Epilog

205 9 1
                                    

"Kamu disana baik-baik aja kan sayang?"ujar ibu.

Sudah lama sekali rasanya kami tidak bertemu. Setelah memutuskan untuk pergi dan mengganti no ponselku,aku benar-benar pergi menjauh.

Aku bahkan tidak memberitahu dimana keberadaan ku kepada ibu dan bapak,namun aku selalu mengusahakan agar bisa menghubungi mereka sesering mungkin.

Ya,seperti saat ini..

Ku elus perutku yang sudah membuncit "Baik kok Bu.."

"Mau sampai kapan kamu terus bersembunyi nak?"tanya ibu,membuatku melamun.

Sampai kapan?

Aku juga tidak tahu!

"Entahlah Bu.."ujarku dengan pandangan menerawang.

Ibu menghela nafasnya panjang"Nak Gara,tadi datang lagi.."

Hampir setiap hari mas Gara datang kerumah Bapak dan ibu, dan selalu menanyakan dimana keberadaan ku.

Ibu yang selalu menceritakannya lewat telepon,ibu juga menceritakan kalau mas Gara sempat dibuat babak-belur oleh mas Herman.

"Penampilannya semakin kacau nak, dia bahkan sampai berlutut memohon agar kami mengatakan dimana keberadaan kamu.."

"Bagaimana kabar ibu dan bapak, baik-baik saja kan?"tanyaku,mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

Ibu kembali menghela nafasnya panjang"Baik.."

Tersenyum tipis"Jaga diri baik-baik ya Bu.."

"Sayang.."

Deg!

Suara itu..

"Kamu dimana?"ujarnya terdengar serak.

Menelan salivaku dengan susah payah,ku pejamkan mataku dengan erat.

Rindu!

Aku sangat merindukannya..

Amat sangat..

"Aku merindukanmu.."lirihnya.

Ku tutup mulutku dengan punggung tanganku, guna meredam suara Isak tangisku.

Menghela nafasku panjang, mencoba menetralisir perasaan sesakku.

"Tunggu aku datang,aku berjanji akan menemukanmu. Dan tidak akan pernah melepaskanmu.."

Ku tutup telponnya begitu saja. Aku tidak ingin, Kalau aku sampai kembali menaruh kepercayaan pada harapan semu yang dijanjikan oleh mas Gara.

Setelah memutuskan hubungan telpon,aku baringkan tubuhku diatas tempat tidur.

Ku pejamkan mataku, walaupun sulit. mengistirahatkan tubuh dan otakku dari semua ingatanku tentangnya.

***

Tok..tok..

Baru saja aku hendak membuka pintu kamarku, terdengar suara pintu rumahku diketuk.

Ku kerutkan keningku, Siapa yang bertamu dimalam hari begini?..

Tok..tok..

Lagi-lagi pintu rumahku diketuk,aku pun akhirnya membatalkan niatku untuk membuka pintu kamar. Dan lebih memilih untuk melangkahkan kakiku menuju pintu,lalu membukanya.

"Sebentar!"teriakku sebelum menyentuh kenop pintu dan membukanya.

Ketika pintu terbuka, seketika itu pula aku terpaku. Rasanya lututku melemas, dadaku bergemuruh, mataku memanas, dan tubuhnku bergetar.

persimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang