Tidak kuat.

2.5K 210 87
                                    

taeilmoonie
Vote sebelum baca! Jangan sider!




No vote no akhlak.





Matanya membulat, tangan nya gemetar bukan main sampai tespek ditangan nya pun terjatuh begitu saja.

Air matanya bergenang lalu berlomba-lomba jatuh menuruni pipinya.

Tok tok tok.

Suara pintu kamar mandi yang diketuk membuat Bian menoleh.

"Bian, kamu didalem?" suara Saga membuat dirinya semakin menangis.

Mendengar suara tangisan Bian, Saga pun membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci lalu melihat Bian yang menangi sejadi-jadinya.

Dengan cepat Saga membawa Bian kedalam dekapannya.

"Hey, kenapa kamu nangis heum?"

"Saga, hiks"

"Maafin aku pulang terlambat, kerjaan aku banyak, sayang. Maafin aku ya" bisik Saga berusaha menenangkan Bian.

Bian mendorong pelan Saga membuat pelukan mereka renggang.

"I-itu" cicit Bian menunjuk tespek dilantai pada Saga.

Saga otomatis melihat apa yang Bian tunjuk. Ia berjongkok dan mengambil tespek itu.

"Ini maksudnya apa? Kamu hamil ya?" seru Saga dengan mata berbinar.

Air mata Bian semakin deras dengan tangisan yang semakin kencang lalu ia menggeleng ribut.

"Enggak, Sagaaa hiks. Aku ngga hamilllllll" Bian menangis semakin kencang. Ya, garis ditespek itu menunjukan 1 garis yang tandanya ia negatif hamil.

Saga yang tadinya terdiam pun berdiri dan memeluk Bian lagi.

"Ssstt, gapapa. Mungkin emang belum dikasih sama Tuhan, gapapa ya"

"Hiks, maafin aku. Ini semua pasti salah aku"

"Engga, kamu ngga salah. Udah ya jangan nangis"

Saga mengelus surai rambut Bian lembut, membuat Bian tenang hingga tertidur. Dengan cekatan, Saga menggendong Bian ke kamar dan menidurkan Bian diranjang.

Menarik selimut hingga batas leher dan mengecup lembut dahi Bian. Ia duduk dipinggir ranjang membelakangi Bian.

Ada rasa kecewa didalam hatinya, padahal ia sudah merasa bahagia tadi, walau hanya beberapa detik saja.

Ia memang sangat menginginkan anak ditengah-tengah mereka. Tapi mungkin memang takdir Tuhan berbeda, mungkin ia memang harus lebih bersabar dan berusaha lagi.

Ia berbalik lagi menghadap Bian, mengelus pucuk kepala Bian lembut, tak ingin membangunkan sang istri.

"Maafin aku, sayang. Ini mungkin teguran buat aku yang udah selingkuh. Maafin aku, hiks. Aku khilaf, maafin aku. Aku janji akan perbaikin hubungan kita seperti sedia kala, aku janji"

•••

2 minggu berlalu. Setelah kejadian itu, entah kenapa Bian semakin sensitif. Ia menjadi pendiam dari biasanya.

Mungkin efek karena mengetahui dirinya belum dipercaya untuk dititipkan anak oleh Tuhan.

Kuliahnya pun terganggu, ia tidak bisa fokus berkuliah beberapa minggu terakhir.

Masalah demi masalah terus bermunculan, membuatnya lelah. Tapi bagus nya setelah kejadian itu, ia dan Saga berbaikan. Saga memperhatikan dan merawatnya dengan sebaik mungkin.

My Childish Wife✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang