열셋 | Tiga Belas

945 159 39
                                    

13 Again – 열셋 | Tiga Belas

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 5 September

-::-

"Jaehyun-a, ireonawa..."

Panggilan lembut yang menyapa telinga Jaehyun, membuat Jaehyun mengernyitkan kening. Telinganya mengenali suara tersebut dengan sangat baik. Telinganya bahkan sangat merindukan suara tersebut menyebut namanya.

Park Chaeyoung.

Senyuman terulas di kedua sudut bibir Jaehyun sebab dia kembali mendengar suara tersebut. Jantungnya bahkan berdegup kencang hanya untuk memerintahkan agar kedua kelopak matanya membuka.

Akankah dia kembali ke masa itu dan mendapatkan Park Chaeyoung lagi?

"Yaaa, ireona, palli!"

Kedua mata Jaehyun membuka sempurna, mendapati Park Chaeyoung dengan rambut lurus hitam yang dikuncir ke atas, berada di sampingnya, duduk di dalam ruangan besar yang temaram.

Park Chaeyoung-nya yang cantik, dan masih muda belia.

"Eodiya (kita di mana)?"

Chaeyoung melihat Jaehyun dengan tatapan tak percaya. "Kita ada di bioskop dan kau tidur sepanjang film, Jung Jaehyun," jawabnya. "Lihat, sebentar lagi film-nya selesai."

Jaehyun menegakkan punggung, merasakan lehernya pegal sebab tidur dalam keadaan duduk. Dia beberapa kali menahan kantuk yang masih menyerang dan berusaha menggapai kesadaran lebih jauh.

Rupanya dia masih berada di dimensi aneh ini, dan belum juga kembali.

Pelan, Jaehyun memerhatikan tangan Chaeyoung yang berada di lengan kursi bioskop, lalu melihat Chaeyoung dengan grogi, berharap gadis di sebelahnya itu tidak menyadari bahwa pemuda di sisi kirinya tengah mengamati.

Jadi, mereka sedang menonton film bersama? Ah, iya... Jaehyun baru ingat. Lee Taeyong mengajak mereka berdua untuk menonton film di bioskop malam ini.

"Taeyongi eodisseo?"

"Hm? O, dia ke toilet," sahut Park Chaeyoung, memasukkan pop corn yang masih ada ke mulutnya. "Kau mau ke toilet juga? Ini hampir selesai, Jaehyun-a."

Jaehyun melihat layar besar di hadapannya. Film tentang bencana alam berupa tsunami dan banjir besar yang bertahun-tahun mendatang dibuat lagi ­remake­-nya.

"Tidak," kata Jaehyun, masih gugup. Dia melihat pada kedua kakinya, sebab gugup menerjangnya lagi.

Tentu saja, Jaehyun dan Chaeyoung pernah menghabiskan waktu bersama dengan menonton film di bioskop, seperti banyak pasangan yang saling jatuh cinta lainnya. Biasanya Chaeyoung akan melingkarkan tangannya di lengan Jaehyun, lalu kepalanya bersandar di pundak Jaehyun yang lebar. Chaeyoung bilang dia menyenangi pundak Jung Jaehyun, yang lebih nyaman daripada sandaran sofa mana pun.

Tapi sekarang jelas berbeda. Park Chaeyoung duduk di kursinya dengan menatap lurus layar yang membentang. Kelihatan tidak peduli sama sekali ada pemuda tampan di sebelahnya.

Lee Taeyong kembali sekitar dua menit kemudian. Senyum cerahnya mengembang sebelum duduk lagi di sisi kanan Chaeyoung. Dia berbicara sesuatu pada Chaeyoung, namun Jaehyun tidak dapat mendengarnya. Detik selanjutnya, wadah pop corn yang tadinya dipegang Park Chaeyoung, kini berada di tengah, di antara Chaeyoung dan Taeyong.

Film berakhir sekitar lima belas menit berikutnya. Ketiganya keluar bersama penonton lain.

"Yaaa, sinnanda (ini menyenangkan)!" ucap Park Chaeyoung seiring langkah kaki mereka menyusuri jalan. "Masih jam delapan, kurasa masih banyak waktu untuk sekadar jajan. Mau beli ddeokboki?"

[✓] 13 AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang