Bagian 7: Perhatianmu?

93 38 1
                                    

Selamat membaca!!!🌻
--

Para anggota klub motor sudah berkumpul di tempat biasa. Kebanyakan mereka lebih memilih mengendarai sendiri motor miliknya. Tetapi ada sebagian yang ikut menyertakan pasangan atau temannya bersama.

Mentari dan Reva memutuskan untuk memakai motor Mentari. Alasannya sudah pasti mereka bisa saling gantian mengendarai motor karena jarak yang ditempuh cukup jauh.

Sebenarnya alasan Reva tak membawa motornya bukan sekedar cuma itu. Awalnya dia ingin ikut motor Okan. Tapi lagi-lagi, keinginannya tertolak.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Semua anggota sudah berkumpul, termasuk anggota grup alumni. Januar, sang ketua baru memimpin rombongan.

Klub motor mahasiswa kini membelah jalanan. Ravi ternyata memposisikan motornya di samping Mentari yang sedang berkendara dan membonceng Reva. Sikap Ravi seakan tak mau jauh dari Mentari.

Setelah dua jam perjalanan, tibalah rombongan di sebuah panti asuhan yang menjadi sasaran pemberian sumbangan. Rupanya desa tempat panti asuhan bernaung memang sedang mengalami musibah tanah longsor. Beruntung bangunan panti asuhan tidak terkena.

Januar dan Okan mewakili anggota klub menyerahkan beberapa barang untuk disumbangkan ke ibu panti dan kepala desa. Disusul oleh anggota lain yang ikut menyerahkan bantuan.

Rencananya mereka akan istirahat dulu untuk beribadah dan melepas penat setelah lama mengendarai motor. Begitu halnya dengan Mentari yang merasa tangannya sedikit pegal.

Mentari mencoba memijit tangannya dengan lembut. Reva tak tahu entah kemana. Semenjak turun, langsung menghilang. Walau akhirnya Mentari melihat Reva ternyata ingin berdekatan terus dengan kakaknya.

Tangan Mentari tiba-tiba diraih oleh seseorang, sehingga Mentari refleks melihat tangannya. Dia terkejut dan melihat tangan milik siapa yang meraih tangannya. Ternyata dia melihat Ravi tengah tersenyum ke arahnya.

"Tangan kamu sakit? Biar aku pijat sedikit. Kamu kecapean," Ravi hanya tersenyum lalu mulai memijat tangan kanan Mentari.

Badan Mentari hanya bisa mematung. Bibirnya tertutup rapat, tak bisa terbuka untuk berucap. Matanya hanya bisa melihat apa yang dilakukan oleh Ravi.

Hatinya penuh dengan kekacauan. Desiran itu mulai menghampiri hatinya lagi. Ia hanya bertanya-tanya dalam hatinya, apakah ini yang disebut jatuh cinta? Sekilas bibirnya mengembang membentuk lengkungan indah.

"Kak!" Seorang anak kecil menghampiri mereka menyodorkan dua botol minuman air mineral.

Ravi menghentikan kegiatannya dan melepaskan tangan Mentari dengan lembut. Dia meraih dua botol dari bocah yang tersenyum ke arahnya.

"Terima kasih, Dek!" Ravi mengacak rambut bocah perempuan itu.

"Sama-sama. Kakak berdua pacaran, ya?" Bocah itu tiba-tiba melontarkan pertanyaan aneh menurut Ravi.

"Bukan. Kita cuma teman," jawab Ravi dengan santainya.

"Aku kira kalian pacaran. Soalnya kakak perhatian banget sama kakak ini," tunjuknya pada Mentari. "Tapi kalau kalian pacaran, aku rasa kalian cocok. Aku doakan kalian bisa jadian," sambungnya sambil tertawa menutup mulutnya.

Mentari tersenyum dan mengelus rambut pendek sebahu milik bocah itu dan menatap matanya,"Kakak rasa kamu masih kecil untuk bicara seperti itu."

"Umurku sudah sepuluh tahun. Aku cukup mengerti. Aku pergi dulu," bocah itu melambaikan tangannya dan berlari masuk ke panti.

Mentari dan Ravi hanya bisa melihat kepergian bocah perempuan yang menggemaskan sampai tubuh bocah itu menghilang di balik pintu. Wajah mereka berpaling saling menatap sekilas.

Siapa Merebut Siapa [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang