Sepuluh

2.7K 207 4
                                    

21+ SKIP->

Aku meringkuk membelakangi Sasuke. Dengan pandangan kosong, mataku lurus menatap ke arah pintu kamar. Aku penasaran. Apakah ini kamar Sasuke? Apakah aku berada di apartemen milik Sasuke, karena jelas sekali ini bukan kamar ku. Pikiranku menerawang entah apa pun yang ada di otak ku. Lalu tiba-tiba aku tersentak saat aku ingat bahwa hari ini adalah tanggal delapan November. Ulang tahun Sasori.

Aku merasakan pergerakan Sasuke di belakang ku. Sepertinya dia belum tidur. Sedetik kemudian lengan Sasuke menyusup di antara lenganku dan mendekap bahuku, lalu mengecup ujung kepala ku. Bulir air mata menetes di pipi ku. Di hari ulang tahun Sasori, aku malah bercinta dengan pria lain. Mungkin Sasori benar bila aku telah menjadi jalang. Tapi Sasuke adalah pria pertama yang menyentuh ku. Apakah bercinta dengan satu pria layak di sebut jalang?

Sasuke menautkan jemarinya dengan jemariku. Aku meremas kuat jemarinya ketika aku menahan isak tangis ku yang menyakitkan dan terasa sesak di dadaku. Sasuke membalas cengkeraman ku sama kuatnya. Tanpa suara, tanpa kata, tanpa bertanya, Sasuke hanya diam dengan terus memeluk tubuh ku yang bergetar. Aku mengecup punggung tangan Sasuke yang betengger di bahuku, lalu mengusapnya pelan.

' Selamat ulang tahun, Sasori. Maaf untuk kejutan yang menyakitkan. '

☘️☘️☘️

Aku terbangun saat merasakan seluruh tulang ku ngilu. Otot-otot tubuh ku serasa kaku, dan aku lelah sekali. Aku tersentak saat jemariku bertautan dengan tangan lain. Aku menoleh dan melihat Sasuke masih terpejam di sebelah ku.

Aku ingat apa yang telah terjadi semalam. Hati ku mencelos saat bayangan-bayangan bersama Sasuke berputar-putar di ingatan ku. Ah, hal paling gila yang pernah ku lakukan.

Aku menyingkirkan lengan Sasuke dengan hati-hati agar tidak membangunkannya. Aku bangkit dari tempat ku dan memunguti pakaian ku yang berceceran di lantai dan mengenakannya satu persatu. Kepala ku masih sedikit berputar, mungkin karena aku terlalu lama menangis. Mataku membengkak, dan wajah ku pasti sangat sembab. Aku benar-benar berantakan. Aku terduduk di tepi ranjang karena pusing. Ku pijat pelan pelipis ku untuk meredam nyeri di kepalaku.

" Maafkan aku. "

Aku menoleh pada suara yang mengejutkanku. Sasuke. Dia terbangun. Manik hitam nya mengawasi ku. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan menghela napas pelan.

" Jangan meminta maaf atas sesuatu yang bukan kesalahan mu, " kataku. Suara ku serak nyaris menghilang.

" Apa kau marah? "

" Tidak. "

Aku meremas ujung rok ku. Aku memang tidak marah pada Sasuke. Hanya saja, ada sesuatu yang mengganjal di hati ku, yg membuat ku merasa tertekan.

" Sasuke, bisa kah kau menganggap malam ini tak pernah terjadi? " Kata ku dengan suara yang bergetar.

" Kau menyesal? " Tanya Sasuke hati-hati. Aku menggeleng.

Aku beranjak dari tempat ku lalu berjalan keluar kamar dengan sedikit limbung, menahan rasa perih di selangkangan ku, juga pusing di kepala ku. Sesekali aku memegang kepalaku yang mulai berputar, berusaha menguasai diriku agar aku tidak pingsan.

Aku keluar dari Apartemen dan benar, aku berada di apartemen Sasuke. Beruntung aku tidak harus berjalan terlalu jauh untuk pulang. Selangkah demi selangkah aku berjalan meninggalkan Apartemen Sasuke.

☘️☘️☘️

Aku duduk di dalam kamar mandi dengan memeluk erat lutut ku, dengan air dari shower yang terus mengguyur tubuh ku. Bayangan-bayangan bersama Sasuke semalam terus menempel di pelupuk mataku. Bahkan segala sentuhan dan kecupannya masih sangat terasa di kulitku. Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa yang membuatku begitu menurut seakan aku terhipnotis oleh Sasuke. Ku pejamkan mataku rapat-rapat wajah Sasuke muncul dalam bayanganku. Senyumnya, sorot matanya, tubuhnya, gerakannya saat menghujami ku dengan jutaan rasa nikmat, bahkan suara desahannya terasa begitu jelas di ingatanku. Ku benamkan wajahku dengan kedua lengan ku yang bertumpu pada lutut ku, tapi bayangan itu tak juga menghilang.

☘️☘️☘️

Tubuhku masih lemas saat aku berjalan menuju pintu apartemenku. Suara bel membuatku harus membukakan pintu untuk tamu ku. Entah siapa yang berkunjung di jam tujuh pagi. Dengan langkah gontai aku berjalan dan memutar kenop pintu.

Sasuke berdiri di sana. Aku memasang wajah datar walau sebenarnya bahu ku menegang karena saat memandangnya, dalam sekejap bayangan semalam terlintas di pikiranku.

" Ada apa? " Tanyaku menyembunyikan ketegangan pada raut wajah ku.

Sasuke mengulurkan tas selempang hitam kepadaku, tas milik ku. Pasti tertinggal di apartemennya semalam. Ku raih tas ku dan tak lupa aku mengucapkan terima kasih dengan satu senyuman yang ku paksa kan.

" Kau tidak masuk kerja? "

Aku menggeleng pelan. " Aku sedang tidak enak badan. Bolehkah aku beristirahat? "

" Ya. "

Sasuke berbalik melangkah pergi meninggalkan ku. Baru dua langkah Sasuke berjalan, dia kembali lagi lalu mengecup kening ku dan pergi lagi tanpa menoleh kepadaku. Aku terpaku, dan wajah ku terasa panas hingga ke cuping ku. Aku mengawasinya hingga tubuhnya menghilang dari pandangan ku.

Aku merogoh isi tas ku dan ku temukan ponsel ku. Ku buka kunci layar ponsel ku dan banyak sekali notifikasi dari Sasori. Seratus lebih panggilan dan puluhan pesan. Dadaku berdenyut, suara Sasori yang dengan lantang mengatakan 'jalang' di depanku membuat ku sakit. Aku menghapus semua pesan dari Sasori tanpa membacanya dan tanpa pikir panjang, aku memblokir nomornya dan melempar ponsel ku ke sofa.

'Maaf Sasori, untuk saat ini aku sedang tidak ingin mendengar apa pun tentang mu'

☘️☘️☘️

Dua hari aku tidak masuk kerja untuk memulihkan kondisi ku. Aku mengabaikan semua panggilan masuk dari Ino, Naruto, Sai, Gaara, dan yang lainnya. Pesan mereka hanya ku baca dan tak pernah ku balas. Yang mengejutkan, Sasuke sama sekali tidak menghubungi ku dan itu lebih baik. Karena akan terasa canggung membalas pesannya atau mengangkat teleponnya.

Dalam kesendirian di apartemen, aku di temani bayangan-bayangan Sasuke. Dan setiap aku mengingat nya, wajah ku memanas dan perut ku serasa bergejolak seolah ada sesuatu yang menggelitik di dalam perut ku. Perasaan apa ini?

Ponselku berdering berkali-kali di jam sebelas malam. Aku ingin mengabaikan tapi penasaran mengapa di jam malam begini ada seseorang yang terus menerus meneleponku. Aku meraih ponselku dan terdapat nama Ino di layar ponselku. Aku menekan tombol hijau dan menekankan ponselku di telinga ku.

" Ya Ino? " Sapa ku pada Ino di seberang sana.

" Sakura, bisa kah kau datang kemari. Kau harus datang ke kafe sekarang. Sesuatu sedang terjadi, "

Suara Ino terdengar sangat cemas, dan dia berbicara dengan suara yang sangat hati-hati.

" Ada apa Ino? Mengapa kau memintaku datang di jam semalam ini? " Tanya ku penasaran.

" Kekasih mu datang kesini. Dia tidak mencari mu. Tapi mencari Sasuke. Sebelum terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan, bisakah kau segera kemari? Kekasihmu membawa banyak teman, dan ku rasa mereka tidak datang dengan niat yang baik. "

To be continue...

Hai hai..mohon maaf karena malam pertamanya SasuSaku gw skip yaa,,, karena menjaga akun ini agar tetap aman🥲🥲🥲

Buat kalian yg pengen baca versi lengkap, sudah tersedia di PDF, tamat dan no skip. Tersedia 33 chapter+epilog,, bisa langsung pesan ke nomor 089689440393 dengan harga 30k aja

Dan sebagai info saja, cerita pain hanya akan update smp chapter 13,,, yg penasaran kisah SasuSaku di cerita Pain yuk dapetin PDF nya,,cuma 30k aja,,, yakin gak nyesel deh🤭🤭🤭🤭

Terima kasih banyak

Salam penuh cinta

LisJuu❤️

Pain [SasuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang