Aku melompat turun dari motor Sasuke. Merapikan rok ku yang kusut.
" Terima kasih, " kataku datar tanpa menunjukkan rasa terima kasih yang sesungguhnya. Sasuke mengangkat sebelah alisnya. Lalu pandangannya beralih pada gedung apartemen mewah yang menjulang tinggi. Sasuke melipat lengannya tanpa mengalihkan perhatiannya dari gedung dengan dua puluh lima lantai itu.
" Kau tinggal di sini? " Tanya Sasuke.
" Hn, " jawabku malas.
" Dasar kau ini. Orang kaya seperti mu kenapa repot kerja sebagai kasir sebuah kafe? "
" Urusanku. Jangan banyak tanya, " kataku dingin. Sasuke mendengus.
" Ya sudah, aku antar sampai parkiran. " Kata Sasuke.
" Tidak usah. Sampai sini saja, jangan berlebihan, " kataku sewot.
" Hei, aku juga tinggal di sini, " jari Sasuke mengetuk pelan keningku dan secara otomatis aku menarik telapak tanganku mengusap bekas jarinya dari keningku.
" Apa? " Aku terkesiap ketika mencerna kalimat Sasuke. Itu berarti aku dan Sasuke berada di gedung yang sama.
" Aku juga tinggal di sini. Aku ada di lantai enam apartemen nomor dua puluh lima. "
Dua puluh lima? Itu berarti hanya berjarak dua unit apartemen denganku. Apartemenku nomor dua puluh dua. Kebetulan macam apa ini?
Aku mendesah dan melangkah pergi meninggalkan Sasuke tanpa memperdulikan panggilannya. Baiklah, hari pertama kerjaku cukup mengesankan dengan hadirnya pria semacam Sasuke. Seharian tiada hentinya dia menempel padaku yang membuatku risih setengah mati. Seperti kata Ino, dia akan selalu mencari cara untuk memikat banyak wanita. Tapi sayangnya, aku tidak tertarik padanya. Aku menggeleng kasar merontokkan lamunan dan pikiranku dari sosok Uchiha Sasuke.
☘️☘️☘️
Ku dengar Sasuke adalah adik dari pemilik kafe Akatsuki bernama Uchiha Itachi. Sasuke bekerja di sana hanya untuk sekedar membantu dan mengawasi kafe selama Itachi tidak ada. Walau sikap Sasuke terkesan menyebalkan dan hobi gonta-ganti pacar, namun dalam pekerjaan dia terhitung sebagai pimpinan yang profesional dan bermurah hati. Dia bukan atasan sombong yang memperlihatkan kekuasaannya kepada para karyawannya, justru di tempat kerja, dia berperan layaknya seorang bawahan yang bahkan melakukan pekerjaan mencuci piring dan gelas kotor, bahkan menyapu, mengepel dan membuang sampah, juga melayani pelanggan. Sejauh ini, hanya itu yang aku tahu dari sosok Sasuke.
Pukul delapan pagi aku bersiap untuk berangkat bekerja. Hari ini adalah hari ke empat ku bekerja. Ya, aku bertahan hingga hari ke empat. Aku melihat Sasuke berdiri menyandarkan sisi tubuhnya di samping pintu lift apartemen, tangannya bersedekap. Dia menungguku, aku tahu itu. Setelah mengetahui bahwa aku berada di apartemen yang sama dan di lantai yang sama pula, Sasuke terus saja menguntit ku. Selalu menungguku saat berangkat dan pulang kerja. Bahkan dia merubah jadwal shift ku agar selalu satu shift dengannya. Benar-benar pria nekat. Padahal aku sudah menolaknya secara terang-terangan setiap kali dia berusaha membuatku terkesan dengan segala perhatian kacang nya. Ingat, aku tak akan tergoda.
Sasuke mengulas senyum ketika melihatku keluar dari pintu apartemenku.
" Apa kau sedang tidak waras, " kataku dingin sembari menekan tombol pintu lift menuju lantai dasar.
" Kau yang membuatku jadi tidak waras, " katanya dengan kerlingan mata jahilnya.
Aku menggeleng pelan karena tingkahnya membuatku harus menebalkan hati agar bersabar untuk menanggapi sikapnya yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain [SasuSaku]
Fanfiction21+ ✓ Selesai di PDF Takdir telah mempertemukan Sakura kepada Sasuke. Sasuke adalah laki-laki playboy yang sering mengencani banyak perempuan hanya sekedar mengoleksinya. ketika Sasuke bertemu Sakura dan berniat untuk menjadikan Sakura salah satu ko...