Dua

4.3K 236 6
                                    

Tubuhku rasanya memberontak ingin terus merebahkan diri di ranjang ku yang nyaman. Siang ini adalah shift pertamaku bekerja. Aku gelisah karena ini adalah kali pertamanya diriku bekerja. Sesuatu yang di anggap Sasori sebagai keanehan, karena pada dasarnya tanpa harus bekerja pun aku bisa mendapatkan uang dan segalanya dari kekayaan ayahku. Ayahku pemilik Haruno .Corp, sebuah perusahaan yang berada di peringkat ke tujuh dari sepuluh perusahaan berpengaruh di Jepang.

Walau pun aku tinggal sendirian di Tokyo dengan uang yang selalu mengalir di rekeningku setiap bulan. Rasanya hidupku kurang menantang karena bergantung dengan kekayaan orang tuaku. Ingin rasanya sekali saja aku merasakan bagaimana sulitnya mencari uang. Seperti apa sensasinya saat mendapatkan uang dari hasil jerih payah sendiri.

Ingin hidup mandiri sebenarnya hanya sebuah alasan saja. Aku ingin mengistirahatkan otak ku yang sudah ku gunakan untuk memikirkan pelajaran begitu lama. Aku sudah mandiri sejak SMA karena ayah dan ibuku tinggal di Los Angeles untuk bisnis mereka.

Jam satu siang aku sudah rapi dengan kemeja putihku dan rok span hitam yang panjangnya tiga senti meter di atas lutut ku. Aku menguncir rambutku ala pony tail . Dengan sepatu pantofel hitam dan kaos kaki putih pendek. Aku berkaca dan memoleskan bedak tipis di wajahku lalu mengoleskan sedikit lipbalm agar terkesan sedikit berwarna pada bibirku. Yeah, sudah cukup. Ku raih tas slempang ku, berjalan meninggalkan apartemen dan menuju Kafe Akatsuki.

☘️☘️☘️

" Selamat siang, namaku Haruno Sakura. Aku kasir baru yang akan mulai bekerja di hari ini. Mohon bantuannya, " ku bungkukkan tubuhku memberi salam pada rekan kerjaku. Ino tampak girang menyambut ku.

" Selamat bergabung, Sakura, " seorang pria berambut kuning menjabat tanganku dengan senyum riang. " Aku Uzumaki Naruto. Senang berkenalan denganmu. "

" Semoga kau betah bekerja di sini, " kata Ino. Aku hanya nyengir kuda dan mengikuti Ino yang menuntunku menuju tempat kerjaku. Dengan telaten Ino mengajariku memegang mesin kasir dan melayani pelanggan yang membayar. Seperti dugaan ku, Ino adalah perempuan baik dan aku nyaman berbincang dengannya. Ino gadis supel dan ramah yang sangat mudah mengumbar senyuman kepada para pelanggan.

" Maaf aku terlambat, " seorang pria menunduk pada Ino. Pria berkulit putih dengan rambut berwana raven bergaya emo. Tampan, itu kesan pertama ku kepadanya. Saat pria itu menegakkan kembali tubuhnya, mata hitamnya terkunci padaku yang melongo karena bingung dengan kedatangan pria itu secara tiba-tiba.

Bibir pria itu mengulas senyum padaku yang hanya ku balas dengan cengiran canggung. Pria itu terus menatapku hingga aku merasa risih dengan tatapannya. Aku mengalihkan pandanganku dari pria itu agar dia berhenti mengawasi ku. Ino menjentikkan jarinya tepat di wajah pria raven itu membuatnya sedikit terkesiap.

" Jangan mulai menggoda kasir baru. Segera ganti bajumu dan mulai bekerja, " kata Ino tegas berkacak pinggang. Pria itu menyeringai kesal pada Ino dan berjalan pergi meninggalkan area kasir.

" Uchiha Sasuke. Adik pemilik kafe ini. Ku sarankan, hati-hati dengannya. Dia pria penggoda perempuan yang sangat handal, " cibir ino.

" Benarkah? " Tanyaku tak percaya.

" Hn. Tak ada satu perempuan pun yang bisa menolak ajakan kencannya. " Ino mendengus.

" Yeah, dia tampan, " jawabku jujur.

" Hei! " Teriak Ino memprotes ucapan ku.

" Apa? Aku hanya mencoba jujur, " kataku acuh.

" Kau benar. Tapi ingat, kau jangan terjerat dengannya, " Ino mendorong keningku dengan telunjuk jarinya.

Pain [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang