Hanya dalam beberapa jam saja aku mulai mengenal ketiga sahabat Sasuke. Mereka sangat asyik, dan mereka adalah pria-pria yang sangat lucu. Aku mulai mengerti mengapa Sai dan Gaara mengenalku. Mereka bilang, Sasuke tak pernah berhenti membicarakan ku. Dan malam ini, aku duduk di antara mereka, atas permintaan Sai dan Gaara yang ingin mengenalku lebih dekat.
" Jadi.. sudah berapa hari kau bekerja di Akatsuki kafe? " Tanya Sai padaku.
" Baru dua minggu, " jawab ku singkat.
" Jadi akhirnya kau menerima Sasuke, huh? " Naruto menaik turunkan alis nya menggoda ku. Lalu dengan ringan ku cubit perutnya hingga dia mengaduh.
" Kau tahu aku punya kekasih, Naruto, " geram ku pada Naruto yang masih nyengir kesakitan oleh cubitan ku.
" Kau punya kekasih rupanya? " Gaara ikut menimpali. Mata jade nya menelisik ke arah Sasuke yang tampak cuek dan tetap menikmati makanannya tanpa memperdulikan obrolan mereka, dan berpura-pura tuli.
" Hn, " dengus ku menanggapi komentar Gaara.
" Oi Sasuke, kau sudah kalah sebelum berperang, " Gaara kembali berujar.
Sasuke mengangkat wajahnya perlahan, lalu mendelik pada Gaara dengan tatapan tajam. Sekilas bola mata kelamnya mengarah pada ku lalu kembali menatap Gaara.
" Aku bahkan belum memulai, " dengus Sasuke. " Kekasihnya tidak mencintai nya, asal kau tahu saja. "
" Apa kau bilang? Jangan mengada-ada. Tahu apa kau tentang Sasori? " Kata ku tak terima.
" Hanya sekali pandang aku tahu kalau dia tidak mencintai mu. Dia hanya bangga telah memiliki mu, " kata Sasuke, bibirnya mengulas senyum tipis dengan kilatan mata yang menantang. " Aku bisa mencintai mu lebih dari dirinya. "
" Ohh benarkah? " Kata ku dengan ekspresi terkejut yang ku buat-buat. Mendramatisir perkataan Sasuke. Lalu aku terkekeh dan dalam sekejap ku pudarkan senyuman palsu ku. Braaakk! Dengan keras aku menggebrak meja makan hingga beberapa mangkuk saus tumpah dan makanan berhamburan keluar dari tempatnya, bahkan ke empat pria di hadapan ku terlonjak kaget. Naruto dengan serabutan merapikan segala makanan yang tumpah akibat perbuatan ku.
" Buktikan! Buktikan kalau kau memang bisa mencintaiku melebihi cinta Sasori padaku, " kata ku tajam. Kedua tanganku mencengkeram kuat kerah kemeja Sasuke dan mendekatkan wajahnya pada wajah ku, sangat dekat hanya berjarak tak lebih dari se jengkal. Mataku menyipit dan berkata, " Buat aku tergila-gila padamu! " Desis ku lirih lalu aku mundur dari wajahnya perlahan, menghempaskan cengkeraman ku dan mendorong tubuh Sasuke dengan kasar. Sasuke tampak tersenyum miring padaku.
Naruto, Sai dan Gaara saling bertukar pandang, lalu secara bersamaan, ketiganya terkikik pelan dan melirik pada Sasuke.
" Kau tidak akan bisa merebut hati ku hanya dengan modal wajah tampan mu, " kataku sedikit menyombongkan diri.
" Jadi kau mengakui bahwa Sasuke memang tampan? " Tanya Naruto.
" Aku bukan manusia munafik, Naruto. Aku mengakui dia tampan, kaya, berkarisma, dan memiliki pesona kuat untuk merebut hati banyak wanita. "
" Lalu mengapa kau tidak tertarik padanya? " Sahut Gaara.
" Karena dia terlalu mudah di dapatkan, " aku mendengus tawa dengan ucapan ku sendiri. Sasuke memberi tatapan tajam padaku yang ku abaikan. " Kau harus tahu, Sasuke. Aku bukan gadis yang akan dengan mudah tergila-gila dengan pria tampan. "
" Lalu pria seperti apa yang bisa menarik hati mu? " Tanya Naruto bersemangat.
Aku mengedikkan bahu ku. " Entahlah. Aku akan suka jika aku suka. Akan cinta jika aku cinta. Aku tidak memiliki kriteria khusus pada pria harus ini dan itu. "
" Apa yang kau suka dari Sasori? " Sahut Gaara.
Aku menerawang, mengingat-ingat hal apa yang membuatku begitu tertariknoada Sasori, " Aku tidak ingat, " jawabku asal-asalan. " Aku menyukai nya begitu saja. Aku berteman dekat dengannya sebelum akhirnya memutuskan untuk pacaran. Aku bahkan lupa bagaimana aku bisa pacaran dengannya, " aku tertawa. Menertawai kebohongan ku sendiri. Tidak mungkin aku lupa dengan kenangan masa SMA ku bersamanya. Tentang bagaimana drama di antara aku dan Sasori.
" Kau bohong, " dengus Sasuke.
" Hei, ku rasa sejak tadi kau seperti tahu semuanya tentang ku, " protes ku.
" Aku memang tahu, " kata Sasuke datar.
" Aku kagum dengan dirimu, Sakura. Sejauh ini hanya kau yang secara terang-terangan menolak Sasuke mentah-mentah, " kata Sai di susul tawanya.
' Sama persis yang di katakan Ino ' gumam ku dalam hati.
" Kau benar Sai. Berjuang lah Sasuke. Yang sulit di dapat akan terasa enak di akhir, " kata Naruto.
" Kau ini bicara apa, sih Naruto, " Gaara menjitak keras kepala Naruto.
Percakapan dan gurauan berlanjut dengan membully Sasuke dan Naruto secara bergantian. Sasuke melewatkan malam kebersamaan kami dalam diam. Entah apa yang sedang di pikirkan nya, aku tidak tahu dan tidak perduli.
☘️☘️☘️
" Terima kasih untuk hari ini, Sasuke, " kata ku sebelum aku memasuki apartemen ku.
" Hn, " gumam Sasuke lalu berjalan menuju apartemennya yang hanya berada dua unit di sebelah ku. Aku memandangi punggung nya yang menjauh lalu masuk ke dalam apartemen ku dengan senyum yang tak bisa memudar sejak berkumpul dengan Naruto, Sai, dan Gaara.
Aku merebahkan tubuh ku di sofa tamu. Ku ambil ponsel ku di dalam tas dan kecewa saat melihat tak ada notif apa pun di sana. Sasori belum menghubungi ku sejak kedatangannya ke sini. Tak menelepon bahkan mengirim pesan apa pun walau hanya sekedar mengucapkan selamat pagi atau selamat malam, atau mungkin selamat tidur. Mungkin dia sedang sibuk dengan kuliah nya, entahlah.
" Aku merindukan mu, " kata ku lirih. Ku peluk ponsel ku, meredam rasa sesak di dadaku karena rasa rindu ini. Aku sangat ingin menghubunginya, menanyakan kabarnya, apa yang sedang di lakukannya sekarang, bagaimana kuliahnya, atau bertanya rindukah dirinya akan kehadiranku di hari-hatinya. Tapi aku takut jika nanti malah mengganggu nya. Mungkin dia sekarang sedang mengerjakan tugas, atau bahkan mungkin sedang beristirahat karena lelah dengan kegiatan kuliah nya.
Aku memandangi layar ponselku. Tampak foto ku bersama Sasori sedang tersenyum mesra yang ku jadikan sebagai wallpaper ponsel ku. Dalam hati aku bertanya, apakah dia juga merindukan ku?
Ku letak kan ponsel ku di atas meja. Mata ku memandang langit-langit dengan pikiran kosong. Benar-benar kosong hingga aku kembali teringat dengan kata-kata ku tadi.
Buktikan! Buktikan kalau kau memang bisa mencintaiku melebihi cinta Sasori padaku. Buat aku tergila-gila padamu!
Aku mengingat seringai an Sasuke dan aku menyesal telah mengatakan itu padanya. Apa yang ku pikir kan hingga aku menantang Sasuke. Aku menutup wajah ku dengan kedua telapak tanganku. Meredam rasa malu yang tiba-tiba muncul di benak ku. Hati ku berteriak dan memaki diri ku sendiri.
Bodoh! Kau bodoh Sakura!
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain [SasuSaku]
Fanfiction21+ ✓ Selesai di PDF Takdir telah mempertemukan Sakura kepada Sasuke. Sasuke adalah laki-laki playboy yang sering mengencani banyak perempuan hanya sekedar mengoleksinya. ketika Sasuke bertemu Sakura dan berniat untuk menjadikan Sakura salah satu ko...