Saat ini keadaan kelas XI IPA 1 sedang ramai. Mereka sedang mempersiapkan diri untuk bernyanyi solo di depan kelas. Pak Budi sudah duduk di depan bersiap memanggil murid yang akan maju duluan. Sama halnya dengan Bella dan Ara, kedua gadis itu terlihat tengah melatih suara emasnya agar mau diajak kompromi nanti.
"Aurora Nasyika, kamu yang maju duluan," ucap Pak Budi.
"Tenang Ra, Lo gausah khawatir nanti gue videoin kok," ujar Bella membuat Ara refleks menoleh dengan wajah bingungnya.
"Videoin?" tanya Ara bingung.
"Iya, gue videoin terus kirim ke Atlas biar dia tau kalo suara Lo itu bagus ya walaupun lebih bagus suara gue tapi setidaknya dia tau Lo itu punya kelebihan selain pinter banget." Jelas Bella dengan wajah santainya.
"Otak kamu masih sehat gak sih Bel?!" Sinis Ara pelan lalu berjalan maju ke depan kelas. Karena Pak Budi sudah memanggil namanya lagi.
"Kamu mau nyanyi apa hari ini?" tanya Pak Budi.
"Sepatu dari Tulus pak," balas Ara antusias.
"Emang si Ara pernah dapet sepatu dari tulus ya?" tanya Nana, si siswi julid yang duduk di belakang Bella.
"Bego kok dipelihara sih na?" cibir seorang siswa laki-laki.
"Dih, Lo kira Lo pinter?" Balas Nana.
"Heh Nana! Diem kenapa sih?! Nyerocos mulu tuh mulut," cecar Bella membuat Nana memutar bola matanya.
"Kenapa mata lo muter-muter gitu?! Juling?!" tanya Bella sarkas.
"Apaan sih Lo bel? Mata Lo kali yang juling kenapa malah ngatain gue?!'
"Muka Lo pengen banget dikatain soalnya,"
"Lo...!"
"Bella! Nana! Sudah sudah, kenapa kalian malah ribut disitu?" Pak Budi menengahi keduanya.
Nana berdecak sebal. Gadis itu memilih diam lagipula tidak ada gunanya beradu mulut dengan Bella, gadis blasteran itu mempunyai mulut setajam santet.
Ara hanya menggeleng heran, Bella dan Nana memang sering bertengkar. Nana yang julid dan Bella yang tidak mau kalah. Kalau keduanya disatukan pasti akan meletup-letup seperti air jika disatukan dengan minyak. Ara pun langsung memulai bernyanyi karena waktu sudah terbuang karena perdebatan Bella dan Nana.
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama... Tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusiaAku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiriKu senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginanKita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa apaTerasa lengkap bila kita berdua
Terasa sepi bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Bahkan saling sentuh pun kita tak berdayaCinta memang banyak bentuknya tapi tak semua bisa bersatu...
Ara tersenyum lega saat berhasil menyelesaikan lagunya. Para murid dan Pak Budi bertepuk tangan. Ara kembali duduk di kursinya. Gadis itu melihat Bella yang masih memegang ponselnya. Apa Bella benar benar merekam saat Ara tengah bernyanyi dan akan mengirimnya kepada Atlas? Kalo iya, Bella sungguh gila.
"Kamu beneran ngerekam?" tanya Ara membuat Bella menoleh lalu mengangguk.
"Baik kan gue?" Ujar Bella bangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
AtlasAurora
Novela JuvenilAtlas Adyano Brawijaya,ketua dari Geswira. Sebuah geng motor terkenal yang berisikan oleh murid murid SMA Cakrawala dan beberapa sekolah di sekitarnya. Aurora Nasyika,lebih sering disapa Ara.Seorang gadis biasa.Hidupnya baik baik saja hingga Atlas m...