아홉 | Sembilan

972 161 13
                                    

13 Again – 아홉 | Sembilan

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 31 Agustus

-::-

"Kau mau cokelat?"

Jaehyun menoleh, mendapati Park Chaeyoung sudah berada di dekatnya dan mengulurkan satu bungkusan. Setelah malam tadi dengan kejadian menyedihkan yang Jaehyun dan ibunya alami, akhir pekan memang terasa buruk. Pagi ini, sementara Bae Jihyun menenangkan diri dengan berbaring di dalam rumah, Jaehyun membantu ibunya menjemur pakaian mereka di teras samping. Setiap akhir pekan, pekerjaan mengurus rumah Park Chaeyoung dimulai setelah makan siang, sebab ayah Park Chaeyoung berada di rumah dan biasanya Seo Yeori ingin melayaninya dengan kedua tangannya sendiri.

"Cokelat bisa membuat perasaanmu lebih baik."

Park Chaeyoung meneruskan kalimatnya sebab yang sejak tadi Jaehyun lakukan adalah melihat ke arah cokelat di tangan Chaeyoung tanpa gerakan apa-apa.

"Kau melihatnya," kata Jaehyun sejurus kemudian.

Chaeyoung menarik kembali uluran cokelat tersebut.

"Cokelat adalah satu-satunya yang kurasa bisa membantu---"

"Maaf," kata Jaehyun. "Maaf sudah mengganggu malammu, Chaeyoung-sshi."

"Dia akan kembali," kata Park Chaeyoung.

"Maksudmu?"

"Ayahmu," sahut Chaeyoung. "Jangan khawatir. Dia akan kembali."

Jaehyun nyaris ingin tertawa, sebab yang barusan itu lucu sekali. Tapi rasanya hari ini dia sungguh tidak sanggup untuk sekadar tersenyum.

"Anggap saja begitu," Jaehyun merunduk, mengambil lembar pakaian basah lainnya.

"Gwaenchanhayo," suara Chaeyoung terdengar lagi. "Cokelat?"

Jaehyun menghela napas pendek, lalu menerima cokelat yang lagi-lagi diulurkan oleh Chaeyoung. "Gomawoyo."

Senyuman Chaeyoung terukir, dan Jaehyun dibuat tersentak seketika. Itu senyuman yang berhasil menawan hatinya bertahun-tahun kemarin---eh, mendatang... ARGH! Sial! Kenapa dia tidak pernah punya memori tentang sosok Park Chaeyoung yang tinggal di balik satu pagar kayu yang sama dengannya. Hah?

Baju di ember sudah terjemur semua. Jaehyun kemudian duduk di bebatuan semen dekat situ. Membuka cokelat yang diberikan Chaeyoung dan mulai memakannya.

"Bagaimana keadaan Ahjumma?" tanya Chaeyoung, kembali membuka percakapan. "Dia baik-baik saja kan?"

Jaehyun mengangguk. "Hm, dia akan bekerja setelah jam makan siang, seperti biasa."

Gadis kecil itu ikutan duduk, berjarak satu meter dari Jaehyun. "Kau ternyata menyenangkan."

Alis Jaehyun mengernyit. Apa-apaan yang barusan?

"Hm?"

Senyuman Chaeyoung terulas lagi. "Kau," katanya, "menyenangkan, Jaehyun-a."

Bingung tapi berusaha tidak mau tahu, Jaehyun hanya mengangkat bahu.

"Waktu itu, ketika pertama kali kau pindah ke sini," kata Chaeyoung dengan keramahannya, "kau kelihatan aneh. Tidak pernah senyum, apalagi menyapa. Kau selalu berada di dalam rumah dan wajahmu terlihat murung. Umma bilang, aku boleh saja jika mau berteman denganmu. Karena kita seumuran," ucapnya. "Tapi melihat wajahmu yang begitu, kurasa itu bukan ide yang bagus. Ternyata... kau menyenangkan."

Jaehyun masih tidak bersuara. Hanya bola matanya yang bergerak.

"Orang-orang yang menerima cokelat dariku adalah temanku, Jaehyun-a," Chaeyoung tersenyum lagi. "Chingu (berteman)? Eotteyo (bagaimana)?"

[✓] 13 AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang