07.Pillow talk

129 5 0
                                    

"kok baru pulang mas?"tanyaku, setelah membukakan pintu untuknya.

Penampilan mas Gara sudah tidak serapih tadi pagi.

Dengan dua kancing teratas yang terbuka, ke-dua lengan baju terlipat sampai sikunya. Serta jas dan dasi yang dilepas dan tersampir di lengan kirinya. Sedangkan tangan kanannya, menjinjing tas kerjanya.

Ini sudah larut malam, tapi mas Gara malah baru pulang.

"Iya, Ruhi udah tidur?"ujarnya seraya berlalu.

Setelah kembali mengunci pintu,aku pun mengikutinya dari belakang "Mas Gara udah makan?"

"Belum.."

"Mau aku siapin apa?"

Aku benar-benar tidak tega melihatnya, dia terlihat sangat lelah.

Menghentikan langkahnya, membuatku juga ikut menghentikan langkahku. Mas Gara berbalik menghadapku dan menatapku dengan tersenyum tipis"Tidak usah. Ini sudah malam, kamu juga pasti lelah seharian ini mengurus Ruhi dan rumah. Lebih baik,kamu tidur saja.."

Iya juga sih..

Aku memang lelah, tapi kan aku juga tidak apa-apa kalau cuma sekedar nyiapin makanan buat mas Gara.

Toh hanya tinggal memanaskannya..

"Tapi kan mas Gara belum makan, lagipula aku cuma manasin doang kok mas.."

Menghela nafasnya panjang"Saya hanya tidak mau kamu kelelahan.."

Mendengus sebal"Apa sih mas? Timbang aku manasin dan nyiapin makanan buat mas,itu mah bukan kerjaan berat.."

"Lagian mas sih, kenapa coba pake nunda makan segala. Gak baik itu mas, nanti kalau sakit gimana coba?"lanjutku, mengomel. Seraya berlalu meninggalkannya kekamar dengan membawa jas,dasi, serta tas kerjanya. Yang berhasil kuambil alih darinya.

Membuka pintu kamar, menyimpan tas kerja mas Gara ketempatnya. Lalu berlalu pergi ke kamar mandi, menaruh jas serta dasi tadi kedalam keranjang pakaian kotor.

Tak ku hiraukan mas Gara yang kini tengah melepas kancing kemejanya, aku beralih ke lemari pakaian dan menyiapkan pakaian untuk mas Gara.

Tepat ku taruh semua keperluannya diatas tempat tidur,mas Gara pun berlalu ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan urusan menyiapkan keperluan mas Gara. Aku pun berlalu pergi ke dapur, memanaskan dan menyiapkan makanan untuk mas Gara.

Ku bawa nampan dengan beberapa makanan yang terhidang diatasnya, membawanya masuk kedalam kamar.

Saat ku buka pintu kamar,mas Gara pun baru keluar dari kamar mandi"Loh.. kenapa dibawa kesini? Kamu kan bisa panggil saya untuk makan di meja makan.."ujar mas Gara seraya berjalan menghampiriku.

"Gak apa-apa mas..mas Gara pasti cape banget.."ujarku seraya menata makanan diatas meja yang biasa digunakan mas Gara untuk begadang bersama pekerjaannya itu.

Mas Gara pun duduk di sofa dan mulai melahap makanannya dengan khidmat. Menghela nafas panjang, aku ikut mendudukkan diri disampingnya.

Hitung-hitung menemaninya makanlah ya..

"Kamu kok belum tidur, padahal ini udah malam.."ujarnya disela-sela suapannya.

"Gimana mau tidur? Mas Gara kan belum pulang.."

"Lain kali kamu tidak perlu menunggu saya pulang.."

"Percuma mas, yang ada aku gelisah, Kepikiran mas Gara terus. Siapa yang akan nyiapin keperluannya mas,kalau saya tidur. Gimana kalau terjadi sesuatu sama mas? Bukannya mendo'akan yang tidak-tidak,tapi kan musibah siapa yang tahu sih mas.. dan sekarang, lihat..mas Gara bahkan belum makan malam, padahalkan ini sudah larut malam banget.."cerocosku tanpa henti.

persimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang