SEPULUH

796 65 9
                                    

|Selamat Membaca|
|jangan lupa vote, comment dan follow me|


❤❤❤

Sudah tiga hari ronald selalu menempel dengan kyla, dia bahkan rela kerja dirumah agar bisa bermanjaan dengan kyla.

Terkadang kyla berfikir, umurnya dengan ronald sangatlah jauh namun setiap hal itu ditanyakan respon ronald 'cinta datang karena terbiasa' sampai-sampai kata itu sangat ku hafal mati.

"Ronald minggir dulu ya, aku mau buat bolu" aku berusaha menyingkirkan kepalanya dari paha ku.

"Suruh maid saja kamu disini menemani ku" wajah ronald kini menatapku dari bawah. Dengan segala kekuatan yang aku punya aku menyingkirkan kepala ronald sampai pergi dari pahaku, kejam memang membuat ronald hanya mendengkus melihat sikapku.

Sebelum ronald memprotes aku segera berlari ke dapur, jarak dapur dengan ruang theater room menurutku jauh sekali secara rumah ini besarnya berpuluh-puluh kali dari kos ku yang 3×4M saja.

"Kyla stop" ronald bangkit mengejar kyla yang berlari dengan cepat.

"Hahah, kamu tidak bisa mengejarku, wlekk" aku menjulurkan lidah tanda mengejek ronald sampai wajah ronald menyunggingkan senyum licik membuat larinya bertambah kencang sampai----

Bruk......

"Aduh" aku tertabrak  pilar besar yang memang ada diruangan menuju dapur, jidatku mencium keras pilar itu dan sekarang rasa pusing mendominasi kepalaku, aku terjatuh duduk membelakangi ronald yang tertawa terbahak, dasar menyebalkan.

"Hahahah, kyla kamu itu seperti anak kecil saja" ronald menghampiri kyla kemudian menghampiri tubuh kyla, saat ronald sudah menatap kyla sepenuhnya mata ronald melotot wajahnya panik.

Tidak sampai disitu kini darah segar mengalir dihidung mancung kyla membuat ronald yang melihat itu bertambah kaget dan panik sehingga memanggil semua para maid dan bodyguard.

"Daniel telepon dokter sekarang!" titah ronald wajah khawatir tercetak jelas dimuka ronald

Aku menatap para maid yang terlihat khawatir membawa baskom air dan body guard yang sudah siap sedia.

"Hilangkan pilar ini dari sini aku tidak mau kekasihku kembali terluka!" perintah ronald yang diangguki bawahannya.

Aku yang cukup syok belum bisa merespon apa yang terjadi, namun ucapan ronald sangatlah berlebihan sekali.

"Kyla tunggu ya dokter akan segera datang" ucapnya dengan lembut, peluh membasahi dahi ronald dengan segala kekhawatariannya ronald menggendong kyla untuk kembali kekamarnya.

Ronald menghapus darah yang mengalir di hidung ku dengan handuk dingin.

"Tuan, dokter anda sudah datang" dokter wanita cukup berumur itu masuk sebelum mengucap salam dan segera memeriksa kyla.

Sekitar 10 menit dokter selesai dengan semua pekerjaannya mengoleskan salep dan memberi penanganan pada hidung ku dan selama dokter memeriksa ku ronald mengigit kuku jarinya.

"Ehmm" dokter selesai sampai tahap terakhir dan tersenyum pada kyla.

"Dokter lebih baik lebam didahinya diperban saja itu terlihat parah" dokter Clairin tersenyum tipis melihat orang yang selalu ditakuti di negaranya ini terlihat acak acakkan dan sangat kasmaran.

"Ronald, itu tidak perlu dokter sudah menanganiku" ucap kyla lemah

Ronald menghela nafas kemudian naik ke ranjang kyla mengelus lembut surai rambut itu dengan penuh kasih sayang.

"Bagaimana kalau kita rontgen saja kepala dan hidungmu aku sangat khawatir babe" kyla memutar bola matanya.

"Ronald aku sudah baik baik saja" ucap kyla dengan segala kesabarannya.

"Daniel siapkan mobil, kita kerumah sakit sekarang!" Titah ronald pada daniel membuat aku dan dokter clairin cengo ditempat.

'Oh tuhan kapan ini berakhir'

❤❤❤


|6 September 2020|

|bagaimana dengan episode ini? Sedikit banget? Makannya vote dan comment sebanyak banyaknya|

Kenapa Posesif?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang