Happy reading:)
Yang diperjuangkan,
tak pernah sadar.
~Auristella Grizelle***
Seperti biasa, Stella melakukan penyelidikan terhadap nomor asing yang selalu mengiriminya pesan. Dibalik nomor itu, Stella yakin ada seseorang yang pernah hadir dimasa lalunya, bahkan sampai sekarang masih mengisi hatinya.
"Stell..." panggil seseorang dari belakang, Stella menengok lalu tersenyum ramah.
Melihat Evan yang berlari kecil menghampirinya, Stella agak berpikir sedikit tentang tujuan Evan. "Ya? Kenapa, Van?"
Evan terdiam, harus dengan cara apalagi dia membuat Stella tertarik, setidaknya walau sedikit saja, tidak apa-apa, itu sudah cukup.
Ctak!
Stella menjentikkan jarinya didepan muka Evan. Itu membuat Evan tersadar dari lamunannya.
Terbesit suatu pikiran yang langsung ditepis oleh Evan. Evan nyengir kuda sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Jangan pesimis. Siapa tahu kali ini diterima.
"Ini." Evan mengulurkan sebuah bingkisan untuk Stella. "Please, terima hadiah dari gue kali ini. Ini gue kasih khusus buat lo." pintanya memohon seraya menunjukkan puppy eyes-nya.
Bukannya Stella sombong atau apa, Stella hanya tidak mau berhutang budi kepada orang lain. Stella bingung harus apa sekarang. Disisi lain, dia juga tidak enak karena selalu menolak pemberian dari Evan.
Stella menghela nafasnya berat, "Van, bukannya gue gak ngehargain lo, tapi..."
"Kali ini aja, Stell. Terima, please." sela Evan cepat sambil memohon, refleks, dia menggenggam tangan Stella erat.
Sepertinya Evan memang tulus. "Eh, maaf." ucap Evan lalu melepas genggaman tangannya cepat.
Sejujurnya, Stella sangat tidak suka menerima hadiah, apalagi meminta sesuatu kepada cowok. Dia sudah terbiasa membeli barang sendiri, tanpa mau merepotkan orang lain.
Lain halnya jika dia ulang tahun, dia akan menerima apapun yang diberikan oleh teman-teman ataupun keluarganya. Jika tidak ada hadiah, dia juga tidak apa-apa. Dia bisa beli sendiri. Menghadiahi diri sendiri tidak salah, bukan?
"Oke, gue terima. Just for now."
"Yesssssssss!!!!" Evan bersorak sorai karena Stella mau menerima hadiah darinya.
Tuh kan, gue bilang juga apa.
Jangan pesimis! Fight!!!"Emang ini apaan?" selidiknya.
Cengengesan. Hanya itu yang Stella dapat dari Evan. Apa-apaan dia, ditanya serius malah tijel. Kalau Ally tahu, pasti Evan dihujat habis-habisan.
"Gue buka, ya?"
"Ehhh jangannn!!!" larang Evan secepat kilat membuat Stella menautkan kedua alisnya bingung. "Ntar kalo udah dirumah." sambungnya yang dibalas anggukan oleh Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELLA (LENGKAP)
RomansaAku suka novel, suka cokelat, dan juga suka kamu. ~ ~ Diantara beribu bintang dilangit yang membentang, hanya kamu seorang yang mampu membuatku terang benderang. ~ Diatas laut yang terhempas luas, hanya ada aku satu-satunya orang yang dapat membuatm...