3.Terlambat

29 14 23
                                    

Lo minta di seriusin? Sorry, Lo bukan tipe gue

***

"Atlas Brawijaya! Bangun cepetan!" teriak Teresa dari balik pintu kamar. Gadis itu masih menggedor-gedor pintu kamar Atlas.

"Al! Cepetan bangun! Atau pintunya Echa jebolin nih," ancam Teresa sambil terus menggedor pintu kamar Atlas.

Atlas mendengus kesal lalu mencoba kembali menutup matanya. Dia kurang tidur. Semalam baru sampai rumah hampir tengah malam. Cowok berdecak kesal mendengar ocehan adiknya yang tidak ada habisnya itu.

"Gue masih tidur Ca! Lo berangkat sendiri aja," teriak Atlas dengan mata tertutup.

"Masih tidur kok bisa ngomong" cibir Teresa pelan.

"Hari ini upacara, emangnya Atlas mau telat?!"

"Mau dong! Gausah ke sekolah sekalian," balas Atlas. Membuat Teresa berdecak kesal.

Gadis itu menuruni anak tangga menuju ruang makan. Disana sudah ada Rana (Ibunya) dan Michelle (kakaknya). Teresa duduk di kursi. Air muka gadis itu tampak masam. Rana dan Michelle sudah tau, itu semua pasti disebabkan oleh Atlas.

Rana mengoleskan roti Teresa dengan selai strawberry lalu memberikannya kepada anaknya itu. Teresa langsung menyambar rotinya lalu memakannya dengan tidak sabaran. Membuat Rana dan Michelle menatapnya heran.

"Pelan pelan makannya ca," ujar Rana mengingatkan.

"Iya bun," balas Teresa singkat. Tapi gadis itu tetap memakan rotinya dengan tidak sabaran.

"Al, udah bangun?" tanya Michelle yang langsung dibalas gelengan kuat oleh Teresa.

"Padahal Echa udah gedor gedor pintunya tapi emang dasar Al nya aja yang susah bangun," omel Teresa kesal.

"Abang Ca," ralat Rana.

"Atlas bukan tukang bakso bun," protes Teresa.

"Tapi Atlas lebih tua dari kamu,"

"Cuma setahun doang, lagian Atlas nya juga gak masalah kok"

"Ya udah panggil Aa"

"Gamau ah, masa Aa sih? Terlalu sopan untuk Atlas yang gaada sopan-sopannya,"

Rana menghela nafas pelan. Teresa sangat keras kepala percuma saja memberi tahunya berkali kali, kalau Teresa tidak mau ya tetap saja tidak akan terjadi.

"Bun, kak, Echa berangkat" ucap Teresa.

"Mau bareng?" tawar Michelle yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Teresa. Gadis itu tersenyum lebar kakaknya ini sangat pengertian tidak seperti Atlas.

Michelle mengambil kunci mobil dan tasnya lalu berpamitan dengan Rana. Teresa juga melakukan hal yang sama lalu berjalan bersama Michelle keluar dari rumah mereka.

***

Michelle memberhentikan mobilnya diparkiran SMA Cakrawala. Gadis itu menyampaikan beberapa nasihat kepada Teresa. Teresa hanya mendengarkan saja tidak berniat berkomentar. Bisa bisa nanti nasihatnya malah makin panjang.

"Paham kan Ca?" tanya Michelle menutup nasihatnya pagi ini.

"Iya Echa paham" jawab Teresa cepat.

"Oke, cepet masuk ntar terlambat" suruh Michelle. Teresa hanya mengangguk lalu keluar dari mobil Michelle. Gadis itu melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Michelle pun membalasnya lalu melajukan mobilnya keluar dari parkiran SMA Cakrawala.

AtlasAuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang