•JANGAN LUPA! PENCET TOMBOL VOTE, KOMEN DAN SHARE CERITA INI👌•
Selamat membaca teman":)
O
o
°Hari ini Jane tak berangkat ke sekolah dikarenakan adanya jadwal pemotretan dengan J-Sport.
Jujur saja, Jane lebih suka di kelilingi tumpukan buku ketimbang berdiri sambil berpose di depan kamera. Apalagi karena profesi ini, mau tak mau Jane harus menjaga bentuk dan berat badanya, itu sungguh melelahkan.
Namun sang mamah--Emalia, memiliki cara berfikir yang berbeda darinya. Dalam kamus Emalia, lebih baik berhenti sekolah daripada berhenti menjadi seorang model. Titik tak bisa di ganggu gugat.
Alasannya? Katanya menjadi model adalah profesi yang tepat dan bagus untuk anak gadisnya. Nyatanya, Jane merasa yang ia jalani saat ini tidak membuatnya senang. Ia ingin hidup dengan bebas, seperti teman sebayanya.
Menghabiskan waktu bersama temannya, makan apapun yang ia mau, melakukan banyak hal, ikut banyak organisasi di sekolah dan yang paling sederhana namun ingin sekali Jane lakukan adalah, sekolah dengan rajin.
"Model udah siap?"tanya salah satu staf.
Yunia--asisten pribadi Jane mengacungkan jempolnya, "Siap!"
"Ayo semuanya! Kita mulai!"
Kalau ada yang tanya bagaimana hubungan Jane dan kekasihnya? Jawabannya masih baik-baik saja. Bodoh ya? Jane lebih memilih diam dan mengubur kejadian kemarin, ketimbang bertanya dan meminta sebuah penjelasan.
Sekarang panggil Jane, cewek bodoh.
"Kak Jovan telat ya?"
"Dia gak dateng, yang bakal ngawasin pemotretan kali ini sekertaris nya"jawab Yunia, sambil menunjuk seorang wanita yang tengah sibuk dengan Ipad di tangannya.
"Kok kak Jovan gak ada bilang apa-apa ya sama aku?"
"Coba hubungin duluan aja"usul Yunia.
Jane ngangguk, ia sentuh tombol hijau dengan gambar telfon itu, namun yang di sebrang sana tak mengangkat telfon nya.
"Ckk"decak Jane, "Gak di angkat dong kak"
"Ada urusan penting kali Jane"
Jane panik, bukan panik karena Jovan gak ngangkat telfon nya, tapi karena kemungkinan Jovan lagi bareng Rebeca.
Kalau tidak salah hari ini jadwalnya Rebeca cek kandungan, kemungkinan besar hari ini Jovan menemani Rebeca cek kandungan. Jane gak suka, gimana dong ini?
Setelah 10x coba nelfon, akhirnya telfon yang ke 11 di angkat.
"KAK JOVAN!"pekik Jane. Udah satu tahun pacaran manggilnya masih pake embel-embel 'Kak'
"Jangan teriak-teriak Jane, tenggorokan kamu bisa sakit"ujar Jovan.
"Lagi dimana?"
"Dirumah sakit"
Kok Jane deg-deg an ya, apa Jovan mau bilang kalau dia lagi di rumah sakit nemenin Rebeca cek kandungan?
"Ngapain kak? Siapa yang sakit? Kakak? Tante Nancy? Temen? Keluarga? Art? Satpam? Tetangga?"komplit amat Jane.
Jovan terkekeh, "Temen aku Jane"
Ternyata nggak guys, hehe.
"Sakit apa? Get well soon temen nya kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
RivalTWINS [END]
Novela JuvenilIni kisah si kembar selisih 10 menit yang lahir dari rahim berbeda. Pahitnya hidup sampai rumitnya percintaan mereka. Note : Cerita sudah selesai, namun belum di revisi jadi maaf kalau banyak bertebaran typo:) selamat membaca❤