"Bukan benci, hanya butuh waktu untuk memperbaiki hati "
-BaraLuna
。。。
sudah 2 hari setelah kejadian dimana ia mendapatkan teror dari nomor misterius. Ia sudah mencari orang tersebut, namun belum kunjung ketemu. Sepertinya orang yang menerornya bukan orang biasa, ia pasti kenal Luna dan sudah membuat strategi ini dari lama.
Seolah-olah selalu memikirkannya Bara jadi lupa jika hari ini ia akan menjenguk Luna dirumahnya. Perasaan kangen yang selama 2 hari Bara tahan akhirnya bisa terbebaskan, entah kenapa rasanya ia ingin sesegera mungkin bertemu kekasihnya itu.
Dan dalam waktu 5 menit Bara sudah sampai di kediaman besar milik Luna. Ia masuk ke rumah Luna tanpa mengetuk pintu dan dengan kagetnya Bara melihat Luna sedang duduk sangat dekat dengan laki-laki yang Bara tidak kenal.
Sesekali tertawa ceria dan Laki-laki itu mencium pucuk kepala Luna juga memeluk tubuh mungilnya. Bara merasakan sesak yang amat menyiksa, membuatnya mengepalkan tangan dan menjatuhkan sebuket coklat yang sudah ia pesan.
Luna menyadari jika ada orang, dan Luna lebih merasa terkejut karna itu adalah Bara. Tunangan yang akan menjadi suaminya.
"Bara! Tunggu, Luna bisa jelasin" ucap Luna membuat Bara memberhentikan diri di depan pintu.
Luna berdiri dan mendapati Bara sudah sangat marah, dengan mata merah dan tangan yang di kepal kuat. "Bara, maafin Luna. Ini gak yang kaya Bara pikirin." Bujuk Luna dengan nada memelas.
"Hahaha, gue baru tau sifat Lo yang kayak Anjg! Gue kira Lo beda dari yang lain Lun, gue kira Lo Gak sama kaya mereka yang di luar sana, ternyata Lo lebih buruk.."
"..Gue bakal urus pembatalan pernikahan kita dan, gue bakal ngomong sama mama-Bunda." Ujar Bara lalu melangkahkan kakinya menuju motor berwarna hitam milik Bara.
Luna menangis, menangis sejadi-jadinya. Ini semua bukan yang seperti Bara kira, semuanya kacau, kacau karna kesalahannya yang fatal.
"Eh-Kendra, Lo bisa pulang dulu. Gue ada acara." Ucap Luna dan menuju ke kamarnya.
Di atas ia menangis sejadi-jadinya. Apalagi Bara, ia sepertinya sangat kecewa padanya, Ia hanya takut jika omongan Bara akan benar-benar terjadi. Ia tak mau! Tak mau semua itu terjadi.
"Hiks, apa Bara beneran bakal bataliin semuanya?"
"..Lo bodoh Lun! Lo bodoh, hiks!" Teriak Luna menggema di dalam kamar bernuansa Biru.
Disisi lain, Bara mengendarai motornya dengan ugal-ugalan tanpa tau sekitar. Cuaca yang terik dan jalan yang padat membuat emosi Bara bertambah meluap-luap. Ia menyalip sekumpulan kendaraan yang macet dengan lihai, jangan diragukan lagi seorang Pemotor seperti Barabara Juniar Al-Varoz.
Ia membelikan motornya menuju salah satu club di Jakarta yang dulu ia sering datangi sebelum menuju ke Surabaya. Ia memesan Bir dan Vodka, Miras yang menjadi kesukaannya.
Sudah cukup lama Bara berada di Club itu, dan sudah hampir menghabiskan 20 gelas kecil bir dan Vodka. Tapi ia tak kunjung berhenti, sampai bartander yang menjaga Club itu merasa kasihan.
"Sudah cukup Bang, Ini udah terlalu banyak." Ucap Bartender tadi.
"Tambah lagi!" Ucap Bara kelimpungan.
Bartender itu pun memberikan lagi, ia tak mencegah karna itu bukan haknya. Sudah tak kuasa menahan pusing, Bara pun pingsan karna terlalu banyak meminum-minuman haram itu.
Bartander itupun memanggil Satpam dan mencoba menghubungi keluarga Bara. Untung saja handphone Bara tidak terkunci, jadi, dengan gampang bartender itu menghubungi keluarganya. Ia menemukan kontak dengan name, Mine♡.
Ia menelphone yang tak lain adalah Luna. Luna yang sedang menangis pun melihat handphonenya yang berbunyi nyaring. Di layarnya tertulis panggilan dari kekasinya, Bara. Ia langsung mengangkat dengan segera dan meminta maaf.
"Bara, maafin Lun-"
"Maaf mba, kami dari Club ***** . Mba bisa kesini karna kekasih mbaknya pingsan, karna terlalu banyak meminum Vodka dan bir." Ucap bartender di sebrang sana membut Luna menutu mulutnya tak percaya. Ia langsung menjawab bahwa ia akan segera kesana.
Luna bergegas-gegas menggunakan hoodie dan mencoba sesegera mungkin menemui Bara. Sepanjang perjalanan Luna sangat khawatir, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Takut jika ia terlambat terjadi sesuatu pada Bara Dan sekarang Ia sudah berada di depan Club, dan disana terlihat Bara yang pingsan dan di sandarkan di pintu keluar.
Luna berlari menuju ke arah Bara dan memeluk laki-laki itu. "Bara-Bara, Ini Luna. Plisee bangunn." Ucap Luna khawatir.
"Pak, Kok Tunangan saya ditaruh disini? Apa kalian tidak memiliki sopan santun terhadap pelanggan hah?!" Bentak Luna tak Trima karna Bara diletakan di pintu keluar Club.
Satpam itu menatap Luna, "Ini sudah wewenang kami, dan sudah peraturan di sini. Setelah dia pingsan kami sudah tidak memiliki tanggung jawab." Satpam itu berbicara mencoba membuat Luna paham.
"Tapi bukan dengan cara seperti ini, bagaimana jika keluarganya tidak datang? Tidak ada rasa kasihan sedikitpun kalian, harusnya taruh dia di dalam, bukan diluar dengan posisi seperti ini!" Ucap Luna penuh emosi dan membawa Bara pergi dari Club sialan itu.
Luna membopong Bara yang sudah seperti mayat hidup ke dalam mobil, sekarang ia bingung harus membawa Bara Kemana.
"Sekarang mau dibawa kamana Bara?" Pikirnya. Dan setelah merenung, akhirnya ia putuskan membawa Bara menuju apart miliknya dan Bara.
Di perjalanan Bara merancaun tak jelas. Hingga sampai rancauan Bara yang membuat Luna sakit hati, "Kenapa Lo jahat banget sama Gue? Apa salah Gue!" Rancau Bara dengan suara serak tapi mampu menyayat hati Luna.
"Ini semua bukan seperti yang Bara pikirin, Bara salah paham." Luna berucap sendu.
Sekarang mobilnya sudah masuk di area parkir apartemen milik mereka. Luna mencoba meminta bantuan satpam membopong Bara menuju kamar.
Sesampainya dikamar Bara di letakan di kamar milik mereka berdua, "Trimaksih ya Pak, maaf ngerepotin." Ucap Luna, satpam itu hanya mengangguk dan lalu pamit.
Luna melepas Jaket kebanggaan Bara, yaitu Jaket Elang, dan juga sepatu Convers Putih. Ia heran dengan laki-laki di hadapannya, ia tak pernah menggunakan kaos kaki, tapi mengapa sepatunya tidak bau, itu adalah fact about Baranyang Sedang ia cari.
Luna mengusap Rambut Agak coklat Bara dan sesekali menciumnya, "Kalo Bara gak salah paham, pasti Bara gak Bakal kayak gini." Ucap Luna sendu lalu berbaring di sebelah Bara dan memeluk Bara posesif.
"Selamat tidur Bara, jangan lupa mimpi in Luna, maaf buat Bara salah paham."
Setelah mengucapkan kata itu Luna pun ikut tidur dan mencoba mencari posisi nyaman dengan memeluk Bara. Dan tanpa sadar Bara juga membalas pelukan Luna. Mereka akhirnya tidur dengan berpelukan satu sama lain.
。。。
BTW, aku pernah bilang kalo aku bakal updet BaraLuna 1minggu 2-5 chapter. Tapi Karna itu gak nentu jadi Aku bakal updet 2 kali seminggu. setiap hari Sabtu dan minggu. untuk cerita Gabriel dan ATA aku updet 1 kali seminggu yaww💘
KAMU SEDANG MEMBACA
BARALUNA•ELANG[on going] [BB SERIES 03]
RomanceSetiap orang berhak bahagia, termasuk gue yang berhak bahagia sama lo- baraluna🍬 #-# Barbara Juniar al-varoz,laki-laki dengan sejuta masalah di dalam hidupnya. Hingga ia terpaksa harus kembali ke ibukota,apalagi ibunya yang sangat mengekangnya. Bag...