Keringat dingin mengalir tanpa henti, sepanjang perjalanan Kangmin terlihat tidak tenang.
Ia berusaha mencari cara agar malam ini luka di tubuh nya tidak bertambah.
Tubuh nya terbalut dengan jaket serta masker yang menutupi area muka nya, jadi luka yang ia dapatkan di sekolah tadi tidak terlalu nampak.
Untung saja Kangmin selalu membawa kedua barang tersebut di tas nya, jika tidak mungkin sepanjang perjalanan pulang orang-orang yang lewat akan mengira Kangmin habis tawuran.
Sesampai di depan rumah ia mengetuk pintu rumah nya dan membuka secara perlahan.
Tangan nya bergetar hebat, keringat semakin membanjiri tubuh nya.
Masuk ke dalam dan melihat tidak ada seorang pun di ruang tamu, Kangmin berjalan menuju dapur dan hasil nya sama, tidak ada seroang pun disitu.
Akhir nya Kangmin memilih menuju ke kamar nya dan mengunci pintu dengan rapat.
Dia sadar jika sekarang ayah nya sedang tak berada di rumah, padahal sepanjang perjalanan pulang ia berpikir bahwa ayah nya akan sentiasa menunggu nya di rumah dengan kayu yang ada di genggaman tangan nya.
Kangmin menaruh tas sekolah nya ke atas meja, kemudian terduduk lesu di kursi.
Perasaan nya sedikit tenang ketika mengetahui sang ayah sedang tak berada di rumah, namun seperkian detik perasaan takut itu kembali timbul.
Bahkan lebih parah dari sebelum nya, ia sangat takut akan mendapat kan hukuman yang berat karena tak mengikuti kemauan ayah nya untuk tidak bersekolah pada hari ini.
Nilai ulangan harian sangat penting untuk membantu nilai Kangmin di ujian akhir semester dan ia tak bisa melewatkan ulangan itu begitu saja.
Ah iya, Kangmin ingat bahwa di dalam tas nya ada sebuah amplop.
Kangmin segera merogoh tas nya dan mengambil amplop itu, kemudian di buka dan membaca isi surat nya.
Semangat!
Tunjukin kalau kamu bisa tanpa mereka. Tunjukin kalau kamu bahagia tanpa mereka. Aku yakin kamu bisa!
Mungkin kamu masih butuh mereka, tapi jadi lah orang yang tidak selalu mengandalkan orang lain. Kamu diciptakan dengan hati yang kuat oleh Tuhan, kamu adalah anak-anak terpilih dikasih hati dan mental sekuat baja.
Suatu saat setiap anak pasti akan kehilangan orang tua mereka entah itu karena meninggal atau hal yang lain. Nanti ada saat nya kamu bertemu dengan orang yang tepat dan menjadi teman hidup mu.
Saat itu kamu akan tenang, kamu akan merasakan apa itu arti bahagia yang sebenarnya, kamu akan tau bahwa dunia juga punya sisi indah nya.
Terus lah bertahan dan berjuang, tunggu sampai saat itu tiba, aku tau kamu bisa, semangat!
-penyemangatmu-
Kangmin sangat berterima kasih kepada penulis surat ini, dia sekarang bisa mengubah pikiran nya bahwa masih ada beberapa orang yang peduli dengan nya walaupun bukan secara bertatap atau bertemu langsung.
Ia bersyukur masih ada yang mau memberikan nya semangat dan membuka jalan pikiran nya terhadap hidup nya sendiri.
Tanpa sadar, ia menunduk kan kepala nya dengan tangan sebagai tumpuan, kemudian menutup mata dan jatuh terlelap ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letters || Yoo Kangmin ft.Verivery ✔
Fanfiction🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Kini aku sendiri lagi dan aku tak tahu harus mencari seseorang yang seperti dirimu di mana. Aku tak sanggup menahan kesedihanku ini, begitu cepat engkau pergi kawan. Selamat jalan untuk mu si penyemangat misterius, terima kasih ka...