Sang ayah datang dengan menggebrak pintu, ia berjalan masuk dengan langkah gontai dan menjatuh kan diri nya di atas sofa.
"Kangmin!!"
Mendengar ayah nya berteriak, ia segera menutup buku belajar nya dan keluar kamar.
"Iya yah?"
"Nih belikan 3 botol kayak biasa, cepetan! Gak pake lama!"
"Ta-tapi yah—"
"GAK ADA TAPI TAPI! Kamu mau malam ini kamu habis di tangan ayah hm?"
Kangmin menggeleng kuat.
"Bagus, sekarang kamu beli kan ayah seperti biasa dan ini ongkos buat kamu"
Kangmin menerima semua uang tersebut dan segera mengambil jaket tak lupa mengambil masker jugs di dalam kamar nya, lalu segera berlari keluar rumah.
Inilah bagian senang nya, setiap ayah nya menyuruh Kangmin untuk membelikan nya bir, sang ayah pasti memberikan uang lembar sebesar lima puluh ribu kepada Kangmin.
Uang tersebut bisa ia gunakan untuk keperluan sekolah dan makan sehari-hari nya, tapi tetap saja perjuangan untuk mempertahan kan uang itu agar tetap berada di genggaman nya tidak lah mudah.
Kali ini ia mencoba untuk pergi ke club itu dengan menyembunyikan diri nya yang sebenarnya, ia takut apabila ada teman nya lagi yang melihat.
"Ini yah" Kangmin menaruh plastik besar berisi kan pesanan ayah nya di atas meja.
"Bagus, oh ya besok kamu ga usah sekolah kamu ikut ayah"
"Besok Kangmin ada ulangan harian yah"
"Ayah ga peduli! Pokok nya besok kamu harus ikut ayah, kamu sudah gede dan kamu harus bisa kerja mulai sekarang"
"E-eum ka-kalo habis pu-pulang sekolah yah, ga bi-bisa?"
"GAK! Kan dari awal ayah sudah bilang! Kalo kamu itu ga usah sekolah! Harus nya kamu itu kerja supaya kita bisa bertahan hidup! NGERTI!"
"I-iya yah nge-ngerti"
"Sudah, kamu pergi sekarang jangan ganggu ayah, besok pagi kamu bangun ikut ayah"
Kangmin mengangguk dan segera berlalu dari hadapan ayah nya.
Ia masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintu nya.
Perlahan air mata nya jatuh, posisi nya yang di awal berdiri sambil bersandar di belakang pintu pun akhirnya merosot ke bawah.
Menangis terisak sembari menunduk kan kepala di atas lutut kaki dan memeluk erat kedua kaki nya.
Kangmin hanya ingin bersekolah...apa kah itu sebuah kesalahan besar?
Kangmin rindu ibu nya, dia ingin bertemu dengan beliau, dia ingin memeluk nya, dia ingin berkeluh kesah kepada nya.
Hai seorang penyemangat misterius. Aku ingin berterima kasih kepada mu karena telah menuliskan surat-surat yang berharga untuk ku.
Tapi jujur saja, aku sangat ingin tahu siapa kau sebenar nya, aku ingin melihat diri mu yang sebenarnya dan aku ingin bertemu secara langsung kepadamu.
Ah tapi ku rasa itu tak mungkin, kau menulis surat karena kau tak ingin menemui ku bukan, tak apa aku mengerti, kau tak ingin semua orang ikut membenci mu hanya karena bertemu dengan ku.
Itu bukan lah masalah besar bagiku, intinya aku berterima kasih banyak kepada mu.
Tapi, kenapa kau sangat baik kepada ku disaat semua orang membenci ku?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letters || Yoo Kangmin ft.Verivery ✔
Fanfiction🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Kini aku sendiri lagi dan aku tak tahu harus mencari seseorang yang seperti dirimu di mana. Aku tak sanggup menahan kesedihanku ini, begitu cepat engkau pergi kawan. Selamat jalan untuk mu si penyemangat misterius, terima kasih ka...