09.Mas Gara sakit

117 6 0
                                    

Syukurlah..

Ruhi sudah mendingan,tapi aku masih harus tetap standby buat ngontrol keadaannya.

Takut kalau-kalau demamnya kembali lagi.

Ku lihat jam dinding,waktu menunjukkan pukul 22:30..

Ini sudah malam,tapi mas Gara belum pulang juga..

Ku putuskan untuk keruang tamu,menunggu kepulangannya disana saja.

***

Sedari tadi aku sudah jalan mondar-mandir, sesekali menggigit kuku jari. Menyalurkan rasa gelisahku menunggu kepulangan mas Gara.

Ini sudah semakin larut malam,tapi belum ada tanda-tanda kepulangannya.

Aku jadi cemas, apalagi nomornya tidak bisa dihubungi..

Mas Gara kemana sih?

Kenapa juga nomornya tidak bisa dihubungi..

Setelah setengah jam, akhirnya terdengar suara deru mesin mobil memasuki pelataran rumah.

Aku bergegas membuka pintu, namun betapa terkejutnya aku ketika melihat mas Gara dibopong oleh salah satu satpam kami dan seorang sopir taxi.

"Astaga mas.."ujarku khawatir.

Mas Gara meringis, menahan sakit seraya memegang perutnya. Wajahnya benar-benar pucat.

"Kamu kenapa mas? Kok bisa begini?"panik ku, seraya mengambil alih bopongan dari bapak sopir taxi.

"Apa suami saya sudah membayar argonya pak?"tanyaku kepada bapak sopir taxi.

Menganggukkan kepalanya"Sudah Bu..Saya pamit undur diri, Kalau begitu.."

Ku anggukkan kepalaku"Iya pak, terimakasih karena sudah membantu suami saya.."

Tersenyum sopan"Sama-sama Bu.."ujarnya seraya berlalu pergi meninggalkan kami.

"Ayo pak, bantu saya memapah mas Gara kekamar.."ujarku meminta bantuan.

"Baik Bu.."ujar pak satpam.

Kami pun melangkahkan kaki, meniti anak tangga satu demi satu menuju kamar tidur dengan membopong tubuh mas Gara.

Tidak hanya pucat, tubuh mas Gara juga mengeluarkan keringat dingin.

Ya Tuhan..

Apa lagi ini? Baru saja Ruhi mendingan, sekarang mas Gara kenapa lagi?

***

Memasuki kamar, kami membaringkan mas Gara diatas tempat tidur.

"Terimakasih pak, maaf merepotkan.."ujarku seraya mengantarkan pak satpam keluar.

"Iya Bu.."ujarnya.

"Kalau ada apa-apa atau butuh bantuan,ibu bisa memanggil saya.."lanjutnya, setelah berada diluar rumah.

"Iya pak, terimakasih.."ujarku.

Pak satpam menganggukkan kepalanya sopan"Selamat malam Bu.."

Ku anggukkan kepalaku"Iya pak,malam.."

persimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang