Chapter 24

889 127 20
                                    

The real konflik dimulai sekarang! 😂

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Hugo mengikuti Clemira memasuki salah satu kafe mewah yang terletak di Jakarta Selatan. Clemira bersikeras ingin pergi sendiri, tetapi Marcel tidak mengizinkan kalau tidak diantar Hugo. Untung saja Hugo tidak ada acara setelah pulang dari rumah sakit. Maklum, sebentar lagi laki-laki itu akan selesai koas dan menjalani ujian negara.

"Gue mau bicara empat mata sama Kak Meta. Lo pesen meja sendiri, ya."

"Iya, gue tahu," sahut Hugo santai.

Clemira mengacungkan jempol, lalu melambaikan tangan pada Hugo. Gadis itu berlari kecil menghampiri Meta yang duduk di sudut ruangan.

"Kak Meta ... maaf, udah nunggu lama, ya?" sapa Clemira saat melihat Meta memainkan ponsel.

Perempuan cantik itu mendongak lalu tersenyum lebar melihat Clemira datang. "Oh, hai! Nggak, kok. Palingan baru sepuluh menit. Duduk Cley," katanya mempersilakan Clemira untuk duduk.

"Kamu sama siapa?" tanya Meta.

"Tuh, dianter Hugo," sahut Clemira seraya menunjuk Hugo yang duduk cukup jauh dari mereka.

"Kenapa nggak diajak duduk di sini aja? Kasihan banget duduk sendirian di sana."

Clemira tersenyum. "Dia nggak mau ganggu obrolan kita katanya," jawab Clemira. "Jadi, ada apa Kak Meta ajak aku ketemuan?" Clemira membuka obrolan setelah ia memesan minuman.

Meta tersenyum lalu menegakkan punggungnya. "Aku tahu, kamu udah bosen sering aku tanyain soal ini. Tapi ... i swear, ini akan jadi terakhir kalinya aku tanya hal ini ke kamu."

Clemira menatap Meta tanpa berkedip. Aduh, mengapa berbicara dengan Meta kali ini membuat detak jantungnya bertambah cepat, ya?

"Enam bulan lagi akan ada kompetisi balet di Los Angeles. Kompetisi terakhir Black Swan buat tahun ini. Kamu tahu kan, kompetisi kita di sana nanti sangat bergengsi.

"Aku mau tanya ke kamu sekali lagi. Only one time. Setelah ini, aku nggak akan tanya lagi ke kamu. Apa kamu nggak ada keinginan sedikit pun untuk gabung ke Black Swan?" tanya Meta.

Clemira menghela napas panjang. "Rasa ingin itu ada, Kak. Tapi aku nggak bisa."

"Kenapa? Kamu berbakat, Clemira. Selain piano, dunia kamu ada di balet, jadi seorang penari. Terlebih, kuliah kamu udah selesai. Atau ... kamu nolak gabung Black Swan lagi, karena mau lanjut S-2?

Clemira menggeleng. "Untuk saat ini, aku belum ada rencana untuk lanjut kuliah."

Meta menghela napas panjang. Berbicara dengan Clemira ternyata membuat kepalanya pening. "Aku nggak tahu apa alasan kamu yang sebenernya, kenapa selalu nolak. Sekarang gini ... aku kasih tawaran ke kamu. Kalau kamu nggak bersedia gabung untuk seterusnya, aku nawarin untuk gabung sekali aja dalam kompetisi terakhir tahun ini. Kamu sebagai main dancer. Ms Claire berharap banyak sama kamu, Cley."

Ou-Em-Ji!

Perkataan Meta barusan benar-benar menghantam kepala Clemira. Kompetisi bergengsi di Los Angeles sebagai main dancer? Bahkan, Ms Claire, pendiri Black Swan saja sampai turun tangan? Dirinya akan mendapat posisi utama yang diincar semua balerina?

"Tolong, kali ini kamu harus pikirkan matang-matang. Akan ada beasiswa untuk pemenang."

Clemira terdiam, terlihat berpikir keras. Ia menunduk seraya meremas jemarinya.

LOVE DESTINY (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang