2.Cafe

32 14 21
                                    

Happy reading🌻

***

Teresa menuruni tangga dengan penampilan yang sudah rapi. Dress pink selutut dan Sling bag putih. Senyum gadis itu merekah saat melihat Atlas yang masih duduk di ruang tengah sambil memainkan game online di ponselnya.

Teresa langsung berjalan menghampiri Atlas. Atlas yang sadar akan kehadiran Teresa pun langsung menoleh. Keningnya sedikit berkerut saat melihat penampilan Teresa. Seperti orang yang akan keluar rumah.

"Hai Al," sapa Teresa sok ramah.

"Mau kemana?" tanya Atlas to the point.

"Gak dijawab dulu sapaan Echa?" sindir Teresa.

"Harus banget emang?"

"Ya harus dong! Kalo nggak ntar Atlas Echa mutilasi, mau?" ujar Teresa sadis, membuat Atlas menatapnya kesal.

"Iya iya Hai Echa," pasrah Atlas dengan menekankan kata Hai. Biar Teresa puas. Sementara Teresa hanya tersenyum geli.

"Anterin Echa yuk," pinta Teresa.

"Ke cafe," tambahnya.

"Mau ngapain sih?!"

"Lagi pengen ngafe...ayolah Al," rengek Teresa sambil menarik narik lengan Atlas.

"Yaiyalah pengen ngafe gak mungkin pengen nikah! Lagian mana ada yang mau sama Lo Cha, orang bawel gini," cibir Atlas. Teresa berdesis kesal. Lalu kembali meminta Atlas untuk menemaninya ke cafe.

Atlas menghela nafas panjang. Gadis ini terus merengek membuat Atlas kesal seketika. Bagaimana tidak,gadis ini tidak akan berhenti sebelum Atlas memenuhi keinginannya.

"Yaudah," serah Atlas dengan segala keterpaksaan.

Atlas mengambil kunci motor dan jaketnya. Lalu mereka berjalan keluar dari rumah itu.

***

Teresa langsung turun dari motor Atlas saat mereka baru saja sampai. Atlas hanya terkekeh pelan melihat adik perempuannya itu. Atlas melepas helm fullface nya lalu menyusul Teresa.

Atlas membuka pintu kaca kafe tersebut dan membuat loncengnya berbunyi. Mereka berdua berjalan menuju meja yang kosong lalu duduk disana. Atlas memanggil salah satu pelayan.

"Mau pesen apa?" tanya Atlas.

"Ummm... Echa mau milkshake Chocolate sama cake red Velvet," ujar Echa sambil melihat buku menu.

Pelayan itu mencatat pesanan Teresa lalu beralih menatap Atlas.

"Saya hot cappucino satu," ucap Atlas.

Pelayan itu mengangguk lalu mencatat pesanan Atlas.

"Itu aja kak?" tanya Pelayan itu, jika Atlas lihat, pelayan ini sepertinya juga masih SMA.

Atlas mengangguk. Pelayan itu membacakan kembali pesanan Atlas dan Teresa. Takut salah katanya. Setelah selesai pelayan itu pergi. Atlas mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi game online. Ingin melanjutkan permainannya yang sempat berhenti karena Teresa.

"Eh kak Bella, Kak Aurora disini juga?" sapa Teresa kepada dua orang gadis didepannya.

"Iya Teresa," Jawab Ara sambil tersenyum sopan.

"Kalian mau gabung gak? Kita makan bareng," tawar Teresa. Yang dibalas gelengan oleh Ara.

"Mau!" jawab Bella semangat.

AtlasAuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang