10. jeno siyeon

309 54 46
                                    

Saat ini Jeno tengah berada di ruang tamu rumah Siyeon, duduk canggung dengan Ayahnya Siyeon berada di hadapannya menatap curiga. Disamping Jeno ada Siyeon yang tengah berceloteh panjang lebar, mencoba menjelaskan bahwa dirinya dan gadis itu tak berpacaran.

Siapa peduli? Memangnya kenapa jika Ayahnya Siyeon salah paham? Jeno menyukai ini. Situasi dimana Siyeon panik. Matanya yang terlihat cemas dengan bibirnya yang cemberut membuat Jeno merasa gemas.

"Papa, Siyeon sama Jeno itu gak pacaran," ujar Siyeon gelisah.

"Papa gak ngomong apa-apa?" balas Suho heran.

Jeno yang mendengar balasan dari Ayah Siyeon pun menahan tawanya. Situasi ini seru, apalagi melihat wajah kesal Siyeon.

"Jadi, udah berapa lama jadi pacar anak saya?" tanya Suho kepada Jeno. Jeno terdiam belum sempat menjawab, suara Siyeon sudah terdengar kembali.

"GAK PACARAN, PAPA!" Siyeon berseru kesal.

"COBA ATUH, JEN! JELASIN, JANGAN CUMA CENGENGESAN!" teriak Siyeon kesal. Jeno hanya mendelik sebal dan meledek Siyeon.

Jeno mengusap tengkuknya. "Iya, Om. Jeno sama Siyeon cuman temenan doang." Akhirnya Jeno membuka suaranya yang membuat Siyeon menghela nafasnya lega.

"Pacaran juga gapapa sih," ucap Suho yang membuat kedua remaja dihadapannya itu melotot.

"GAK SUDI! DIA MAH SUKANYA HEEJIN!" teriak Siyeon reflek. Jeno yang mendengar teriakan itu pun menatap Siyeon aneh.

"Sejak kapan Jeno suka sama Heejin?" tanya Jeno membuat Siyeon berdecak sebal.

"Di Instagram Jeno aja rata-rata fotbar sama Heejin! Temen sekelas juga ngomongin kalau Jeno suka sama Heejin!" jelas Siyeon asal bunyi.

Jeno mengedipkan matanya tak mengerti. "Berarti kalau postingan Instagram Jeno foto Siyeon, Jeno suka Siyeon gitu?" tanya Jeno polos yang membuat Siyeon membelalakan matanya.

"Ya gak gitu!" Siyeon memukul Jeno menggunakan bantal sofa.

"Nak! Jangan dipukul Jeno nya!" tegur Suho. Siyeon pun semakin cemberut, apalagi melihat Jeno yang sedang menatapnya dengan tatapan meledek.

"Yaudah, Papa mau pulang. Lami mau disini atau mau ikut Papa?" Lami terlihat berpikir sebentar mendengar ajakan dari Suho.

"Ikut Papa. Aku gak mau jadi nyamuk," jawab Lami sekaligus menggoda Siyeon. Siyeon yang mendengarnya pun mendelik kesal, sedangkan Lami hanya cengengesan saja.

"Ya udah, Papa pamit ya?" Suho berdiri dari duduknya, diikuti oleh Lami, Jeno dan juga Siyeon. Keempatnya berjalan menuju teras, Jeno dan Siyeon melambaikan tangannya kepada Lami. Gadis itu terlihat senang dan masuk ke dalam mobil.

Setelah mobil Suho sudah tak terlihat, Siyeon pun langsung memukul kencang pundak Jeno.

"AW, SAKIT YEON!" pekik Jeno sembari mengusap-usap pundaknya.

"Lu tuh tengil banget ya! Ngapain kesinii?" tanya Siyeon dengan gemas.

"Mau ngajakin lu ke tempat makan gitu," jawab Jeno.

"Ngapain ngajakin gua? Kan curut-curut lu ada!" balas Siyeon heran.

Jeno pun hanya menyengir sembari mengusap tengkuknya, bingung mau menjawab apa. "Ya bosen sama mereka," jawab Jeno asal.

"Mager gua, Jen. Dirumah aja lah, kita masak-masakan!" Siyeon memberi saran sembari alisnya dinaik-turunkan.

"Bukan karena deg-degan, tapi beneran males. Tapi sebenarnya deg-degan juga sih," batin Siyeon.

SECRET ADMIRERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang