Selamat membaca!🌻
--Mentari menatap sebuah gedung di hadapannya. Tak ada yang berbeda dengan gedung yang lainnya. Tapi orang yang akan ditemuinyalah yang sedikit berbeda. Membuat dirinya ragu untuk masuk.
Tak seperti biasanya dia mendatangi kantor tunangannya sendiri. Rasanya sesuatu yang membuatnya tegang. Entah mengapa dirinya bisa seberani itu meminta Bintang untuk bertemu.
Kuliah yang seharusnya berjalan tiba-tiba dibatalkan karena dosen berhalangan hadir. Tanpa pikir panjang, Mentari meminta Bintang untuk bertemu. Awalnya mereka akan bertemu di sebuah restoran, tapi waktunya masih lama sehingga Mentari berniat menyambangi kantir Bintang.
Di sinilah dia berada sekarang. Seorang satpam menghampirinya. Bertanya tentang urusan apa yanf membuatnya datang ke kantor. Setelah menyebutkan tujuannya untuk bertemu Bintang, satpam itu mengantarnya menuju meja resepsionis.
Ada tatapan tak enak dari kedua resepsionis di depannya. Melihat penampilannya yang jauh dari kata formal karena niatnya hanya untuk kuliah bukan mampir ke kantor Bintang.
Tapi mimik wajah resepsionis berubah menjadi senyuman. Bibirnya menampilkan rasa bersalahnya karena tak mengira Mentari adalah tunangan dari atasannya. Resepsionis itu mengatakan bahwa Mentari sudah ditunggu oleh atasannya.
Mentari melenggang masuk ke dalam lift menuju lantai yang ditunjukkan oleh resepsionis tadi. Dirasa sudah sampai, Mentari melihat sebuah sofa tak jauh dari sebuah meja yang dihuni seorang perempuan.
Mentari yakin bahwa perempuan itu adalah sekertarisnya Bintang. Tak berapa jauh dari meja sekertaris itu, sebuah pintu besar berdiri kokoh. Dia yakin bahwa itulah ruangan milik Bintang.
Sekertaris mempersilahkannya masuk. Berbeda dengan resepsionis, sekertaris itu lebih ramah kepadanya. Mungkin karena dia sudah mengetahui bahwa Mentari adalah tunangan bosnya.
Ada rasa berdebar dalam hatinya ketika ingin memasuki ruangan Bintang. Rasanya seperti di novel saja. Tapi yang cukup menegangkan bila ceritanya sang kekasih tengah bermesraan dengan wanita lain di ruangannya. Sungguh tak bisa Mentari bayangkan bila itu terjadi padanya.
Tangan sang sekertaris mengetuk pintu ruangan. Terdengar sebuah sahutan masuk dari dalam ruangan. Mentari mengikuti sekertaris dengan sedikit canggung.
Nampak tunangannya yang sibuk dengan laptopnya. Tak lupa kacamata yang menempel di hidungnya. Baru kali ini Mentari melihat Bintang yang serius. Tetapi membuatnya lebih menyukai Bintang seperti saat ini.
"Maaf, Pak! Ini tunangan anda sudah sampai,"
Bintang menghentikan kegiatannya. Dia memandang Mentari yang berdiri di samping sekertarisnya. Dia berdiri dan tersenyum bahagia melihat bidadarinya datang menemuinya.
"Hai my sun! Aku merindukanmu,"
Bintang menghampirinya.Mentari pun ikut maju mendekati Bintang. Dia merasakan rindu juga. Walau dari dalam hatinya dia merasakan perih mengingat masalah dirinya dan Aira. Dia hanya bisa menyembunyikan di balik senyumannya.
Bintang refleks merangkul pinggang Mentari dan mencium keningnya. Walau akhirnya Mentari menepuk dada Bintang karena merasa malu pada sekertarisnya Bintang. Sehingga Bintang pun menyuruh sekertarisnya untuk keluar dan menutup pintu ruangannya.
Kini Mentari duduk di sofa persis di samping Bintang yang menggenggam tangannya. Dia sebenarnya tak tahu harus memulai semua ini dari mana. Rasanya lidahnya kaku untuk berbicara.
"Ternyata kamu kangen sama saya. Kirain cuma aku saja,"
"Tidak juga! Geer!" Mentari menepuk tangan Bintang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Merebut Siapa [TAMAT]
RomanceMentari sang perempuan tomboy harus menghadapi masalah percintaannya. Dia dihadapkan untuk memilih lelaki yang dicintainya ataukah lelaki yang dijodohkan dengannya. Sayangnya cinta segitiga itu terjadi diantara dia dan kedua lelaki. Mentari harus te...