Happy reading 🌹
💃💃💃💃💃
Elle melangkahkan kaki memasuki rumah Clemira dengan tergesa. Suara heels yang dipakainya terdengar sangat jelas menggema di setiap sudut rumah. Dari semalam, kepalanya serasa akan meledak. Banyak pesan dan telepon masuk dari rekannya yang berprofesi sebagai wartawan dan reporter, hanya untuk menanyakan kabar mengenai kedekatan sepupunya dengan seorang atlet basket yang sedang naik daun. Tentu saja gosip itu mendadak heboh saat ada yang memotret kebersamaan Clemira dan Kenzo di hall basket Senayan, kemudian berlanjut pergi berdua menuju Sarang Dance School.
"Selamat pagi, Nona yang bikin gue pusing tujuh keliling dari semalem," sapa Elle sarkas saat membuka pintu kamar Clemira.
Clemira yang baru saja membuka mata, menggeliat. Dikuceknya kedua mata dengan malas. "Ada apa, sih?" tanya Clemira dengan suara serak.
"Bagus. Gue dari semalem nggak bisa tidur. Sementara lo tidur dengan nyenyak habis kencan sama atlet itu," ujar Elle seraya menyibak selimut yang membungkus tubuh Clemira.
"Kencan apaan? Gue sama dia cuma temenan."
"Mau pacaran atau cuma berteman, udah terlanjur masuk akun gosip, jadi lo harus siap-siap kalau sewaktu-waktu diserbu sama wartawan."
Clemira sontak bangun dari posisinya. Ia menghela napas panjang. Tebakannya benarz Dirinya dan Kenzo pasti akan masuk ke dalam akun gosip dan ramai di sosial media. Aduh, bagaimana jika Kenzo merasa terganggu dan tidak nyaman akan hal ini? Ia bisa bersikap masa bodoh jika berhadapan dengan wartawan di luar sana. Namun, bagaimana dengan Kenzo? Apakah laki-laki itu bisa bersikap masa bodoh juga?
"Lo ke sini pagi-pagi, cuma mau bahas ini?" tanya Clemira kemudian.
"Nggak. Gue mau tanya hal lain."
"Apa?"
"Gue ketemu sama Meta. Dia cerita, katanya habis ketemu lo dan tanya ke gue lagi soal alasan lo nolak gabung ke Black Swan," kata Elle. "Dia masih heran, kenapa lo tolak mulu dan malah lebih milih ngajar di studio yang nggak prospek sama sekali buat ke depannya. Lagian, siapa yang nggak mau masuk ke Black Swan? Di saat yang lain mati-matian latihan buat bisa diterima, lo buang kesempatan itu. Cuma lo satu satunya yang nolak mereka, Clemira."
Clemira menghela napas panjang. Jujur, ia sudah bosan dengan topik ini. "Lo tahu alasannya, Elle. Kalau pun gue masuk, nggak akan bertahan lama. Gue nggak mau setengah-setengah. Kalau cuma setengah-setengah, mending nggak usah sekalian."
"Iya, sih ... tapi ...."
"Mending gue seriusin main piano aja daripada masuk Black Swan," lanjut Clemira.
"Itu dia, Cley. Gue yang tahu alasannya. Sementara Meta nggak tahu apa-apa. Kalau emang itu keputusan lo, kenapa nggak bilang ke Meta alasan sebenernya? Dengan jujur, Meta pasti akan sangat mengerti dan nggak akan kejar-kejar lo lagi."
Clemira menggeleng pelan. "Gue nggak bisa. Gue nggak mau orang-orang jadi memandang gue beda. Gue mau hidup normal aja, kayak lo, juga Hugo, tanpa jadi headline di majalah-majalah dengan berita nggak mengenakkan. Gue udah cukup seneng dengan masuknya berita gue di majalah sebagai pianis, gue nggak mau masuk majalah dengan berita yang lain. Biar aja orang ngecap gue sombong karena nolak Black Swan. Gue nggak keberatan dengan itu."
Elle mengembuskan napas, seolah ikut merasakan beban yang dirasakan Clemira. Ia sangat mengerti. Ia tidak bisa memaksa begitu Clemira memutuskan dan menghormati apa pun keputusan Clemira.
"Terus ... soal Kenzo? Lo deket sama dia. Apa Kenzo nantinya juga nggak berhak tahu?" Elle bertanya to the point.
Clemira menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DESTINY (TERBIT)
RomanceClemira, seorang balerina berbakat yang sudah lama menjadi secret admirer Kenzo, atlet basket keren andalan Garuda Jakarta. Ia berpikir jika selamanya akan seperti itu. Namun, sebuah kejadian di depan toilet kampus menjadi gerbang kedekatan mereka. ...