Alarm berbunyi menandakan pagi hari telah tiba, Kangmin bangun dengan senyuman khas nya yang bisa di bilang mirip seperti anak kecil tersebut.
Memang kemarin di sekolah dia mendapatkan perlakuan yang sama dari teman-teman nya seperti biasa, tapi kemarin Kangmin juga mendapat kan sebuah surat penyemangat dan juga yang lebih bahagia nya lagi, sang ayah tidak ada pulang sama sekali ke rumah.
Sepertinya betul apa yang dikatakan penulis surat tersebut, hari ini mungkin akan menjadi lebih tenang.
Ia segera beranjak dari tempat tidur nya dan menyiapkan semua keperluan sekolah nya.
Baju seragam yang rapi merupakan ciri khas utama si Kangmin, dia anak yang benar-benar taat pada peraturan sekolah.
Sekalipun dia tidak pernah merasa tenang di sekolah, dia tetap akan mengikuti jam pelajaran sekolah sampai akhir.
Percayalah disaat perasaan mu mengguncang terlebih ketika mendengar kan kata-kata buruk yang di lontarkan teman mu ditambah materi pelajaran sekolah yang semakin hari semakin sulit, aku yakin tak semua orang bisa bertahan di kondisi seperti itu.
Tapi itu lah Kangmin, dia ingin sukses suatu saat, dia ingin bisa membuktikan pada dunia bahwa seorang anak korban broken home bisa menjadi seorang yang berhasil di masa depan.
Sepanjang perjalanan ia mencoba untuk terus tersenyum walaupun sebenarnya itu hanyalah lah sebuah fake smile, tak lupa untuk mampir sebentar di minimarket membeli cemilan kecil sebagai sarapan nya.
Ia hanya berusaha untuk terus mengingat poin penting dari surat itu, pokok nya hari ini dia harus bisa bertahan, demi sekolah Kangmin berusaha meyakinkan diri nya agar bisa melewati hari ini dengan mudah walaupun sebenarnya tak akan semudah yang di bayangkan nya.
Lagi dan lagi hari ini terasa berat bagi Kangmin, perkataan tersebut tetap keluar dari mulut teman-teman nya bahkan lebih parah dari kemarin.
"Woy anak club ga jaman ada di kelas ini!"
"Kasian banget sih dia, karena broken home jadi tingkah laku nya ga pernah diajarin dengan baik"
"Gua heran dah sama lu, masih aja mau nampakin muka setelah aib buruk lo kesebar hah!"
"Weh gausah sok baik depan guru kalo di belakang itu sebenarnya anak nakal!"
"Lu ga ada niatan minggat dari sekolah ini apa?"
"Lu kenapa ga putus sekolah aja si, biar bisa ngeclub tiap hari sana haha"
Kurang lebih seperti itu perkataan yang Kangmin dengar kan hari ini.
Dan kalian mau tau siapa dalang yang mulai duluan untuk mengajak semua orang membully Kangmin?
Siapa lagi kalau bukan Minchan.
Dia benar-benar benci akan kehadiran Kangmin disini.
Seharian ini tak ada satu pun materi dari pelajaran yang dapat masuk ke otak nya, padahal biasa nya sekalipun hati nya sedang tidak tenang setidak nya pasti ada materi yang bisa nyangkut di otak nya.
Usai jam pelajaran terakhir, Kangmin langsung bergegas pergi dari kelas menuju loker nya untuk menaruh dan mengambil beberapa buku seperti biasa.
Dan apa-apaan ini, kenapa ada surat lagi di dalam loker nya?
Tanpa berpikir panjang lagi Kangmin segera menyelipkan kertas tersebut bersama buku lalu di masukan ke dalam tas nya.
Apa yang salah dengan kehadiran nya, bahkan disaat dia hanya membuka loker nya saja, beberapa orang yang lewat menatap nya sinis dan membicarakan keburukan nya.
Pasti berat ya? Menyimpan semua dalam diam.
Pasti sepi ya? Tak ada teman berbagi rasa.Tidak apa, kelak semuanya akan menjadi lebih baik. Anggap saja ini jalan mendaki yang harus kamu lalui. Nanti, saat kamu sudah sampai di puncak, kamu akan mengerti.
Lelahnya kaki mu telah membawa mu ke tempat nyaman. Keringat mu yang bercucuran telah memberi mu kelegaan.
Nanti kamu akan bersyukur, telah dilatih begitu kejam oleh dunia, menjadi sosok yang luar biasa tegar.
Nanti, kamu akan temukan bahagia mu. Mungkin bukan dengan seseorang, mungkin bukan dalam bentuk materi.
Tapi yang pasti, hati mu akan temukan damai. Dan itu lebih dari cukup.
Terus berjuang Yoo Kangmin. Jalan masih panjang. Nikmati saja proses nya.
-penyemangatmu-
Kangmin tersenyum membaca surat itu, tapi sejujur nya ia ingin tahu siapa penulis surat ini, kenapa dia sangat baik sekali kepada diri nya disaat semua orang sedang membenci diri nya.
Tapi kali ini dia berpikir dua kali setelah membaca surat itu dan membandingkan nya dengan kejadian hari ini di sekolah.
Apakah dia harus percaya sepenuh nya pada kata-kata yang ditulis di surat itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Letters || Yoo Kangmin ft.Verivery ✔
Fanfiction🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Kini aku sendiri lagi dan aku tak tahu harus mencari seseorang yang seperti dirimu di mana. Aku tak sanggup menahan kesedihanku ini, begitu cepat engkau pergi kawan. Selamat jalan untuk mu si penyemangat misterius, terima kasih ka...