3. Put off

5.7K 536 31
                                    

Malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam....

Follow authornya.

Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate bintang kecil di pojok kiri bawah layar ponsel kalian.

Selamat membaca.

Yang berbahaya adalah kata-kata pujian namun dibaliknya terdapat motif untuk menghancurkan. Karena sebagian manusia menghancurkan manusia lain melalui pujian palsu.

Chapter 3

Put off


Crystal menggertakkan giginya diam-diam. Sikap sombong pria itu membuatnya jengkel. Ia menurunkan kakinya ke lantai, perlahan ia bergerak mendekati pria yang sedang menatapnya dengan tatapan lapar.

"Lepaskan pakaianmu," perintah pria itu dengan nada dingin.

Crystal menghentikan langkahnya. Ia melirik ke arah pintu. Gamang.

"Tidak akan ada orang masuk ke ruangan ini kecuali aku mengizinkan."

Kelegaan membanjiri pikiran Crystal, ia tidak perlu mengkhawatirkan orang yang mungkin mengganggu aktivitas mereka. Ia menghirup udara semampunya agar ia tidak mengalami sesak napas menghadapi pria arogan yang jelas akan melecehkannya. Tetapi, mengingat balas dendamnya kepada Jack dan Tian, Crystal harus menelan penghinaan pria di depannya.

Ia membuka satu persatu kancing piama rumah sakit, membiarkan kain itu meluncur bebas di kakinya.

Pria itu tersenyum puas melihat Crystal yang berdiri di depannya tanpa mengenakan apa pun. "Tubuhmu lumayan juga."

Crystal nyaris menggigil karena hawa dingin menghampiri kulitnya ditambah rasa canggung yang melanda perasaannya.  Meski ini bukan pertama kali ia bertelanjang di depan pria, tetapi tidak di depan pria asing. Apa lagi pria itu masih mengenakan pakaian lengkap, sangat tidak adil.

Dengan gerakan perlahan pria itu bangkit, mendekati Crystal, lalu berjalan memutari Crystal sementara matanya seperti seekor singa yang sedang menatap kelinci yang akan disantap mentah-mentah.

Ia berhenti tepat di depan Crystal, mengulurkan tangannya, lalu ujung jemarinya menyentuh kulit pundak Crystal. Perlahan-lahan turun kebawah mengikuti lekuk dada Crystal yang sempurna hingga sampai di kulit perut dan mengusapnya.

Perlahan ia menggerakkan telapak tangannya ke atas meremas dada Crystal yang kenyal, gerakannya sangat sensual dan menggoda sementara matanya menatap bibir Crystal. Lapar.

Crystal menahan napasnya, ia bahkan nyaris lupa bagaimana caranya menghela napasnya karena sentuhan pria itu membuat seluruh sel-sel di dalam tubuhnya menjerit dalam suka cita, suhu tubuhnya bertambah hingga darah yang mengalir di nadinya terasa memanas. Gairahnya tidak bisa disembunyikan saat pria itu menjepit puncak dadanya yang berwarna merah jambu menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Bernapaslah," bisik pria itu.

Lagi-lagi nadanya mengejek membuat Crystal geram. Lupakan saja, ejekan menjengkelkan itu nyatanya tidak memudarkan gairah Crystal karena pria itu meletakkan telapak tangan yang lain di bokong Crystal sementara napasnya terasa panas membelai kulit leher Crystal.

Pria itu mengalungkan kedua paha Crystal di pinggangnya, bibirnya menjelajah kulit leher dan dada Crystal, mencecap kulit yang seindah batu pualam dan selembut satin dengan rakus. Ia juga meninggalkan banyak jejak tanda kepemilikan di sana.

"Jangan coba-coba memejamkan matamu saat kita bercinta atau aku akan memperlakukanmu dengan sangat buruk," geramnya mengancam sambil mendudukkan Crystal di atas sofa.

Ia menarik kaos turtle neck yang membungkus tubuhnya melewati kepalanya, meletakkan kain di tangannya ke atas meja.

"Kau pasti terkesima melihat ototku," ucap pria itu, nadanya berubah, tidak mengancam, tetapi sangat santai.

Crystal tidak memungkiri, bukan hanya wajahnya cukup tampan, tubuh pria itu juga, meski tidak terlalu menonjol, tetapi otot tubuhnya terlihat keras. Lengan kanan pria itu dihiasi dengan tato bergambar naga yang berwarna merah menyala dan sekilas tampak hidup, bukan hanya di lengannya, di kedua dadanya juga ada tato bergambar sayap burung. Atau mungkin sayap malaikat.

"Jangan coba-coba memikirkan pria lain selain aku." Pria itu menatap Crystal tajam dan nada bicaranya kembali terdengar mengancam.

Ia melepaskan celananya hingga mereka berdua benar-benar polos. Crystal bisa melihat sesuatu yang keras di antara kedua paha pria itu, bagian itu sempurna.

Benda itu berada tepat di depan wajah Crystal. "Sentuh," perintah pria itu.

Dada Crystal sesak, tetapi bagaimanapun inilah dirinya sekarang, ia telah menjual dirinya kepada pria asing demi sebuah kata pembalasan. Ia hendak mengulurkan tangannya untuk mematuhi perintah tetapi suara pria itu menginterupsinya.

"Gunakan mulutmu."

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate.

Salam manis dari Cherry yang manis.

🍒

The Tycoon's ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang