here after 2 - 21

507 79 17
                                    

Setelah terkena tusukan itu, Mina terpental ke samping Annya yang sedang menangis itu. Rasa perih hebat muncul di perut bawah bagian kiri Mina. Pandangan nya kabur, yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang tidak bisa di jelas kan.

Tangan kiri nya menahan aliran darah yang mengalir deras dari perut nya yang terkena tusukan. Ini adalah kali pertama dalam hidup Mina, terkena luka yang cukup serius dan cukup dalam.

"Shh..... Aww," rintih Mina sambil mengesot, dan mencoba menggapai tangan Annya.

Sedangkan Arin sedang di hadang Mark, lalu Mark membawa Arin ke dalam kamar, dan mengunci Arin di sana.

Dengan cepat, Mark berlari menuju Mina yang tengah berlumuran darah itu, "Na, masih kuat ke rumah sakit?" tanya Mark sambil berjongkok di samping badan Mina, yang berhenti tepat di samping Annya.

Mina tidak kuat menjawab.

Mina hanya menunjuk Annya yang tengah gemetaran sendiri melihat darah di mana - mana. Otomatis Mark langsung menoleh ke arah Annya yang wajahnya pucat karena ketakutan, "sini, Nya. Nggak papa? Tadi kena mama nggak?" tanya Mark sambil mengambil Annya dan memangkunya tentu saja sambil memeluk Annya.

Sedangkan Arin, meronta - ronta di dalam kamar, dengan memukul - mukul pintu sambil mendorong pintu tersebut. Membuat suara yang sangat bising.

"Na, masih sadar?" tanya Mark sambil menggoyangkan bahu Mina. Karena melihat Mina kehilangan banyak darah saja, sudah ngeri rasanya. Pikiran Mark saat ini benar - benar amburadul. Pikiran nya juga kosong, sangking gugupnya Mark nggak tahu harus berbuat apa.

Sedangkan Mina di ambang sadar tak sadar.

Mark mengeluarkan HP nya lalu menelepon ambulance dan polisi dengan cepat. Sedangkan Annya di suruh menjaga Mina sebentar, dan memastikan Mina tetap berkomunikasi dengan Annya.

Mark mengambil salah satu kaos bersih di tempat cucian baju, dan kembali lagi bersama Mina dan Annya. Mark menaruh kaos yang sudah di lipat menjadi persegi panjang itu, dengan ukuran yang sedikit pas dengan ukuran luka tusuk Mina.

Mark menaruh lipatan itu dia tas perut kiri Mina. Mark menekan sedikit agar darah segar itu tidak berhenti keluar.

"Na, masih sadar?" tanya Mark berulang kali. Sambil menunggu bantuan, yang terasa lama sekali datang nya. Sedangkan Annya yang baju nya sudah penuh dengan darah, duduk di samping Mina tanpa ada rasa takut. Meskipun Mark tau, Annya pasti sangat ketakutan.

Beberapa waktu tidak lama kemudian, terdengar suara sirine yang sudah lama Mark tunggu - tunggu. Petugas kepolisian dan kesehatan, langsung memasuki rumah besar itu, karena sudah melihat darah berserakan di lantai depan.

Petugas kepolisian setengahnya menjaga bagian luar rumah, dan setengah nya mengamankan Arin. Sedangkan petugas kesehatan, langsung bergegas mengambil alih keselamatan Mina.

"Ada keluarga yang bisa di hubungi, Presdir?" tanya petugas kepolisian sambil berdiri di samping Mark.

Mark bingung mau menjawab apa, karena saat ini pikiran nya benar - benar kosong. "Saya sendiri," ucap Mark memutuskan.

"Pak, anda mau menemani korban di dalam mobil ambulan?" tanya salah satu petugas yang akan langsung membawa Mina ke rumah sakit.

Mark langsung mengangguk, dan masuk ke dalam mobil ambulance itu. Di dalam sana sangat sepi, rasa khawatir,bersalah, cemas,  menguasai Mark. Melihat Mina terbujur lemas, dengan selang oksigen yang terpasang pada hidung Mina.

Mark tidak memegang tangan Mina.

Karena, semua orang di sini tahu Mark itu siapa. Dan sudah memiliki istri. Suasana dalam ambulan sangat serius, suara alat kesehatan berbunyi semua memenuhi kepala Mark.

[2] here after 2 • mark lee x kang mina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang