang bisa dimintai tolong untuk sekedar membuat Luhan yang tak sadarkan diri menjadi pulih.
Keputusannya menjadi bulat, untuk menghubungi supir pribadi dan membawa wanitanya kerumah megahnya.
Satu hal baik dan membuatnya berani adalah karena sang ibu sedang menemani ayahnya ke luar kota.
Tak lama pak Kang selaku supirpun datang.
Luhan masih tak sadar berada didekapan lelakinya di kursi halte.
Sehun segera memasuki mobil bagian penumpang di belakang dengan Luhan berada di gendongannya, tidak mengijinkan tuan Kang sekedar membantu.
Tidak ada yang boleh memegang Luhannya selain dirinya.
Luhan masih dibiarkan begitu rapat berada di pelukannya. Kedua tangan Sehun bahkan sangat sibuk.
Tangan kiri mendekap pinggang sang kekasih sedang yang kanan merapikan anak rambut, sesekali mengusap keringat di dahi wanitanya dengan sayang juga memberikan banyak kecupan di pelipisnya. "Kau kenapa sebenarnya Luhan-ah?" ucapnya lirih, kemudian dengan kedua tangannya ia semakin mengeratkan pelukannya.
Sesampainya di rumah, Sehun segera menuju lantai dua dimana kamarnya berada, membaringkan Luhan dengan perlahan.
Setelahnya bergegas menuju dapur untuk menyipkan air dan handuk untuk mengkompres karena wanitanya terserang demam.
Sehun berpikir memang setakut apa Luhan hingga bahkan membuka mata saja seolah enggan, sedang terlihat jelas seperti mimpi buruk menghampirinya.
Mengganti pakaian yang lebih nyaman Sehun lakukan untuk dirinya.
Sedangkan untuk Luhan dia tetap membiarkannya dengan seragam, Oh Sehun hanya tidak mau lancang sekalipun itu dilakukan asisten rumah tangganya yang perempuan.
Tubuh Xi Luhan masih hak wanita itu sekalipun kesadaran direnggut.
Sehun meninggalkan wanitanya untuk memesan agar bagian koki di rumahnya memasakkan sesuatu yang akan membat kenyang setelah nanti Luhan tersadar.
Setelah selesai dengan perintahnya, ia kemudian kembali untuk memantau Luhan yang bahkan tak nyaman dalam tidur.
Dia berjalan kembali ke kamarnya, menemukan Luhan yang sedang kebingungan dan bersandar di kepala ranjang.
"Kau baik Lu?" tanyanya sembari menghampiri dan mengusap tangan wanita disana, memberinya sedikit genggaman untuk menguatkan.
"Hm." hanya gumaman yang diberikan, sedang matanya kembali berkaca-kaca
"Kau kenapa hum?" tanya Sehun dengan lembut, kemudian memeluk wanitanya erat. Sedangkan Luhan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Sehun. Kenangan buruknya kembali berdatangan. Ini yang tidak pernah dia suka ketika seorang itu datang.
Air matanya luruh. Menjadi lemah dan membutuhkan perlindungan bukan dosa besar dan Luhan sebagai wanita yang sering bersandiwara dengan kalimat 'kuat' nya sekarang membutuhkan seseorang untuk menenangkannya, dan Sehun adalah jawabannya.
Sehun merenggangkan pelukannya, mengusap air mata di pipi wanitanya. "Menangislah. Setelah ini jangan ada lagi air mata kesedihan di matamu. Aku disini Hannie. Kau akan baik saja." kalimat penenang diberikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Shall We? (HUNHAN VER)
Fanfiction(COMPLETED) Aku hanya jatuh cinta kemudian tersambut, tapi entah mengapa segalanya terasa salah.- Xi Luhan GS!!!