12: latihan hari kedua

143 30 1
                                    

Yerim terduduk sendirian di kursi tepi lapangan. Ia hanya terdiam dengan seribu pikiran di otaknya. Oh iya, sekarang memang sudah malam. Karena memang itu yang dijadwalkan untuk Yerim.

Murid yang ketika kumpulan kemarin pun hanya setengah yang berangkat malam ini. Maka dari itu ia tak heran karena sudah mendengar pengumuman.

Tepukan di bahunya membuat Yerim menoleh, itu Boram. Ternyata murid level tiga juga berangkat malam ini. Bukan hanya malam ini, tapi seterusnya.

Kemarin, memang seperti hari pertama masuk sekolah. Karena katanya sebelumnya itu libur. Seperti sekolah di bumi saja, tahun ajaran baru persamaannya. Ya memang persis seperti tahun ajaran baru pada saat kemarin berangkat. Dan Yerim beruntung karena bukan seperti murid pindahan.

"Kau tak mendapatkan teman di sesi pelatihan dasar?" tanya Boram polos. Fyi, sesi pelatihan dasar hanya berjalan beberapa minggu lalu setelahnya Yerim akan berada di level up 1.

"Oh Boram," gumam Yerim. "Aku...lebih tepatnya belum," jawab Yerim dengan santun.

"Ah betul, maaf bertanya seperti tadi," ucap Boram dengan tersenyum.

"Kakakku mana?" tanya Boram bingung.

"Oh, dia katanya pergi dulu sebentar," jawab Yerim. "Aku heran padanya, katanya hari ini dia akan menungguku. Tapi apa? Sekarangpun tidak ada," cerocos Yerim tiba tiba.

"Apa iya dia bilang begitu?" tanya Boram.

"Eo," jawab Yerim sambil mengangguk.

Boram terlihat bergumam, tapi Yerim tak dengar. Jadinya ia tak memperdulikan itu.

Suara dari pengeras suara terdengar dan mulai menginstruksikan agar murid segera bergabung di masing-masing barisannya. Yerim berada di belakang murid yang paling depan, dimana yang di depannya itu seorang laki laki.

Seorang perempuan tiba-tiba menyela di antara Yerim dan juga laki laki itu. Beruntungnya ia tak mundur ke belakang karena mempertahankan posisinya, alhasil laki laki itulah yang maju ke depan. Mendengarkan desisan kekesalannya. Yerim menahan kekehannya dan lebih memilih mundur. Untung jarak dirinya dengan makhluk di belakangnya sedikit longgar sehingga Yerim tak usah susah payah meminta agar makhluk itu mundur.

Terdengar salam pembuka mulai terucap, lalu seterusnya hanya sapaan biasa. Barisan dibubarkan dan disuruh untuk menuju bagian masing masing. Yerim yang merasa tak ada perlu lagi dengan lapangan mengikuti yang lain pergi ke ruangan sesi dasar.

Seorang perempuan menyenggol lengannya hampir membuat Yerim oleng, untungnya Yerim cepat tanggap. Perempuan itu sedang berlari dan menoleh sekilas pada Yerim dengan mata memutar. Yerim tau, dia perempuan yang menyela barisan tadi.

"Kau tidak apa-apa?" Suara berat masuk ke indra pendengaran Yerim.

Yerim mendongak ke samping. "Eoh? Aku tidak apa-apa," jawab Yerim.

Lelaki itu hanya mengangguk. Cukup lama sampai akhirnya tiba di ruangan, lelaki itu masih berjalan beriringan dengannya.

"Namamu siapa?" Akhirnya dia bertanya setelah kecanggungan tadi.

"Namaku, Lee Yerim."

"Ouh, nama yang bagus."

"Kalah namamu?" Yerim memberanikan diri bertanya balik, setidaknya ia harus mengenal salah satu murid di sini.

"Aku Min Suga."

"Woah, kau juga nama yang bagus," puji Yerim.

"Terima kasih." Lelaki itu tersenyum singkat lalu pergi karena ada komando untuk langsung berkumpul.

Yerim juga mengikuti yang lain menuju depan mimbar. Ia lalu duduk seperti yang lain dan mendengar instruksi. Mendengar semua penjelasan ia tiba tiba melihat setumpuk jubah hitam dan topi kerucut. Bertanya-tanya apakah itu, namun tiba tiba jubah itu semua sudah berada di pangkuan masing masing murid.

👤

a/n: sampe sekarang, masih suka alurnya? Tetap ikutin cerita ini. Jangan lupa vote sebagai dukungan, dan berkomentarlah dengan baik:)

Follow saya devinrvly

Salam, devil

My Chaos || JJK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang