열일곱 | Tujuh Belas

1.4K 179 61
                                    

13 Again – 열일곱 | Tujuh Belas

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 9 September

-::-

Si pemuda Jung sangat tidak mengerti apa maksud dari segala hal yang dia alami. Kejadian dia terlempar kembali ke masa di usianya yang tiga belas tahun, lantas mengalami semua kepahitan ditinggalkan ayahnya, sampai berusaha menghindari bunuh diri yang dilakukan ibunya... Tapi tetap tidak bisa menghentikan pedih kenyataan ditinggalkan oleh ibu, satu-satunya orang yang dia cinta dengan amat sangat.

Pikir Jaehyun, dia sudah menjadi anak baik. Dia telah mengubah tabiat buruknya dan berhasil membanggakan ibunya dengan cara lulus sekolah disertai nilai yang baik. Dia bahkan diterima di Universitas bergengsi sebagai mahasiswa yang karena kepintarannya maka dia dibiayai pemerintah untuk terus mengenyam pendidikan.

Lantas, kenapa ibunya tetap saja pergi?!

"Jaehyun-a, ayo makan malam dulu."

Ajakan Park Chaeyoung tidak lantas digubris oleh Jaehyun. Ini adalah malam ke dua ibunya meninggalkannya. Chaeyoung tiba kemarin malam setelah dikabari oleh Taeyong melalui ponsel.

Si gadis Park ikut duduk di sisi kanan Jaehyun, menghadap foto mendiang Bae Jihyun yang diletakkan di atas meja dengan berkalungkan bunga. Sebagai seseorang yang kerap merasakan kebaikan dari Bae Jihyun, Chaeyoung paham betul bagaimana rasa kehilangan yang dialami sahabat baiknya ini.

"Gwaenchanha, Jaehyun-a," ucap Chaeyoung. Kalimat yang selalu dikatakan orang-orang di setiap kehilangan mereka.

Chaeyoung mengusap pelan lengan jas yang dikenakan Jaehyun, merematnya pelan seolah memberikan pijatan agar Jaehyun sedikit lebih rileks. Atau agar Jaehyun tidak terbawa arus duka cita yang terlampau menyakitkan.

"Kita semua kehilangan eommonim," kata Chaeyoung lagi. "Kita tidak mau kehilangan kau juga."

Park Chaeyoung melihat pemuda di sebelahnya yang kelihatan sangat menderita. Ibunya adalah harta paling berharga untuk Jaehyun, Chaeyoung paham itu. Ibunya juga alasan Jaehyun bersemangat dalam mengejar banyak impian di hidupnya, Chaeyoung juga paham itu. Sebab Jaehyun selalu berkata bahwa dia akan berupaya keras hanya untuk membuat ibunya bangga.

Jaehyun mengacak rambutnya. Penampilannya entah sudah seperti apa sebab dia menolak bergerak dari tempatnya. Tidak banyak orang yang datang ke rumah duka, sebagian besar hanya teman-teman ibunya yang bisa dihitung dengan jari. Jaehyun tidak punya saudara. Dia tidak pernah mengenal sepupu atau semacamnya. Di hidupnya, Jaehyun hanya punya Umma, Taeyong, dan Chaeyoung saja.

Selembar foto keluar dari saku jas yang Jaehyun kenakan. Foto kelulusan Jaehyun yang didampingi oleh Bae Jihyun. Foto itu yang terpegang oleh mendiang Bae Jihyun di malam dia tiada. Dan begitu Jaehyun memerhatikannya, dia baru menyadari bahwa di balik lembaran foto itu, ada tulisan tangan sang ibu.

Kelulusan anakku yang kucinta: Jung Jaehyun. Dia lulus dengan nilai yang baik dan diterima di universitas terbaik, padahal ibunya hanyalah aku, seorang yang bodoh yang tidak sekolah. Jaehyun-a, terus semangat mengejar apa yang kausuka, aratji? Seperti yang kaubilang, hiduplah untuk dirimu sendiri. Umma sudah hidup untuk diri Umma sendiri, dan Umma jelas bahagia karena Umma hidup bersamamu. Terima kasih sebab sudah menjadikan Umma sebagai ibu yang beruntung. Umma sayang Jaehyuni. Umma bangga punya Jaehyuni.

Jung Jaehyun sudah memerhatikan tulisan itu berulang kali, dan tidak ada satu pun kesempatan melihat tulisan itu yang tidak diiringi dengan tangisannya.

[✓] 13 AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang