Disinilah Bangchan sekarang
Terbaring lemah diatas kasur, begitu lemah dan mengkhawatirkan.
Tok tok!
Cklek!
"Malam Hyung, bagaimana kondisimu?" Tanya Jisung sambil melangkah masuk dan langsung duduk di kursi belajar milik Bangchan
Changbin juga masuk, namun dia meletakkan dulu parcel buah yang dibawanya ke meja belajar Bangchan lalu duduk di pinggir kasur.
"Kau habis berbuat apa sih Hyung? Bisa bisanya Woojin Hyung sampai berbuat begitu" tanya Changbin yang sedari tadi heran
Jika dipikir-pikir, tidak mungkin Woojin melakukannya dengan sengaja. Pasti ada maksud dari semua tindakannya itu
Bangchan perlahan duduk sambil meringis, perutnya masih terasa sakit. Bangchan pun terdiam dan mengingat beberapa potongan kejadian tadi siang.
"Aku hanya... berbicara dengan kalian, makan, lalu... Menonton tv? Hanya itu"
Changbin dan Jisung saling tatap, jika hanya sekedar melakukan aktivitas seperti itu mengapa Woojin berbuat seperti ini?
"Sebentar" kata Changbin lalu berdiri dan duduk di kursi belajar Bangchan, bertukar posisi duduk dengan Jisung
Tut... Tut...
Ah rupanya Changbin ingin menelepon seseorang, dan anehnya mengapa Changbin menghidupkan fitur loudspeaker?
"Halo?"
Suara yang begitu familiar, seperti suara Woojin.
Tunggu, Woojin? Kim Woojin?
Bangchan membulatkan matanya lalu bertanya pada Changbin tanpa suara
"Kim Woojin?"
Changbin mengangguk
"Ah halo hyung, maaf menganggu. Tapi ada sesuatu yang menganggu pikiranku dan kurasa harus kubicarakan padamu, boleh?" Tanya Changbin, dibalas hmm oleh Woojin
"Begini, emh... Tindakanmu pada Chan hyung agak ekstrim ya hyung, bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Changbin
......hening
"Woojin hyung?" Panggil Changbin, memastikan Woojin masih berada disana
"Huft, sebenarnya aku kesal padanya"
Changbin, Han, dan Bangchan saling berpandangan. Kesal katanya?
"Bisa ceritakan secara detail?" Tanya Changbin lagi
Woojin menghela nafas berat
"Bagaimana perasaanmu saat orang yang kau cintai, melirik orang lain yang tampak menggoda daripada kita?" Tanya Woojin
Changbin menggaruk tengkuknya, sembari memikirkan kata kata untuk menjawab pertanyaan Woojin
"Mengesalkan, menjengkelkan, dan rasanya seperti ada yang membakar hati" jawab Changbin
"Nah, kini kau mengerti? SEPERTI ITU LAH AKU SAAT ITU" seru Woojin emosi
Bangchan semakin tidak mengerti, padahal dia tidak mendekati siapapun tadi
"Maksudnya bagaimana hyung?" Tanya Changbin
"Jadi tadi, di sana Bangchan serius sekali memperhatikan ke satu arah. Setelah ku perhatikan ternyata dia berfokus pada seorang wanita seksi yang sedang makan disitu" jelas Woojin
Butuh waktu hampir satu menit hingga Bangchan mengerti, dan akhirnya tawa Bangchan meledak.
"H-hei, itu bukannya suara Chan?" Tanya Woojin
Changbin menahan tawanya
"Changbin-ah! Itu chan?! Kau sedang bersamanya?!" Bentak Woojin
"Woojin hyung, kau cemburu iya kan~" goda Bangchan dengan suara kencang
"Changbin-ah!" Bentak Woojin
Changbin tertawa pelan, lalu mengubah panggilan suara menjadi panggilan video
"Changbin-ah, kau sedang bersama siapa?" Tanya Woojin
Changbin mengarahkan kameranya ke arah kasur, ada Jisung dan Bangchan disana
"Y-yak!! Apa yang ku bicarakan tadi, lupakan saja! Aku hanya berbohong!" Seru Woojin, wajahnya kini memerah
Semuanya tertawa, kecuali Woojin. Bangchan pun memberi kode pada Changbin agar Changbin memberikan ponselnya.
Changbin mendekat lalu memberikan ponselnya pada Bangchan
"Cemburu hm?" Goda Bangchan
Woojin hanya diam dan menatap Bangchan kesal, Bangchan tertawa pelan sambil sesekali meringis karena keadaan perutnya
"Begini ya Kim Woojin hyung kesayangan Bangchan, tadi itu aku bukan melihat wanita yang kau maksud itu. Dan bahkan aku tidak menyadari ada wanita disana, aku hanya berfokus pada tv yang ada disana. Kebetulan ada pertandingan basket seru sedang ditayangkan" jelas Bangchan
Woojin mencoba mengingat, dan... Ah! Memang ada sebuah tv di dekat wanita tersebut.
Dalam hitungan detik, wajah Woojin kini sangat sangat memerah.
"Emh.. be.. begitu ya..." Guman Woojin
Tawa Changbin dan Han meledak mendengar percakapan mereka
"YAK! CHANGBIN-AH JISUNG-AH KALIAN MASIH DISANA HA?!" bentak Woojin
"Astaga tentu saja hyung, kami kan sedang menjenguk Bangchan hyung" sahut Jisung
Ya ampun, Woojin tidak ingat jika Bangchan sedang sakit
"Apa masih sakit? Besok kau sekolah tidak?" Tanya Woojin, dibalas gelengan lemah dari Bangchan
Lalu keduanya diam, Bangchan menatap Woojin dan Woojin tampak sedang berpikir
"Besok aku kerumahmu, boleh?" Tanya Woojin
Bangchan mengangguk dengan penuh semangat
"Hmm, lihat? Bukannya tadi dia kesakitan ya? Kenapa tiba tiba jadi bersemangat seperti ini?" Sindir Jisung
"Entahlah, kita biarkan saja dua manusia ini menikmati masa percintaannya" ujar Changbin
"SIAPA YANG KALIAN MAKSUD HA?!" bentak Woojin lagi
"Tentu saja kau dan aku, bukannya tadi kau sempat bilang orang yang kau cintai? Itu aku iya kan?" Goda Bangchan
Tut.. tut.. tut..
Panggilan video tersebut dimatikan
Bangchan mengembalikan ponsel tersebut pada Changbin, kini Changbin dan Jisung menatap Bangchan dengan tatapan menggoda
"Lihat, ada yang sedang berbunga bunga ekhem~" goda Jisung
Bangchan terdiam sesaat, lalu menatap mereka berdua
"Sepertinya aku menemukan ide untuk membuat lagu bertema percintaan" ujar Bangchan
Changbin dan Jisung saling menatap, lalu tersenyum puas
AKHIRNYA UP MESKIPUN TIDAK JELAS~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
You //WooChan [Revisi]
RomanceWoojin dan Bangchan tidak bisa dipisahkan, benar? :)