Chapter 21

899 126 8
                                    

Hai! Kisah ini udah sampai di setengah perjalanan. Apa kesan & pesan kalian yang udah mengikuti kisah ini?

Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰

Happy reading 🌹

💃💃💃💃💃

Tidak ada clue dari Kenzo ke mana ia akan mengajak Clemira hari ini. Laki-laki itu hanya berpesan agar Clemira tidak memakai heels dan wajib memakai pakaian hangat.

Tentu saja pesan dari Kenzo membuat Clemira bertanya-tanya. Namun, gadis itu berusaha mengabaikan. Mungkin saja semua ini Kenzo lakukan untuk memberi kejutan. Akhirnya, Clemira memakai dress selutut dibalut jaket kulit hitam dan flat shoes berwarna krem senada dress-nya.

"Ken, kita mau ke mana?" tanya Clemira.

"Lihat aja nanti." Kenzo tersenyum misterius.

"Naik motor ini?" tanya Clemira saat menatap sebuah motor trail yang berada di hadapannya.

Kenzo tersenyum. "Yes. Kita bakal naik motor ke sana. Aku mau nunjukin ke kamu, tempat yang indah banget. Aku yakin, kamu belum pernah ke sana."

Clemira terdiam. Kenzo sama sekali bukan tipe laki-laki yang suka mengumbar kata-kata romantis. Namun, sekali melakukan sesuatu, benar-benar membuatnya meleleh. Kenzo memang penuh kejutan.

Sebelum menaiki motor, Clemira menatap wajah Kenzo. Jantungnya berdetak tidak karuan. Jika boleh memilih, lebih baik ia menaiki motor gede seperti biasa. Menaiki motor dengan boncengan super kecil seperti ini, membuat bulu kuduknya berdiri. Apakah aman mengendarai motor trail dengan berboncengan?

Clemira berusaha mengusir rasa takutnya. Ia harus percaya pada Kenzo. Laki-laki itu tidak akan membuatnya dalam bahaya. Kenzo berani mengajaknya berboncengan mengendarai motor trail, pasti laki-laki itu tahu dirinya akan aman.

"Cley, kok bengong? Kamu takut?"

Clemira tersentak. "Sedikit .... Aku belum pernah naik motor begini." Clemira berusaha menutupi ketakutannya.

Kenzo tersenyum. "Nggak apa-apa. Percaya, ini bakal seru. Aku jamin, kamu nggak akan pernah lupa sama hari ini. Kamu pegangan aku yang kuat ya!"

Tidak ada pilihan lagi. Clemira hanya bisa berdoa semoga tidak ada kejadian buruk yang terjadi karena mengendarai motor trail. Sepanjang perjalanan, ia terus memejamkan mata dan memeluk Kenzo erat. Awalnya ia merasa takut, jari tangannya memutih. Ia menenggelamkan wajahnya di punggung Kenzo karena ketakutan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia bisa menikmatinya. Menikmati saat angin menerpa tubuhnya. Terlebih, ia memiliki punggung dan bahu Kenzo sebagai sandaran.

"Masih jauh nggak?" tanya Clemira di balik bahu Kenzo.

"Bentar lagi. Udah deket banget."

Clemira menoleh ke arah kanan kirinya, ingin tahu ke mana Kenzo membawanya hari ini.

"Ken? Ini ...." Clemira speechless.

Clemira sama sekali tidak pernah menyangka Kenzo akan membawanya ke Puncak Bogor. Jujur, tidak pernah sekali pun ia membayangkan akan menaiki motor dengan boncengan super kecil tersebut bersama Kenzo dari Jakarta menuju Bogor. Rasa khawatir dan takut itu terbayar saat mereka sampai di tempat tujuan dengan selamat.

"Indah banget," gumam Clemira.

Beberapa saat kemudian, Kenzo menghentikan motor dan mempersilakan Clemira untuk turun. Mereka berjalan melewati pos untuk membeli karcis.

LOVE DESTINY (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang