Bagian IV

73 9 2
                                    

Kwetiau goreng, stik ikan lada hitam dan nasi goreng seafood adalah menu makanan yang dipilih Wira untuk mengisi piringnya. Mungkin sedikit tumis baby kailan sebagai penambah serat, pikirnya. Sedari kecil Wira sangat pemilih soal makanan. Ia hanya doyan jenis sayuran tertentu, diantaranya kembang kol dan baby kailan.

"Anda pria yang datang bersama Zabrina, 'kan?" 

Wira menoleh enggan ketika seorang tamu undangan menyapanya. Sejujurnya, Wira paling benci saat seseorang menginterupsi acara makannya yang sakral, terutama di resepsi pernikahan pasangan yang tidak ia kenal. 

Namanya Novan, rekan kerja sang mempelai wanita, yang entah bagaimana ceritanya mengenal Zabrina juga. Novan berusia akhir dua puluhan, bertubuh sedikit tambun dengan tinggi rata-rata dan memakai setelan berwarna pink pastel. Novan menyukai barang bermerek dan memamerkannya- jika dilihat dari cara pria itu mengempaskan lengannya demi memerlihatkan jam tangan Alexandre Christie yang ia pakai.

Wira memantau meja dimana Zabrina berada. Ah, ia sungguh ingin menghampiri teman wanitanya itu jika saja Novan tidak menghambatnya dengan pertanyaan seputar pekerjaan dan investasi yang membuatnya tidak bisa berpaling. Novan bekerja sebagai dosen junior UBAYA dan kebetulan Wira sedang membutuhkan bantuan konsultan IT untuk mengembangkan software terbarunya. Sebagai pebisnis ulung, tentu ia tidak ingin menyianyiakan kesempatan membangun "networking" dengan magister teknik tersebut. 

"Omong-omong, apa kau kekasihnya Zabrina?" tanya Novan- yang entah bagaimana pembahasan mulai merambat kemana-mana.

Wira, sambil mengecap makanan dan terus mengawasi wanita yang tengah mereka bicarakan, menjawab tanpa minat, "kelihatannya bagaimana?"

"Ah, maaf... aku tidak bermaksud," Novan menyeka hidungnya yang bulat dengan canggung, berusaha mencairkan suasana dengan tawanya yang nyeleneh. Tanpa mengindahkan perasaan atau ekspresi seperti apa yang dibuat oleh lawan bicaranya, ia melanjutkan, "aku hanya tidak menyangka kalau standarnya sekarang berubah."

"Apa maksudmu?"

"Karena, yah..." Novan mendehem. Menggantung kalimatnya, mendapati pria di depannya mendelik tidak suka. Kendati dikenal sebagai pribadi yang supel dan doyan bercanda, Wira berubah menjadi preman bengis saat sedang marah. Hal itu bisa dilihat dari sorot matanya yang begitu tajam dan mengintimidasi- tatapan yang seolah bisa membunuh seseorang. 

Novan menggaruk bibir, buru-buru mengoreksi sebelum Wira menangkap tubuhnya dan mendorongnya jauh ke sudut ruang pesta layaknya pemain rugby, "kumohon, jangan tersinggung. Maksudku adalah... kau tahulah, karena kau sedikit berbeda dari mantan-mantannya yang sebelum ini." 

Wira meletakkan piringnya yang masih tersisa separuh ke meja pajangan di dekatnya, lantas menyambar segelas air mineral. Nafsu makannya hilang, namun tetap menunjukkan sopan santun dengan tidak meninggalkan Novan selama percakapan mereka yang mulai terasa tidak menyenangkan. 

"Mbak, bagaimana sih? Saya pesan susu kenapa yang datang kopi?!" Itu yang dikatakan Zabrina pada Meta saat Wira datang menjemputnya.

Rumor mengatakan cinta pertama merupakan standar bagi seorang wanita dalam memilih pasangan. Bastian dan Novan, kalau boleh jujur, keduanya berkulit terang dan berwajah oriental- sama sekali berbanding terbalik dengan Wira. Bahkan bisa dibilang, Wira sama sekali bukan tipe pria idaman Zabrina. Dengan tinggi sekitar 180 sentimeter, secara fisik Wira hanya unggul dalam kategori tinggi badan. Jika standar Zabrina adalah yang seperti mereka, lalu kenapa dulu dia mau berpacaran denganku?

Wira tersenyum getir. Mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, perhatiannya jatuh pada sosok wanita bergaun hijau toska yang sedang mengaduk-aduk mangkuk es campur sambil cemberut ke arahnya. Menyeringai jenaka, Wira memainkan alisnya yang tebal seraya menggoda Zabrina. Ia tahu Zabrina sudah memberinya kode untuk menjauhi Novan sejak lima belas menit lalu, tapi tidak dilakukannya. Wira justru memilih opsi lain- membuat Zabrina kesal. Pipi Zabrina yang kemerahan bak tomat ceri membuatnya terhibur. 

Salah OrderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang