Happy reading:)
Kodratnya, cowok memang
lebih kuat daripada cewek.
Tapi, itu bukan alasan
untuk seorang Auristella tidak
menerima tantangan dari Angga.
~Auristella Grizelle***
Mungkin ini resiko yang harus Stella terima. Dia memutuskan untuk melawan Angga, yang notabene-nya cowok populer seantero SMA Ganesha.
Sedari pagi, Stella selalu mendapat masalah. Dia dituduh mencari sensasilah, caperlah, gatellah, dan sebagainya.
Sampai-sampai, Stella muak mendengar hujatan dari para fans Angga. Ingin sekali Stella membungkam mulut nyinyir cewek-cewek kurang belaian itu.
Padahal dari awal Angga yang sok-sokan menantang Stella. Sok mengajak Stella taruhan segala.
Awas saja, Stella akan membuat fans Angga tercengang karena dia bisa mengalahkan idolanya itu.
Seseorang menepuk bahu Stella kencang membuat sang pemilik kaget setengah hidup. "Apaan sih?!" refleks, Stella memukul balik orang yang belum Stella ketahui siapa.
"Ternyata lo, Onkey." Stella lega melihat kedatangan teman-temannya. Setidaknya, Stella punya pendukung yang bisa memberikan support untuknya agar lebih semangat.
Ally tersenyum, ternyata Stella memang cewek pemberani. Diluar dugaan Ally, Stella itu lebih menarik daripada cewek pada umumnya.
"Good luck, my rival!!!" ucap Ally membuat Stella tertawa renyah.
Melihat tawa Stella, membuat hati siapapun menjadi tenang. Stella manis, itu daya tarik Stella tersendiri yang berasal dari kedua lesung pipinya.
"Sankyu!" balas Stella menggunakan bahasa Jepang.
Semakin kesini, Stella semakin tahu beberapa ucapan Jepang yang biasa digunakan sehari-hari.
Lebih baiklah, setidaknya untuk mendramatisir keadaan, itu sih kata Ally. Ally memang sahabat rasa saingannya Stella.
Angga and the gank memasuki area lapangan basket. Bagian tribun juga sudah ramai. Dominan cewek yang mengatas namakan cinta. Cinta antara fans dan idola pastinya. Karena Angga tidak mungkin memacari salah satu fans-nya itu.
Suara makin riuh saat Angga mengerlingkan matanya sembari menyugar rambutnya kebelakang. Melihat tingkah Angga yang menjijikan itu, membuat Stella jengah.
Didalam hati Stella, dia berharap agar pertandingan ini cepat selesai. Stella muak melihat Angga yang selalu tebar pesona. Itu sangat menyebalkan.
"Are you ready to lose?" lagaknya sombong.
Sabar, tahan Stella. Bentar lagi lo yang akan tertawa puas karena udah bikin seorang Angga kalah dan bungkam.
Stella tersenyum singkat, kemudian mengalihkan pandangannya kearah Ally, Aileen, Kaila, dan juga Bintang. "Dukung gue, lho, ya!" ujar Stella yang dihadiahi acungan jempol oleh keempat sahabatnya.
Saat ini, yang Stella punya hanyalah sahabatnya. Tidak, saat Stella mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru tribun, ternyata Stella salah. Banyak cowok dan beberapa cewek yang mendukung Stella, terutama teman sekelas Stella.
Stella tersenyum senang. Ternyata pendukungnya tak kalah banyak dari pendukung Angga. Tidak! Stella harus fokus memikirkan pertandingan. Jangan sampai dia lengah dan jadi oleng.
Ingat tujuan utama lo, Stell!
***
Pertandingan sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Dari arah tribun, Stella dapat mendengar teriakan-teriakan murid lain.
"GO, STELLA!!!! GO, STELLA!!!" teriak seorang cewek yang Stella yakini itu adalah Aileen.
"Semangat, Ngga!!!!"
"Angga, kamu pasti menang!"
"Sayang semangat!!!"
"Pacarku, Stella!!! Semangat!!!"
Masih banyak lagi teriakan-teriakan penyemangat untuk Angga dan Stella.
Sudah lewat setangah jam, tetapi skornya masih 0-0. Rupanya Angga tidak bisa dianggap remeh, Stella harus menyusun strategi agar dia bisa mengalahkan Angga.
Susah sekali memasukkan bola kedalam ring Angga. Bagaimana ini? Stella tidak mau tanding lagi dengan Angga jika skornya seri.
Bentar, perasaan dari tadi teknik serang sama bertahannya sama mulu. Dia selalu nyerang dikanan. Mungkin gue bisa ngebobol dari kiri.
Strategi Stella tepat. Bola masuk ke ring Angga. Skor 1-0 untuk Stella. Melihat tembakan Stella yang sempurna, membuat penonton bersorak ria, terutama para pendukung Stella.
"HEBAT, STELL!!!" puji Evan.
Aneh, bukannya mendukung Angga sepenuhnya, justru dia malah lebih mendukung Stella. Positif thinking aja, mungkin Evan kagum dengan permainan basket Stella, tidak lebih.
Stella mengalihkan pandangannya sejenak, lalu mengerlingkan matanya kearah Evan. Damage-nya bukan bain bos!!! Evan jingkrak-jingkrak kebaperan hanya karena perlakuan Stella barusan.
Seketika, Evan berhenti saat Angga menatapnya tajam. Apa-apaan Evan? Bukannya mendukungnya malah mendukung musuh. Dasar pengkhianat! Awas saja selepas pertandingan ini akan Angga habisi dia.
"Jangan senang dulu, lo!" kata Angga tidak terima.
Harga dirinya runtuh begitu saja saat melihat poin pertama didapat oleh Stella. Angga tidak mau kalah, dia harus menyusun strategi agar bisa membobol ring Stella.
"Gue bilang juga apa, Stella itu hebat. Dia pantes jadi pemain utama di klub basket sekolah kita." puji Aileen yang diangguki oleh Bintang.
Sebenarnya Ally juga menyetujuinya sih. Tetapi, Ally kasihan jika Stella menambah esktra satu lagi, dia akan kewalahan, apalagi kalau jadwalnya tabrakan.
"Iya, si. Tapi lo gak kasihan kalo Stella ambruk gara-gara jadwalnya terlalu padat? Ntar gak bisa hangout berlima kaya biasanya lagi dong." kata Ally lesu.
Perkataan Ally barusan memang ada benarnya. Walau terlihat kuat, Stella itu juga manusia. Dia bisa sakit. Nanti kalau Stella sakit, sahabat dan keluarganya pasti akan sedih.
"Tapi ini tergantung, sih." Kaila mulai membuka mulutnya. "Bukannya mereka berdua itu taruhan, ya? Berdoa aja semoga Stella bisa ngalahin Angga." saran Kaila yang diiyakan oleh ketiga sahabatnya.
"Yok! Stella pasti menang!" seru Bintang antusias.
"SURE!!!!" seru keempat cewek itu serentak.
***
Salam sayang,
Chyni_Ar
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELLA (LENGKAP)
RomansaAku suka novel, suka cokelat, dan juga suka kamu. ~ ~ Diantara beribu bintang dilangit yang membentang, hanya kamu seorang yang mampu membuatku terang benderang. ~ Diatas laut yang terhempas luas, hanya ada aku satu-satunya orang yang dapat membuatm...