[B2] Chapter 19 ● Eumenídes

1K 153 21
                                    

Don't forget to leave a comment.

.

.

.

Guys, please ingetin aku ya kalau ada typo. Soalnya aku kalau nulis biasanya malam hari, jadi sering typo:') Ya gimana, otakku baru mau jalan kalau malem sih hehehe

.

.

.

Yejin meringkuk di atas kasur. Yang ia lakukan setelah kepergian Baekhyun bersama Mia hanya menangis dan menyalahkan Suho. Gadis itu berasumsi bahwa Suho lah yang telah menghancukan harapan serta cintanya bersama Baekhyun. Kalau saja sejak awal Suho tidak menerima Mia, pasti keadaannya berbeda.

Ditambah lagi, mereka telah merencanakan pernikahan yang pelaksanaannya tinggal menghitung hari. Undangan telah disebar, katering sudah dipesan, dan gaun sudah di depan mata. Lalu, sekarang bagaimana? Yejin tidak mungkin membatalkan pernikahannya. Apa yang akan dikatakan orang-orang jika mendengar berita tersebut? Sungguh, Yejin belum siap menjadi bahan gunjingan bagi kerabat juga teman-temannya.

Ia malu.

Ia malu untuk mengaku bahwa tunangannya telah pergi dan tidak mencintainya sama sekali.

Ia malu untuk mengaku bahwa kisah cinta mereka adalah hasil dari suatu rekayasa.

Harga dirinya terlalu tinggi. Merupakan suatu penurunan imej apabila orang-orang mendengar bahwa sosok sesempurna Yejin telah dicampakkan oleh tunangannya.

"Suho sialan!" Yejin meremas sprei kasar. Matanya merah, senada dengan hatinya yang penuh amarah.

"Laki-laki tidak berguna! Kenapa aku harus menjadi adiknya? Semua rencanaku gagal! Hidupku benar-benar terkutuk!"

Seolah tak bisa berhenti, Yejin terus menangis. Ia tidak hanya menyalahkan Suho, namun juga Tuhan. Yejin merasa bahwa hidupnya hanya dipenuhi cobaan belaka. Tuhan pasti sangat membencinya hingga membuat hidupnya tersiksa.

Benar-benar tidak adil! Yejin murka karena Tuhan membiarkan pasangan lain untuk bersatu dan hidup bahagia, sedangkan Yejin tidak diberikan karunia seperti itu.

"Noona?"

Mau tak mau, Yejin mengangkat badan dan berusaha menopang tubuhnya untuk duduk bersandar di headboard kasur. Mingyu melangkah masuk, mendekati wanita yang terlihat kacau, bagaikan hidup segan, mati tak mau.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Yejin ketus. Suasana hatinya benar-benar tidak mendukung saat ini.

Tidak bisakah mereka membiarkan Yejin memiliki waktu untuk dirinya sendiri?

"Kau terus mengurung diri selama beberapa hari. Setidaknya, minumlah ini." Mingyu menyodorkan segelas susu pada Yejin. Ia tidak sedang berusaha mengambil hati wanita itu, Mingyu hanya tidak suka melihat Yejin melukai dirinya sendiri. Lagipula, orang yang ingin dibunuhnya adalah Suho, bukan Yejin.

Yejin tertawa ketus. Matanya melirik Mingyu tajam, melemparkan tatapan tak suka. "Kau pikir segelas susu akan mengembalikan segalanya?" Yejin berdiri perlahan, tubuhnya bergetar, namun emosinya tidak. "Kau pikir Baekhyun akan kembali jika aku meminumnya? Kau pikir pernikahanku tidak akan gagal jika meminumnya? Jawab aku!"

Mingyu menggeleng. Ia mundur selangkah, namun Yejin mengikuti. "Noona..."

"Kau... jika kau tidak membiarkan mereka kabur, pasti pernikahanku tidak akan gagal! Jika kau menggunakan otak dan tenagamu dengan benar, pasti hidupku tidak akan hancur!" Yejin merebut gelas dari tangan Mingyu, kemudian membantingnya ke lantai. "Kau sama saja dengan Suho! Kalian hanya orang bodoh! Pecundang! Aku akan membunuh kalian berdua!"

OBLIVIATE - BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang