Bagian 9- Rain

550 97 102
                                    

Desas-desus di area sekolah memang selalu menyebar dengan cepat, mengalahkan kilatnya cahaya.

Orang-orang memandang Luhan seakan iba, tapi beberapa menghakimi.

Satu diantaranya menyumpahi memang itu yang seharusnya wanita Xi itu dapatkan. Tanpa Sehun disisinya.

Keadaan bermula ketika kelas Sehun sedang berolahraga.

Kyungsoo yang pingsan karena sakit dan memaksa olahraga, membuat semua orang panik tak terkecuali Sehun yang berakhir menggendong bridal wanita Do itu menuju UKS.

Menggiring semua orang untuk beropini dan memuaskan hasrat pribadi.

Kalian tidak lupa kan? Bahwa seluruh sekolah termasuk guru membanggakan wanita Do itu.

Teman sekelas Sehun tahu kejadiannya, tapat juga di depan mata mereka.

Bagaimana khawatirnya, bagaimana bingungnya Sehun ketika mendapati Kyungsoo tergeletak tanpa tenaga beberapa waktu lalu.

"Kau sudah sadar?" Sehun membantu Kyungsoo untuk duduk di ranjangnya, raut khawatirnya masih kentara

"Ya aku baik. terima kasih." balas Kyungsoo dengan senyumnya. Dia bersyukur bahwa Sehun peduli padanya.

"Apa ku bilang tentang semalam untuk tidak dulu masuk sekolah, Kyungsoo? Oh astaga, kau dan keras kepalamu itu." Sehun menggerutu kesal sambil menjitak main-main dahi wanita di depannya dengan senyum kecil.

Oh Sehun seakan lupa apa yang dikatakan dan dirasakannya tempo hari tentang Luhan yang mulai mengambil alih atensi.

Kyungsoo begitu sulit untuk diabaikan begitu saja. Pintar, cantik, membuat damai.

Kedekatan mereka bahkan semakin menjadi, handphone dan pesan menjadi satu paket yang tidak pernah mereka lewatkan.

Parahnya dengan Luhan yang sejatinya adalah kekasihnyapun, Sehun tak pernah se-intens itu.

Luhan ada diluar UKS, menatap tajam juga sedih tentu. Dia berpikir apa mungkin ini akhirnya?

Batasnya untuk bertahan kemudian menyerah?

Jujur dia lelah.

Sekuat apapun dia di awal, keadaan dilapangan membunuhnya perlahan.

Bagaimana banyak yang tidak merestui menambah beban tersendiri, juga saingannya merupakan wanita yang punya derajat tinggi dengan sendok emas di tangan, serupa dengan Sehun, lelakinya.

Tidak sepertinya.... Yang bahkan tak banyak tahu tentang siapa orang tua aslinya.

Menarik dan membuang nafas sekali, Luhan kemudian memutuskan masuk kedalam UKS.

Mengejutkan kedua insan disana yang sedang saling memandang penuh kehangatan..

"Ekhm. Kau sudah sadar Kyungsoo? Bisa aku berbicara dengan Sehun-Mu sebentar? Ini tak akan lama." Luhan mengucapkannya tanpa emosi berlebih, tapi Sehun yang mendengarnya merasa sakit ditelinga, juga kerutan dikening tanda dia tak suka dengan kata yang ditekankan oleh Luhan.

Kyungsoo gugup tapi dia memberikan anggukan dan tersenyum tipis.

Luhan mengisyaratkan Sehun untuk mengikutinya setelah kemudian berhenti, mematung dalam posisi memunggungi.

Bagaimana dengan jelas dua insan dibelakangnya masih saling memadu untuk sebuah perhatian. "Aku sudah memberi tahu keluargamu, supirmu akan datang tak akan lama, jadi tunggu dan istirahatlah." Bahkan sebelum beranjak, Oh Sehun mengusap kepala Kyungsoo lembut.

Luhan jelas melihatnya dari ekor mata. 

Tak mau ambil pusing lebih lama. Luhan kemudian berjalan dan tak lama Sehun mengikutinya, menuju atap sekolah.

Shall We? (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang