10.Jadi perawat sehari

113 6 0
                                    

Pagi-pagi sekali aku sudah disibukkan membuat bubur untuk mas Gara, dan susu untuk Ruhi.

Semalam,baru satu setengah jam aku terlelap. Ruhi terbangun dan menangis, demamnya sudah benar-benar turun. Tapi mungkin karena belum benar-benar fit, Ruhi jadi merasa tidak nyaman. Makanya ia terus menangis jika tidak dalam gendongan.

Mana mas Gara juga berubah jadi manja lagi,dia tidak mau aku tinggal sama sekali. Jadilah aku terduduk di samping mas Gara dengan menggendong Ruhi, dan mas Gara yang tertidur dengan memeluk perutku.

Setelahnya,aku tidak biasa tidur lagi. Bagaimana aku bisa tidur, bila Ruhi ada didalam gendonganku?

Menjelang pagi,aku menghubungi sekertaris mas Gara. Mengabarinya,bahwa mas Gara tidak bisa masuk kantor karena sedang sakit.

"Mas bangun..mandi air hangat dulu.."ujarku seraya membangunkannya.

"Mas.."

Mas Gara pun membuka matanya dan bangun dari tidurnya"Mandi dulu mas, pakai air hangat aja. Setelah itu sarapan.."

Mas Gara menganggukkan kepalanya,lalu mendekati aku yang sedang membuka gorden.

Mas Gara memegang ke-dua bahuku dan membuatku berbalik menghadap kepadanya, lalu mengecup lama keningku.

"Selamat pagi istriku,dan terimakasih untuk semalam.."ujarnya seraya menatapku dengan tersenyum tipis.

Ku anggukan kepalaku"Iya,sana mandi dulu. Terus sarapan, habis sarapan kita pergi ke klinik buat periksa keadaan mas. Aku juga sudah menghubungi sekertaris mas, mengabarinya. Bahwa mas Gara sakit dan tidak bisa datang ke kantor.."

Menganggukkan kepalanya. Mas Gara pun berlalu, pergi kekamar mandi.

Sepeninggal mas Gara, seperti biasanya. Aku pun menyiapkan pakaian mas Gara, lalu turun mengambilkan bubur dan air putih untuk sarapan mas Gara.

Mas Gara terlihat masih lemas,jadi biar sarapan dikamar saja.

***

Aku kembali dengan membawa sarapan pagi untuk mas Gara.

Ketika aku membuka pintu,mas Gara sudah rapi dan sedang duduk diatas tempat tidur.

"Mas, sarapan dulu. Abis itu, kita klinik.."ujarku seraya menghampirinya.

Mas Gara menatapku"Tapi suapin lagi ya?"pintanya.

Astaga!

Mas Gara benar-benar berubah menjadi manja, ketika sedang sakit ternyata.

Menghela nafasku. Ku anggukan kepalaku, mengiyakan. Lalu duduk didekatnya,dan mulai menyuapinya.

"Sudah.."ujarnya setelah menghabiskan setengah mangkuk bubur.

Sepertinya karena sakit, nafsu makan mas Gara jadi menurun.

Ku angsurkan segelas air putih yang langsung diterima dan diminum oleh mas Gara hingga tandas.

"Ya udah,aku siap-siap dulu.."ujarku seraya bangkit dari dudukku dan membawa bekas sarapan mas Gara kedapur.

Mas Gara menganggukkan kepalanya, lalu aku pun berlalu pergi ke dapur.

***

"Bi Ani.."panggilku saat baru saja memasuki dapur dan melihat bi Ani sedang memotong sayuran.

"Iya, nya?"sahutnya tanpa menghentikan aktivitasnya.

persimpanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang