다섯 | Lima

1.4K 203 24
                                    

13 Again – Lima

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 28 Agustus

-::-

"Jaehyun-a, ireonawa (bangunlah)..."

Kernyitan terbentuk di kening Jaehyun begitu telinganya mendengar sapaan lembut barusan. Perlahan, kelopak matanya terbuka, menampilkan pemandangan satu ruangan yang penuh dengan banyak barang. Jaehyun mengusap wajahnya dan menyadari bahwa dia mengenakan selimut kusam yang sudah sangat layak dicuci.

Perlahan, ingatan Jaehyun memenuhi pikiran. Tentang kecelakaan lalu lintas yang dia alami. Dia ingat kepalanya berdarah banyak, tapi kenapa kepalanya tidak diperban sama sekali? Sudah berapa lama dia tidur? Apakah dia mengalami koma sampai sembuh total?

"Jaehyun-a, ireonawa..."

Sepasang mata Jaehyun bergerak liar. Itu bukan suara Park Chaeyoung. Itu suara yang sangat dikenal Jaehyun dalam hidupnya. Suara terbaik...

Tunggu!

Jaehyun segera bangkit dari berbaringnya. Tidak ada satu sendi pun di tubuhnya yang terasa sakit. Dia memandang sekitar, mendapati ruangan yang dia kenali dengan sangat baik. Dia mendiami ruangan ini bertahun-tahun.

"Yaaa! Jung Jaehyun! Neomal deudgo isseo, eo (kau mendengarku, kan)?"

Suara tadi terdengar agak meninggi, dan sukses membuat Jaehyun terkesiap ketika si pemilik suara muncul di depan pintu kamar yang sudah tidak ada pintunya.

"UMMA!"

Jung Jaehyun tanpa sadar menjerit. Wajahnya pias, lalu dengan satu gerakan cepat dia melesat menerjang ibunya yang terkejut melihat respons sang putra pada pagi ini. Tapi Jaehyun tidak peduli. Dia sungguh rindu sekali dengan sosok yang kini tengah ia dekap erat-erat.

Ini adalah ibunya! Ibu yang sangat dia sayangi! Perempuan hebat yang bertahan untuknya sampai batas sang ibu tak lagi menyanggupinya.

Jaehyun sangat menyayangi ibunya, lebih dari apa pun.

"Yaaa, Jaehyun-a," panggil Umma dengan lembut, "kenapa tiba-tiba memeluk Umma, hm? Apa kau bermimpi buruk?"

Jaehyun tidak menyahut. Dia hanya menangis sejadi-jadinya dalam pelukan orang yang paling dia kasihi dalam hidupnya.

"Umma," jerit Jaehyun dalam tangisnya. "Ddeonajimaseyo (jangan tinggalkan aku)!"

"Ya, ya, yaaa..." Umma menekuk lututnya agar wajah mereka sejajar. "Ya, Jaehyun-a... Kau mimpi bahwa Umma akan meninggalkanmu, eo?"

Jaehyun mengangguk di sela isak tangisnya yang masih menghebat. Memandangi sang ibu dengan mata basah. Ibunya terlihat lebih muda, tanpa penderitaan seperti yang Jaehyun lihat sebelum kejadian menyedihkan saat Jaehyun berusia dua puluh tahun.

Tertawa kecil, sang ibu mengusak rambut putranya dan berkata, "Geogjeong hajima, geugeon geunyang ddumieotda (jangan khawatir, itu cuma mimpi). Umma neun hangsang yeogi (Ibu selalu di sini)..."

Ketika akhirnya Umma memeluk putranya, Jaehyun membalas dengan dekapan yang sangat erat. Sampai Umma tersedak karena kesulitan bernapas.

"Aigooo, kau membuat Umma kesulitan bernapas, tahu?" ucap Umma, menepuk lembut punggung Jaehyun. "Nah, sekarang sudah waktunya bersiap ke sekolah. Jangan sampai terlambat."

Masih bingung dengan situasi yang ada, dekapan Jaehyun perlahan mengendur.

Sekolah?

Tunggu...

[✓] 13 AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang