BARALUNA || 08

18 4 0
                                    

"Bara itu udah ganteng, jadi jangan Nambahin kadar kegantengannya. Nanti Luna makin banyak saingannya:("
-BaraLuna🙇🏼‍♀️🦋!

☘️🐊🍀

Luna dan Bara sekarang sedang berkemas kemas untuk ke Jakarta, disana juga sekarang sudah ada Sadewa dan Raden. Teman seperjuangan Bara saat di Surabaya.

"Gak usah rono to Bar, nyapo rono-rono?" Ujar Raden dengan nada memelas ("nggk usah kesana lah Bar, kenapa kesana-sana?")

Bara menatap Raden lekat "Gue pasti bakal nyuruh kalian kesana kok! Gue juga nggk bakal lupain lu pada!" Bara sedikit terkekeh.

"Udah-udah, bentar lagi pesawatnya take a way" ucap Luna, lalu mereka menuju ke loby yang sudah di suguhi dua mobil milik Bara dan juga mobil milik Raden, Sadewa.

"Bara kok bawa mobil?"

"Nggk kok Lun, nanti ini mobil mau gue paketin ke Jakarta. Masa mobilnya ditaruh disini,"

"Nggk papa di taruh disini, nanti mobilnya buat gue. Itung-itung buat kenang-kenangan" Ucap Raden dengan cengingisan

"Enak aja lu dugog! Mobil gue mahal!"

"Sombong amat!"

Mereka lalu tertawa mendengar nada bicara Raden. "Udah, lu juga. Mobil udah bagus-bagus minta punya orang lu"

"Yeh, siapa tau kan dikasih. Lumayan buat nambah-nambah koleksi"

"Serah lu dah, cepetan berangkat! Udah ditunggu supir tuh lo bar"

"Iya-iya Wa! Ngusir banget lu" sewot Bara lalu memasuki mobil yang sudah di sewa ibunya.

Selama perjalanan Bara dan Luna diam saja. Bara yang melihat setiap jalanan yang membawanya ke masa lalu dimana ia pertama kali menginjakkan kakinya di ibukota.

Sedangkan Luna sedang menatap intens wajah Bara yang sangat tampan. Rahang kokoh, hidung mancung dan bibir yang kiss-able. Rasanya Luna pengin nyosor lagi bibir Bara.

Tak terasa mereka semua sudah berada di bandara Juanda. Bandara yang ada di Surabaya. Bara dan Luna keluar dari mobil, semua pengunjung mengedarkan pandangan mereka pada Bara. Bagaimana tidak tertarik, Wajah Bara saja seperti bule. Membuat semua orang tertarik memandangnya.

Luna yang melihat itu mendengus, "Bara itu udah ganteng! Jadi jangan namabahin kadar kegantengan, nanti Luna punya banyak saingan" rengek Luna.

"Apaan sih? Gue nggk paham" Bara mulai Lola dengan kata-kata yang dimaksud Luna.

"Ish, maksud Luna itu Bara tadi nggk usah pake baju yang bagus. Trus ngapain pake kaca mata segala! Kan jadi banyak yang lirik Bara" ketus Luna.

Bara dan kedua sohibnya terkikik, "hahaha, Luna-Luna. Lo kok lucu banget sih, jadi pengin gue bawa ke pelaminan deh!" ujar Raden

"Emang Luna mau?"

Por Raden! Belum apa-apa udah di tolak. Bara dan Sadewa langsung tertawa terbahak-bahak dengan jawaban polos Luna. Apalagi wajah Raden yang memerah, membuatnya semakin Lucu.

"Itu mulut apa bon cabe? Kok nyelekit banget sih"

"Jhahahah! Kasihan bet lu! Belum apa-apa udah di tolak!"

"Diem lu kudanil! Brisik aja lo!" Kesal Raden

"Kudanil kok teriak kudanil! Nggk elit bet lu!" Ujar Sadewa.

Luna yang tak paham pun hanya diam saja melihat tiga laki-laki Dihadapannya yang sedang tertawa. Apalagi Bara tertwa lepas membuat kadar ketampanannya bertambah, dan lagi-lagi Luna tak suka! Karna Luna jadi bertambah saingan.

"Untuk pesawat Garuda Indonesia Silahkan memasuki terminal, karna sebentar lagi pesawat akan lepas landas."

Bara dan Luna langsung menatap Raden dan Sadewa dengan tatapan yang sulit di artikan, Raden hampir saja nangis karna harus di tinggal Bara.

"Gue berangkat dulu ya, jaga diri baik-baik! Gue nggk mau liat sahabat gue jadi jelek pas ke Jakarta nanti. Dan buat lo Den, jangan mainin cewe lagi. Kena karma baru tau rasa!"

"Iya Bar! Tenang aja, gue bakal ngurangin maen cewe kok. Gue kan udah nggk play boy kek dulu. Iya nggak Wa?" Raden menyenggol Sadewa yang mendengus mendengar kata-kata Raden.

"Nggk tau! Btw hati-hati yang lo berdua. Sering-sering kasih kabar, gue sama Raden bakal kangen banget sama lu berdua"

"Gue berangkat dulu ya." Ujar Bara lalu menarik koper miliknya dan Luna

"Raden, Sadewa, Luna pulang dulu ya. Luna pasti bakal kangen banget sama kalian berdua. Ehm, Luna boleh peluk nggk?" Bara langsung melotot mendengar ucapan Luna.

"Boleh!" Sambar Raden dan langsung memeluk Luna.

Bara tidak ikhlas! Sungguh tidak ikhlas! Apalagi pacarnya dia peluk orang malem Raden!

"Udah peluk-pelukannya, bentar lagi terbang. Gue balik dulu ya! Bye!" Bara langsung manasik Luna, Luna hanya pasrah dan mengikuti Bara sambil dadah-dadah ke arah Raden dan Sadewa.

🍀🐊🍀

Mereka berdua saat ini sudah berada di selama pesawat. Luna sedari tadi hanya menatap awan, ia bingung kenapa Awan bisa menggumpal? Dan kenapa awan bisa menjadi air? Walaupun teori mengatakan bahwa itu uap tapi Luna masih memikirkan secara logika. Kenapa awan bisa menggumpal, dan juga uap air bisa menjadi seperti kapas?

Jika terus di pikirkan tidak akan pernah selesai-selesai. Luna pun menyenderkan kepalanya pada bahu Bara.

Dan Bara sedari tadi molor, dia masih ngantuk karna tadi pagi Luna membangunkan pukul 4 subuh dan Bara tidur jam 12 malam karna begadang liat bola. Gimana Bara nggk ngantuk kalau gitu?

Luna pun ikut memejamkan mata seperti Bara tapi tiba-tiba ada pramugari yang membawa makanan untuk mereka. Disana ada sup dan juga Spagheti pesanan Luna.

"Silahkan dinikmati ya kak" ujar Pramugari itu dengan Ramah, Luna pun mengamuk dan menikmati makanan itu.

Luna memesan makanan karna ia belum makan dari pagi, Bara pun. Tapi Luna tak tega membangunkan Bara yang sangat lelap tertidur.

Setelah selesai makan Luna membersihkan meja dan membuang tempat makanan itu ke dalam tempat sampah.

Dirasa kenyang Luna pun mencoba menutup matanya dan menusul Bara yang sudah terlelap terlebih dahulu.

"Jangan pernah pergi ninggalin Luna ya Bara. Luna nggk bisa hidup tanpa Bara "

☘️🐊🍀

DONE UPDET PART 07❤️

MENURUT KALIAN GIMANA NIH BARALUNA SEMKIN KESINI?😁COMENT YA🤗 JANGAN LUPA VOTE,FOLLOW DAN TARO INI CERITA DI LIBRARY KALIAN!💞

THNKS FOR READING ALL🥰❤️

BARALUNA•ELANG[on going] [BB SERIES 03]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang