Bel masuk berbunyi, jam pelajaran pertama akan dimulai.
Wali kelas Kangmin memasuki ruang kelas, dan semua siswa langsung berdiri memberi salam.
"Lee Dongheon" wali kelas.
"Iya Bu?" Dongheon.
"Tolong nanti kumpul kan absen kelas hari ini ke ibu" wali kelas.
"Baik Bu" Dongheon.
"Oh iya, untuk Youngseung tulis keterangan dia tidak bisa hadir hari ini karena sakit" wali kelas.
"Iya Bu" Dongheon.
"Baiklah, sebelum memulai pelajaran, ibu minta Kangmin maju ke sini" wali kelas.
Kangmin sempat terkejut, namun ia langsung berdiri dan berjalan ke depan menuju meja guru.
"Ada apa Bu?" Kangmin
"Apa benar kamu suka pergi ke club?" wali kelas.
Rasa nya seperti disambar petir, tubuh Kangmin menegang, jantung nya berdetak lebih cepat.
"Ti-tidak Bu" Kangmin.
"Jujur aja woy!" Minchan.
"Minchan diam! Kangmin, ibu bertanya baik-baik, apa benar kamu suka pergi ke club? Jawab dengan jujur!" wali kelas.
"Ti-dak Bu, sa-saya tidak suka pe-pergi ke club Bu" Kangmin.
"Terus ini bukti nya apa?" wali kelas nya langsung mengambil handphone dan menunjukan nya kepada Kangmin.
Keringat mulai membahasi tubuh nya, di layar handphone tertera gambar dirinya ketika sedang memasuki sebuah club.
"I-itu sa-saya hanya—" ucapan Kangmin terpotong.
"Stop! Ibu ga butuh penjelasan apa-apa lagi, mulai sekarang kamu ga boleh ikut jam pelajaran ibu" wali kelas.
"Ta-tapi saya—" wali kelas.
"Ibu bilang cukup! Sekarang kamu keluar dari kelas ini, ibu ga peduli kamu mau ngapain di luar kelas, kamu sudah bikin malu ibu sebagai wali kelas mu, ibu kecewa sama kamu" wali kelas.
"Baik Bu" Kangmin menunduk kemudian segera berjalan keluar kelas.
"Rasain tuh!"
"Mampus hahah"
"Akhir nya dia kena juga"
"Kenapa ga dari kemaren-kemaren aja sih hahah"
Teman-teman sekelas nya saling berbisik, walaupun mereka berbicara secara pelan agar tidak terdengar guru, tapi telinga Kangmin menangkap dengan jelas apa yang mereka bicarakan.
Apalagi tempat tujuan Kangmin sekarang selain toilet dan menangis disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letters || Yoo Kangmin ft.Verivery ✔
Fanfiction🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Kini aku sendiri lagi dan aku tak tahu harus mencari seseorang yang seperti dirimu di mana. Aku tak sanggup menahan kesedihanku ini, begitu cepat engkau pergi kawan. Selamat jalan untuk mu si penyemangat misterius, terima kasih ka...