Kangmin berjalan pelan melewati koridor menuju kelas nya.
Tak pernah ada semangat sekalipun yang timbul di dalam diri nya setiap pergi untuk bersekolah.
Hari-hari nya terasa sangat berat untuk di lewati.
Bahkan sesaat setelah membuka mata dari tidur nya saja, ia bisa merasakan rasa sakit apa yang akan di terima nya untuk hari ini.
Mengambil beberapa buku yang berada di loker nya, lalu menutup pelan pintu loker dan berjalan masuk ke dalam kelas.
Beberapa gunjingan anak-anak kelas terhadap Kangmin mulai terdengar di telinga.
Bahkan tak segan-segan beberapa dari mereka ada yang mengatakan nya secara keras.
Meskipun setiap hari Kangmin pasti mendapat kan nya, namun hati nya tetap tak bisa terbiasa akan semua itu.
Setiap kata yang dapat di dengar telinga Kangmin, rasa nya bagai ditusuk beribu-ribu pisau.
"Masih aja dia berani datang ke sini hahah"
"Anak broken home gak cocok kali ada di kelas ini, mending dia dikeluarkan aja deh dari sekolah"
"Jadi orang sok baik banget sama guru padahal asli nya anak club iuwhh"
"Kalo gua jadi dia, gua udah pasti malu banget, tapi liat tuh dia ga ada malu sama sekali dan masih aja berani datang ke sekolah"
Air mata mulai tak terbendung lagi.
Berita buruk itu ternyata tersebar dengan cepat.
Kangmin ingin menyangkal apa yang mereka katakan tentang keburukan diri nya, tapi dia sudah tau bahwa itu hanya akan sia-sia untuk dilakukan.
Semua orang tak akan ada yang mau mendengar nya.
Memang dua hari yang lalu Kangmin pergi ke club, tapi ia hanya mampir sebentar untuk membelikan beberapa bir yang di pesan oleh ayah nya.
Jujur saja, waktu itu ia sangat ingin menolak permintaan ayah nya, tapi jika hal tersebut ia lakukan maka sudah di pastikan pada malam hari tubuh Kangmin akan penuh dengan luka dan ruam biru.
Melihat waktu yang masih cukup banyak sebelum jam pelajaran pertama di mulai, Kangmin memutuskan untuk pergi ke toilet dan menangis sepuas nya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letters || Yoo Kangmin ft.Verivery ✔
Fanfiction🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Kini aku sendiri lagi dan aku tak tahu harus mencari seseorang yang seperti dirimu di mana. Aku tak sanggup menahan kesedihanku ini, begitu cepat engkau pergi kawan. Selamat jalan untuk mu si penyemangat misterius, terima kasih ka...