15 ● Safe And Sound

4.5K 1K 61
                                    


Kami sampai di bandara dalam waktu singkat. Segera aku mencari nama Siwon di ponsel dan memberikan sinyal berupa tiga kali miscall sebagai tanda bila aku sudah ada di tempat.

Tidak lama kemudian aku mendapat balasan dari Siwon, ia mengirimkan sebuah pesan pendek padaku.


'From : Uncle Ben

Angsa kita sudah berenang di danau.'


Aku tersenyum simpul mendapat balasan darinya. Ya, kami sengaja menggunakan kode seperti ini. Aku sudah menghapus semua pesan dari Siwon sebelumnya dan mengganti nama pria itu seolah ia adalah pamanku.

Angsa sudah berenang di danau, itu berarti orang yang disuruh olehnya telah berada di toilet menggunakan pakaian serba putih. Baiklah, aku harus segera pergi sebelum pesawat kami datang.

Aku berpura-pura sedang sakit. Kusiku lengan Katrina pelan dan meringis. "Aku harus pergi ke toilet sekarang, perutku sakit," gumamku cepat.

Katrina mengangguk. "Cepatlah, aku akan menunggumu di sini."

Segera aku mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti, baru selangkah aku berjalan, Jisoo tiba-tiba meraih pundakku dan menahanku selama beberapa detik.

"Aku ikut denganmu, aku juga ingin ke toilet."

Ugh, sialan.

Kenapa gadis ini harus mengganggu rencanaku, sih? Menyebalkan sekali.

Terpaksa aku harus membuat gerakan semulus mungkin, jangan sampai Jisoo mencurigainya. Akhirnya kami berjalan bersama ke toilet, tidak ada percakapan yang terjadi karena aku berpura-pura tengah kesakitan.

Sesampainya di toilet, mataku langsung terfokus pada seorang gadis yang mengenakan dress bewarna putih selutut, sebuah topi bewarna senada dan kacamata hitam melengkapi riasannya.

Aku tidak bisa langsung menghampiri gadis itu. Ia berdiri di depan wastafel dan Jisoo berada di sampingnya, ia sedang mempertebal lipstick dan bedaknya. Agar tak mencurigakan, aku segera masuk ke salah satu ruangan di toilet selama beberapa menit. Kuharap agen suruhan Siwon mampu mengulur waktu sampai aku keluar.

Pelan-pelan kubuka pintu, Jisoo masih terlihat sibuk dengan peralatan make up-nya, sementara gadis berpakaian putih itu sudah berpindah tempat, ia berada di dekat pintu keluar toilet. Otomatis hal ini semakin memudahkanku untuk mendapatkan alatnya.

Aku segera keluar dan menyiku lengan Jisoo, mengatakan kalau aku akan menunggunya di luar. Setelah mendapat persetujuan dari Jisoo, aku berjalan pelan mendekati gadis berpakaian putih. Ku keluarkan korek gas dan menyalakannya tiga kali saat gadis itu memandang ke arahku.

Ia tersenyum sekilas, paham pada kode yang kuberikan dan memberikan sebuah amplop saat aku berjalan melewatinya. Kami berusaha agar tidak ketahuan, aku bersikap seolah tak sengaja menabrak salah satu sisi badannya hingga amplop tersebut berada di tanganku.



Aku memandang kosong keluar jendela. Kami tidak berada di pesawat umum, melainkan jet pribadi milik Suho. Sesekali kuarahkan pandangan pada Baekhyun yang sedang membaca majalah, sementara Yejin bersandar manja di sebelahnya. Gadis itu seolah tak memberikan kesempatan bagi siapapun untuk mendekati Baekhyun.

Jet super mewah milik Suho ini tidak begitu jauh berbeda dengan jet mewah lainnya. Ruangan yang super indah, sofa empuk nan mahal, bar, ruang tidur, keamanan tinggi, aku bahkan mulai bingung memikirkan seberapa banyak uang pria itu.

OBLIVIATE - BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang