11: untunglah...

155 32 0
                                    

Yerim semakin mengeratkan pegangannya pada selimut itu, dan makhluk yang sama ras dengan Jungkook itu semakin mendekat.

"Stopeu!!" teriak Yerim ketika makhluk itu sudah berada 4 meter darinya. Fyi, kamar ini memiliki luas 7m².

Orang itu memasang wajah kaget. Terlihat hanya dari wajah yang seperti topeng itu tiba tiba merubah air mukanya menjadi terkejut.

"K-kenapa?"

Yerim terkejut, suara orang itu berbeda dengan dikamar Yerim pada malam hari itu. Memang sudah jelas terlihat dari topengnya saja. Tapi Yerim saat itu tak tau bagaimana bentuk ciri khas topeng yang dimiliki musuh itu.

"Siapa kau?" tanya Yerim berhati-hati.

"A-aku penjaga apartemen," jawab lelaki itu dengan kaget.

"Aah, penjaga hotel?" Yerim terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia lalu berdiri dan berjalan menghampiri orang itu. "LALU KENAPA MASUK TANPA MENGETUK?" teriak Yerim jengkel di depan wajah lelaki itu.

Lelaki itu terlihat kaget, terlihat dari bahunya yang berjingkat. "Hanya saja...," gumam lelaki itu.

"Hanya saja apa? APA?" Jika Yerim marah saat ini, memang mempunyai alasan. Bagaimana tidak kaget, orang itu masuk tanpa permisi.

"D-di sini sangat beredar kebiasaan m-meniduri---."

"What?! Ya! Jinjjahae, aku berbeda!" Yerim lagi lagi berteriak emosi. (Apa?! Hey! Yang benar saja,)

"A-aku sudah t-tau hanya d-dengan melih-at reaksi-mu." Lelaki itu jelas sangat terlihat takut pada Yerim.

"Jadi, cepatlah keluar!" perintah Yerim.

Lelaki itu sekilas membungkuk dan cepat cepat pergi untuk keluar. Selepas dia pergi, Yerim melihat seonggok Jeon Jungkook dengan kebingungannya. Menatap Yerim dan lelaki itu bergantian.

"Kau baik-baik saja?" Itu yang ditanyakan Jungkook pertama kali. Terdengar khawatir tapi dengan ekspresi biasa saja.

"Aku baik saja," jawab Yerim.

"Kau tidak disentuhnya kan?" Kali ini Jungkook benar-benar memusatkan perhatiannya pada Yerim sehingga terlihat raut khawatir itu.

"Yang benar saja, aku pasti akan membunuh ya sebelum dia menyentuhku," sergah Yerim sambil tertawa meremehkan.

"Yaa, kau hebat," ucap Jungkook sambil tersenyum lebar.

"Isk, yang benar saja," balas Yerim terkekeh.

"Asal kau tau, dia penjaga yang sering meniduri wanita di apartemen ini. Dari tampangnya saja sangat biasa, tapi siapa sangka para wanita sangat mengidolakannya. Berteriak permainan ranjangnya sangat menyenangkan. Yang benar saja, mendengarnya saja aku jijik," cecar Jungkook.

"Benarkan? Sungguh menjijikan," ucap Yerim menyetujui Jungkook.

"Geundae, kenapa kau pulang lebih awal? Sudah selesai?" tanya Yerim menanyakan keheranannya yang baru tersampaikan. (Tapi)

"Oh itu, sudah selesai." Jungkook tersenyum. "Bagaimana istirahatmu?" tanya Jungkook melanjutkan.

"Biasa saja. Tapi apakah aku boleh tau, siapa lelaki yang mencuri bola kristal?" tanya Yerim. Yang benar saja, dia kembali mengingat bola pembawa sial itu.

"Pencuri bola kristal? Lelaki?" Jungkook terlihat terkejut.

"Yah, sepertinya juga dia menggunakan topeng yang sama seperti ras makhluk di sini," balas Yerim.

"Topeng? Sudah kubilangkan? Aku tidak menggunakan topeng," elak Jungkook yang merasa tak menggunakan topeng seperti yang Yerim ucap.

"Ah, sama sajalah. Wajah itu terlihat seperti topeng." Yerim cuek dengan hal itu.

"Jadi, siapa lelaki itu?"

"Apa musuhnya adalah seorang lelaki?" tanya Jungkook memastikan.

"Ne, wae?" sahut Yerim terlihat bingung. (Ya, kenapa?)

TringTingTingTingTringTingTing

Suara nada dering yang mirip dengan nada dering ponsel Yerim terdengar. Ia antusias ketika mendengarnya sehingga melompat kesana kemari mencarinya. Sedangkan Jungkook dengan santainya mengeluarkan sebuah ponsel pintar yang terlihat lebih canggih sehingga Yerim menganga.

"Jungkook-ssi, apa itu punyaku? Apa kau memgambilnya di rumah? Eh, tapi itu terlihat berbeda."

Sementara, Jungkook tak menjawab. Dia sibuk dengan sang penelpon. Sesudah selesai, ia menaikkan alisnya sambil mengangkat ponsel itu dengan jari-jari tangannya.

"Ini?" tanya Jungkook.

"Ya, kau dapat dari mana?"

"Yang benar saja, Lee Yerim. Aku mendapatkan ini di toko, memangnya kau mengira di negri canggih ini ada tak ada ponsel?" tutur Jungkook.

"Tidak, tapi aku sempat berpikir begitu. Kalau begitu, kenapa kau tak memberitahuku lebih awal?"

"Apa kau membutuhkannya? Ku pikir tidak, mengingat jadwal latihanmu yang padat," kelakar Jungkook.

"Ah, berilah aku satu. Lihat, sekarang saja aku sedang menganggur dengan bosan," pinta Yerim.

"Kau bisa mempelajari latihan."

"Tidak, aku tidak bisa. Jadi, tolong aku berikan ponsel sekarang juga," rengek Yerim sekali lagi.

"Oke, baiklah. Aku akan memberikannya setelah nanti malam kau selesai latihan," ucap Jungkook menyetujui.

Walau sempat tak setuju, tapi itu lebih baik daripada sampai tak dibelikan. Yerim berterima kasih pada Jungkook sebanyak banyaknya membuat lelaki itu GR.

👤

a/n: Astaghfirullah, aku ngantuk banget. Ini aku ngetik malem. Tadi siang belum tidur😭

Tetep vote dan komen. Follow juga akun pribadiku devinrvly

Salam, devi

My Chaos || JJK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang